Belajar · Kompos · Sustainability

Challenge 2 Kelas Online “Mengompos Itu Mudah”

Tadinya saya ikut-ikutan foto sisa konsumsi, tetapi setelah mendapat penjelasan dari Mbak Rahma sebagai Admin kelas ini, jadilah saya urungkan untuk menampilkan di sini karena yang maksud foto sisa konsumsi adalah sisa konsumsi yang masuk ke TPA. Tidak setiap hari kami membuang sisa konsumsi ke tempat sampah yang kemudian diangkut oleh Pak Tukang Sampah. Dan tidak juga seminggu sekali.

Memulai perjalanan menuju minim sampah pernah saya tulis di sini

Kami memulai dari mengurangi sampah plastik dengan membawa tas belanja, botol minum dan wadah makan ke manapun kami pergi.

Saya belajar memilah sisa organik dan anorganik. Sisa organik bisa dibuat eco enzyme atau masuk ke komposter. Sisa anorganik bisa dibuat ecobrick dan disetor ke bank sampah atau relawan yang memang mau menampung sisa anorganik untuk kemudian disalurkan dan diolah untuk menjadi bahan yang berguna.

Kemudian saya belajar membuat sabun dan pasta gigi, membuat eco enzyme, membuat ecobrick dan mengompos.

Saya mengikuti kelas untuk bisa membuat sabun, sehingga saya bisa langsung praktek. Yang penting bisa membuat sabun dasar dulu. Dan selanjutnya bisa eksplorasi resep. Kami sudah pernah membeli sabun, sampo, sabun cuci piring dan deterjen. Pasta gigi juga dibuat di rumah.

Sabun

Saya juga membuat eco enzyme dengan bekal membaca referensi yang ada di dunia maya.

Eco enzyme

Saya berusaha membuat eco enzyme juga berdasarkan referensi yang ada di dunia maya. Tetapi setelah belajar ecobrick bersama Kang Aang, trainer ecobrick bersertifikasi, ternyata ada yang salah dari ecobrick yang selama ini saya buat.

Ecobrick

Sebenarnya belajar membuat kompos paralel dengan belajar hal di atas. Tetapi saya merasa kurang ilmu dan belum dapat referensi yang benar-benar tuntas, menurut versi saya. Dan saya nekat saja untuk mencoba aneka komposter dengan segala konsekuensinya. Untunglah saya bukan orang yang mudah jijik.

Macam-macam Komposter

Beruntung saya berkesempatan mengikuti Kelas Online “Mengompos Itu Mudah” batch 2 bersama DK Wardhani dan dengan fasilitator mbak Elis, materinya lengkap dan jelas. Banyak plus plusnya. Alhamdulillah jadi lebih paham tentang lika-liku pengomposan.

Jadii… yuk #mulaisajadulu memilah sampah, lalu mengawali pengurangan membuang sampah ke TPA dengan mengompos. Dijamin makin penasaran… hehehe

#Challenge2 #MIM2 #ngomoposbarengdkwardhani #ngomposyuk #mengompositumudah #belajarngompos

Belajar · Kompos · Sustainability

Challenge 1 Kelas Online “Mengompos Itu Mudah”

Setelah membaca materi dan menyimak tanya jawab di Kelas Online “Mengompos Itu Mudah” bersama Bu DK Wardhani, sekarang saatnya untuk setoran challenge 1.

Kolase starter kompos

Saya mengikuti step by step membuat starter kompos dari materi. Dan berikut urutannya.

  1. Siapkan wadah, beri lubang di bagian bawah dan samping.

Saya memilih pot tanaman sebagai wadah dan diberi lubang dengan bor.

Langkah 1

  1. Taburkan organik coklat sebagai dasar

Saya menaburkan daun kering sebagai dasar karena daun kering banyak tersedia di rumah.

Langkah 2

  1. Beri tanah dan pupuk kandang

Saya menggunakan pupuk kambing yang dibeli di toko pertanian.

Langkah 3

  1. Tambahkan buah-buahan matang

Kebetulan hari itu kami makan buah naga, jambu dan jeruk, maka kulit buah tersebut yang saya masukkan.

Langkah 4

  1. Taburi tanah dan pupuk kandang/kompos jadi

Saya menggunakan pupuk kambing yang dibeli di toko pertanian.

Langkah 5

  1. Siram dengan air cucian beras/air tempe yang sudah menginap 2 malam

Saya menggunakan air cucian beras yang sudah menginap 2 malam.

Langkah 6

  1. Taburi organik coklat

Andalan saya adalah daun kering yang berserakan di kebun belakang rumah.

Langkah 7

  1. Tutup dengan terpal/plastik/kardus

Saya menggunakan tutup ember karena tersedia di rumah dan kebetulan pas dengan pot yang saya gunakan sebagai wadah komposter.

Langkah 8

  1. Tunggu 2 -3 hari untuk siap digunakan

Setelah 3 hari saya cek dan terlihat ada embun yang berarti terbentuk uap air dan juga berarti starter komposter aktif dan siap digunakan.

Langkah 9

Alhamdulillah… Saya bisa membuat starter kompos dipandu dengan materi yang jelas.

#Challenge1 #MIM #ngomposbarengdkwardhani #ngomposyuk #mengompositumudah #belajarngompos

IP · keluarga · Sustainability

Mini Project : Revitalisasi Kebun

Setelah beberapa kali bongkar pasang memanfaatkan kebun dan belum menampakkan hasil, maka kami mecoba revitalisasi kebun lagi. Dan kebetulan ada tugas dari Kelas Orientasi Komunitas Ibu Profesional, maka saya memilih Revitalisasi Kebun sebagai mini project yang akan diangkat di sini.

Revitalisasi Kebun_1

Bisa menumbuhkan bahan pangan di rumah adalah salah satu cita-cita kami. Kenyataannya, kondisi kebun kami sekarang berantakan.

Kali ini kami akan mencoba metode rise bed gardening atau square foot gardening atau bertanam di dalam box. Inspirasinya didapat dari belanja ide di Pinterest dan Instagram. Dan dalam pelaksanaannya tentu akan ada modifikasi. Kami akan menggunakan konblok untuk membuat box tanaman.

Revitalisasi Kebun_2

 

Berikut adalah Rancangan Project Revitalisasi Kebun kami

Judul Project : Revitalisasi Kebun

Deskripsi Project : Merapikan kebun dan membuat box tanaman untuk kemudian menanam dengan metode rise bed gardening atau square foot gardening atau bertanam di dalam box.

Susunan Tim : Tim FABRA yang terdiri dari Ayahe Tole sebagai perancang dan pelaksana utama; Saya sebagai perancang, expeditor, dan pembantu umum; Tole sebagai pembantu umum sekaligus tim penggembira dan penyemangat.

Sasaran : Menjadikan kebun sebagai tempat untuk menumbuhkan bahan pangan.

Waktu : Akan dibagi menjadi 4 tahapan. Yang pertama adalah merapikan kebun selama 4 minggu yang akan dilakukan setiap akhir pekan. Yang kedua adalah membeli konblok (sementara masih melihat situasi dan kondisi terkait wabah corona ini). Yang ketiga adalah pengerjaan membuat box tanaman selama 4 minggu yang akan dilakukan setiap akhir pekan. Yang keempat adalah mulai memanfaatkan box tanaman untuk menanam.

Tempat : Kebun belakang rumah.

Estimasi Dana : Konblok (10 m2 x 80rb = 800rb), Media Tanam (20 karung x 15rb = 300rb), Bibit (100rb). Perkiraan total dana yang dibutuhkan adalah 1,2 juta rupiah.

Parameter keberhasilan : Box tanaman berhasil diselesaikan dan siap digunakan sebagai tempat untuk menanam.

Bismillah…

Semangattttt!!!