Kamis, 28 Desember 2023
Hari ini kami (saya dan Tole) ke Qasr Al Hosn, jalan kaki dari kost ke halte bis kemudian naik bis 34.
Qasr Al Hosn adalah bangunan tertua di Abu Dhabi yang dahulunya merupakan rumah bagi keluarga Sheikh Zayed Bin Sultan Al Nahyan, Founder of the UAE.
Bangunan ini dijadikan museum dan bisa dikunjungi pada tahun 2018. Makanya ini pertama kalinya kami ke sini.
Kami belum memiliki tiket, maka kami masuk ke ruang pembelian tiket. Harga tiket 30 AED, anak-anak free. Tetapi Tole dikira 10 tahun, padahal saya bilang juga kalau dia 13 tahun.
Kami mulai masuk ke bangunan yang disebut exhibition. Di dalam ada display barang peninggalan sejarah dan sejarah UAE itu sendiri, dari masa-sama penambangan mutiara dan memancing ikan.
Bangunan yang kami kunjungi tidak terlalu luas. Walaupun untuk sebuah rumah, sangat luas. Terdapat banyak ruangan dan di tengah ada area terbuka.
Cerita lengkap tentang Qasr Al Hosn ada di https://qasralhosn.ae/ atau di https://visitabudhabi.ae/en/what-to-see/iconic-landmarks/qasr-al-hosn
Setelah naik ke Menara yang bisa dinaiki dan keliling, kami masuk ke gedung sebelahnya untuk mengikuti upacara pembuatan kopi.
Kami terlambat tetapi tak mengapa setidaknya kami bisa mendapat insight baru dan mencicipi kopi. Dijelaskan kalau kopinya hanya memakai maksimal 2 rempah supaya rasanya lebih terasa. Kopi yang diseduh saat itu memakai cardamom (kapulaga) dan nutmeg (pala).
Rasa kopinya sedikit mirip jamu.
Oiya, sebelum minum kopi kami diberik kurma. Jadi sebelum minum kopi, kami mengunyah kurma.
Selesai dari situ, kami mencari tempat salat dan diarahkan ke depan gedung yang kemudian saya baru tahu kalau bangunan tersebut bernama Cultural Foundation Abu Dhabi, lokasi: https://maps.app.goo.gl/EZp8xZcRHv3snAU86
Saya berusaha mencari jalan short cut, tetapi selalu diarahkan oleh sekuriti sehingga saya sampai di depan bangunan Cultural Foundation Abu Dhabi dan akhirnya masuk juga.
Saya langsung diarahkan kalau mau ke Children Library bisa langsung daftar for free tetapi harus mendaftar. Kemudian saya bertanya di mana lokasi prayer room.
Setelah selesai mendaftar, kami langsung ke tempat salat. Lalu kami eksplorasi ruang perpustakaan.
Tempatnya menarik walaupun tidak begitu banyak koleksi bukunya. Cocok buat kami yang mau rehat sejenak duduk-duduk sebelum jalan kaki lagi sampai halte bis untuk kembali pulang.
Setelah dirasa cukup, kami keluar perpustakaan dan menuju halter terdekat yang tidak bisa dibilang dekat.
Hidup jalan kaki!