coretan · Indonesia · Jalan · Jawa · keluarga · KLIP

Sabtu Jalan ke Curug Putri Kencana, Sentul

Tadinya Sabtu kemarin kami hendak ke Bandung untuk mengunjungi Om saya (kami memanggilnya Opa) yang sudah sekian lama tidak pernah ketemu. Tadinya kami memberanikan diri untuk mengunjungi karena bebebapa orang tua kami (Om, Tante, Bude, Pakde) sudah ingin dikunjungi. Tapi tangan tanya kalau orang tua kami sendiri, mereka maunya kami sering-sering berkunjung.

Namun setelah Omnya Tole telepon ke Opa, Opa tidak keberatan dikunjungi tetapi Oma keberatan. Baiklah, tidak mengapa. Dalam situasi seperti ini memang wajar masih ada yang tidak mau menerima tamu. Namun buat kami, anak-anak muda ini, seringkali diharapkan kedatangannya untuk berkunjung ke yang lebih tua. Terkadang kami pun merasa serba salah.

Karena tidak jadi ke Bandung maka jalan-jalan diarahkan ke Sentul. Yak, Sentul lagi Sentul lagi. Tetapi kami tak bosan-bosan karena memang tempat wisata alam terdekat dari Jakarta dan pemandangan alamnya masih bagus walaupun kian lama kian ramai saja Sentul.

***

Sabtu, 22 Mei 2021

Sebelum jam 6 pagi, kami (Tole, ayahnya, dan saya) berangkat berangkat dari rumah untuk menjemput Omnya Tole sekeluarga yang memang rumahnya lebih dekat ke tol Kukusan, Depok. Alhamdulillah, jalan masih lancar walaupun ramai. Begitu kami keluar tol di Sentul Selatan, mobil-mobil terlihat berkerumun ke arah Puncak.

Jalan dari keluar gerbang tol Sentul Selatan sampai ke Putri Curug Kencana pun masih lancar. Kami sampai di tempat parkir Curug Putri Kencana sekita jam 7.30. Kami melihat beberapa rombongan orang-orang trekking dan konvoi motor.

Kami diminta uang parkir sebesar 20rb per mobil.

Setelah dari gerbang pertama untuk membayar parkir mobil, nanti akan ada gerbang kedua untuk membayar tiket masuk curug. Motor bisa masuk sampai di sini bahkan motor bisa masuk lebih dalam lagi.

Harga tiket masuk Curug Putri Kencana adalah 25rb per orang dewasa dan 10rb per orang anak-anak.

Dari tempat parkir, kami berjalan kaki sejauh sekitar 1.1 km dengan jalan yang cukup menanjak untuk sampai di Curug Putri Kencana. Dan melewati beberapa rumah penduduk di awal berjalan kaki.

Menurut ibu warung Curug Putri Kencana adalah curug yang di bawah jembatan beton.

Sebelum sampai di tempat yang disebut dengan Curug Putri Kencana, ada beberapa tempat bermain air yang sangat cocok buat anak-anak.

Oiya, tempat yang disebut Curug Putri Kencana ini tidak cocok buat bermain air untuk anak-anak karena alirannya cukup deras dan kolam di bawah air terjun cukup dalam (sekitar 5 meter menurut keterangan ibu warung).

Kami tiba masih pagi sehingga kami bisa memilih mau main air di bagian mana. Kami memilih bermain tak jauh dari Curug Putri Kencana. Kami memilih tempat itu karena tempat bermain air cukup luas sehingga bisa buat berenang dan ada aliran air walau tidak terlalu deras. Tidak terlalu tenang namun juga tidak terlalu deras. Cukup buat anak-anak yang suka tantangan.

Jam 9 pagi, kami selesai bermain air. Kemudian kami rehat, bilas-bilas dan menikmati mie instan, pisang goreng, teh hangat. Sementara orang-orang banyak yang baru datang dan semakin siang semakin ramai.

Begitulah keuntungan datang pagi, tempat bermain serasa milik pribadi.

Sebenarnya dengan berjalan kaki lagi ke atas sekitar 1-2 km ada Curug Kencana, Love, dan Cikuda. Namun karena kami bersama bocah-bocah petualang, petualangan kali ini dicukupkan sampai di Curug Putri Kencana saja dulu. Toh anak-anak sudah cukup puas dan bahagia.

Lain kali kami akan ke curug-curug yang lain yang ada di Sentul, Bogor, dan Indonesia. Insya Allah.

Indonesia memang indah. Tak perlu mengeluarkan uang banyak, sudah bisa menikmati keindahan alam Indonesia.

Berikut ada sekilas rekaman perjalanan kami.

coretan · Indonesia · Jalan · Jawa · keluarga · KLIP

Jalan-jalan ke Curug Cibingbin, Sentul

Selasa, 18 Mei 2021.

***

Sekitar jam delapan pagi.

“Bude, hari ini pergi gak?”, tanya Omnya Tole melalui telepon.

“Enggak, tapi Tole ada jadwal Robotic jam 9. Emang mau kemana?” kata saya.

“Jalan aja ke curug. Ya udah ntar jalan abis Tole Robotic.

“Biasanya jam 10 lewat,” kata saya.

“Oke, ntar dijemput,” jawabnya.

“Sippp,” jawab saya.

Saya ini dan Tole sepaket, kalau diajak jalan-jalan selalu semangat. Bisa jalan-jalan kemana saja, yang penting jalan.

***

Jam 10 lewat, Omnya Tole sekeluarga pun tiba di rumah dan kami siap berangkat. Masuk ke tol dari Kukusan dan keluar di Sentul Selatan. Kalau biasanya kami belok kanan saat mendekati Jungle Land, tetapi kali ini kami belok kanan sesaat setelah Taman Budaya.

Ternyata Omnya Tole mengajak kami ke Curug Cibingbin. Referensinya tentu dari youtube.

Begitu belok kanan (Jl. Raya Bojong Koneng), Om meminta saya untuk membuka googlemap agar dapat petunjuk sampai di curug tersebut. Selama masih di Jl. Raya Bojong Koneng, walaupun jalan tidak lebar tetapi masih aman sentosa. Tetapi setelah ke jalan masuk, aduhai jalannya. Pas satu mobil saja dan jalannya juga masih berbatu. Kebayang kalau hujan, kemungkinan akan slip besar.

Alhamdulillah, selama di sana cuaca cerah.

Setelah tiba di tempat parkir mobil, kami harus berjalan kaki sejauh sekitar 2.2 km. Karena kanan kiri masih asri alami dan juga karena track lebih banyak datar (tanjalan/turunan tentu ada) maka berjalan kaki sejauh itu tidak terasa begitu melelahkan. Bahkan untuk saya yang saat itu sedang berpuasa.

Harga tiket masuk 20rb per orang dan anak 3 dihitung sebagai orang dewasa.

Dan sampailah kita di Curug Cibingbin. Airnya memang coklat tetapi tidak mengurangi kegembiraan kami bermain air. Toilet yang berasa dekat curug tersebut juga bersih.

Dari rumah saya sudah niat bermain air di curug maka tak ragu lagi saya langsung ikut nyemplung ke curug.

Masih di kawasan Curug Cibingbin, apabila kita mau berjalan ke atas akan sampai di ujung yaitu Curug Ngumpet dengan rute yang cukup menantang.

Omnya Tole penasaran dengan Curug Ngumpet dan mau ke atas tetapi tidak mau sendiri. Pilihannya antara saya atau Tantenya Tole karena salah satu harus jaga anak-anak. Dan akhirnya saya lah yang menemani Omnya Tole sampai atas.

Untuk mencapai tiga curug setelah Curug Cibingbing tidak begitu menantang walaupun harus menyebrangi sungai. Tetapiii… untuk sampai ke Curug Ngumpet, rute lebih menantang karena tidak ada jalur yang jelas. Kami harus manjat dan berjalan di atas batu, menyebrangi sungai, melewati tangga vertikal yang cukup sempit, bahkan kami harus memanjat batu dengan bantuan tali yang telah disediakan.

Bahagia rasanya bisa mencapai Curug Ngumpet, perjuangan yang mendapat bayaran keindahan alam walaupun saya sadar sepenuhnya bahwa jalan kembali turun lebih menantang daripada saat naik.

Setelah puas di Curug Ngumpet, kami kembali turun. Anak-anak dan Tante sudah menunggu kami di bawah. Dengan hati-hati kami melewati jalan turun yang bahkan kami berusaha keras mengingat tadi lewat mana ya. Jalan turun lebih cepat karena tidak diselingi foto-foto.

Sampai di bawah pun kami disambut gembira oleh anak-anak sambil bertanya, “kok lama banget?”

Hehehe… Omnya Tole alias adik saya itu memang hobi berfoto-foto makanya saat naik lebih lama.

Beres urusan bilas-bilas dan salat, kami kembali berjalan kaki sekitar 2.2 km untuk kembali ke mobil. Dan kami pun kembali ke Jakarta.

Berikut adalah sekilas rekaman perjalanan kami. Kalau ada yang bertanya, “kok sepi?”, itu karena kami ke sana saat orang lain bekerja.

coretan · KLIP

Idulfitri 1 Syawal 1442 H

Alhamdulillah pada idulfitri kali ini 1 Syawal 1442 H yang jatuh pada hari Kamis, 13 Mei 2021, kami bisa salat id kembali setelah tahun lalu kami tidak salat id. Kami salat di lapangan Al Bayyinah yang dekat dengan kampus ISTN, seperti tahun-tahun yang telah lalu. Tahun lalu pun salat id di lapangan tersebut ditiadakan.

Sebelum masuk ke lapangan, kami harus berbaris mengantri untuk cek temperatur tubuh. Dan setelah di dalam lapanganpun, kami diminta untuk menjaga jarak dan tetap mengenakan masker bahkan saat salat pun. Salat pun berlangsung tertib. Alhamdulillah…

Kemudian saatnya khutbah.

Berikut adalah sekelumit isi khutbah yang bisa saya tangkap.

Umat Islam itu harus bertakwa. Umat Islam harus mempunyai perencanaan dan target untuk dunia dan akhirat. Apa yang hendak dicapai di dunia dan apa yang hendak dicapai di akhirat. Kalau hanya mengejar dunia saja, tentu tidak dapat akhirat. Apabila mengejar akhirat, insya Allah dunia dapat.

Jangan bilang kalau urusan agama adalah urusan pribadi atau urusannya dengan Tuhannya. Mengapa? Karena kalau lahir, menikah, dan meninggal tidak bisa mengurus sendiri. Harus melibatkan orang lain untuk mengurusnya. Saya menangkap yang dimaksud di sini adalah apabila kita ingin diurus secara Islam kita harus bersama-sama bersatu sebagai umat Islam yang saling peduli.

Jangan benturkan Islam dengan paham heterogen, Pancasila, hak asasi, dan toleransi. Mari kembali ke aturan Allah, insya Allah akan selamat dunia akhirat. Dalam Islam tuntunan hidup sudah sangat jelas dan terperinci. Kalau memang benar-benar mengikuti aturan Allah, insya Allah hidup aman dan tentram.

Yah memang akhir-akhirnya ini isu-isu tersebut digoreng supaya semakin renyah dan ujung-ujungnya menimbulkan perseteruan antar kubu dan memperuncing perbedaan. Sesama Muslim pun bisa berbeda pandangan. Kalau menurut saya pribadi selagi itu masalah khilafiyah (masalah yang hukumnya tidak disepakati para ulama,) tidak perlu diperdebatkan. Silahkan ambil jalan masing-masing dan tidak perlu saling mencela.

Kemudian khutbah membahas tentang salah seorang tokoh Muhammadiyah yang difitnah. Maklum saja, lapangan tersebut memang milik Muhammadiyah.

Khutbah berlangsung selama sekitar 28 menit. Setelah khutbah usai, kami mengantri dengan tertib untuk keluar lapangan. Dan lama lagi, kami mengantri keluar dari parkir karena motor kami terparkir di bagian dalam sehingga kami harus menunggu motor lain keluar.

Dan kami adalah keluarga yang sampai kembali ke rumah paling belakang di antara penghuni kompleks yang lain. Para tetangga sudah berkumpul dan berfoto di salah satu sudut kompleks dan begitu melihat kami datang, kami berfoto lagi. Ini adalah momen langka, hampir semua warga berkumpul. Andai tidak ada pelarangan mudik, kemungkinan masing-masing warga akan mudik. Dan cukup begitu saja halal bi halal ala kompleks. Kemudian kembali ke rumah masing-masing.

Sisa hari dihabiskan bersama keluarga masing-masing. Karena saya dan ayahnya Tole adalah anak pertama sehingga adik-adik datang ke rumah, berkumpul bersama. Ramai di rumah dengan suara anak-anak bermain.

Alhamdulillah, idulfitri kali ini lebih meriah dibandingkan dengan tahun lalu. Semoga kita semua diberi kesehatan dan pandemik segera berlalu sehingga bisa lebih leluasa beraktivitas.

Belajar · coretan · KLIP · main

Belajar Parkour

Setelah berselancar di dunia maya, akhirnya saya menemukan sebuah tempat yang kemungkinan besar Tole suka untuk menyalurkan energinya. Jadilah saya menghubungi tempat tersebut dan menanyakan tentang kelas parkour. Kemudian membuat janji untuk trial pada hari Kamis tanggal 1 April 2021.

Dian Gym nama tempatnya yang berlokasi di daerah Bintaro yang masih masuk wilayah Jakarta Selatan. Bintaro itu kalau dari rumah (Jagakarsa) antara jauh dan tidak jauh, 19 km jaraknya dari rumah. Sama-sama masuk wilayah Jakarta Selatan tetapi kalau ke sana lebih enak lewat tol. Kalau pulang lebih sering lewat jalur non tol.

Setelah trial dan cocok, saya mendaftarkan Tole dan memulai kelas pekan depannya Tole. Berarti sudah lebih dari sebulan Tole mengikuti kelas parkour ini.

Mengantar, menunggu, dan mendokumentasikan Tole parkour membuat saya ingin tahu sebenarnya apa sih parkour itu? Selama ini yang saya tahu, parkour ya lompat-lompat dari satu benda ke benda lain. Itu juga gegara sering lihat Tole yang atraksi di rumah atau kalau sedang berkegiatan outdoor.

***

Parkour atau parkur berasal dari bahasa Perancis yang terkadang disingkat PK atau disebut juga sebagai seni gerak adalah aktivitas yang bertujuan untuk melewati rintangan dengan efisien dan secepat-cepatnya, menggunakan prinsip kemampuan badan manusia.

Parkur dideskripsikan dan dikenalkan ke seluruh dunia oleh seorang pria berkebangsaan Prancis yang dikenal dengan nama David Belle. Dia terinspirasi oleh ayahnya, Raymond Belle seorang tentara Prancis yang akhirnya bergabung dengan sapeurs-pompiers (pemadam kebakaran milite). Raymond memperkenalkan David tentang sebuah latihan halang rintang dan metode natural yang kemudian dikenal dengan nama Parkur. Parkur dapat berguna sebagai self-defense dalam keadaan tidak terduga. Saat martial art bisa disebut sebagai sebuah bentuk latihan untuk fight (bertarung), parkur merupakan suatu bentuk latihan untuk flight (kabur).

Parkur di Indonesia berkembang pertamakali pada tahun 2007 di bawah naungan Parkour Indonesia (www.parkourindonesia.web.id). Parkour Indonesia memiliki tujuan untuk berperan sebagai sumber informasi mengenai Parkur dan pengembangan Parkur bagi masyarakat Indonesia.

Parkour ini tidak bisa disebut sepenuhnya sebagai olahraga. Sebab Parkour ini tidak mengenal kompetisi, kejuaraan, medali-medali, ataupun juga tingkatan-tingkatan. Pada Parkour ini, sebenarnya hanya dikenal istilah Jamming yang merupakan kegiatan berkumpul bersama sambil berbagi berbagai jenis teknik dan juga metode latihan sesama praktisi.

Parkour lebih mengedepankan tentang bagaimana caranya bergerak dari satu titik ke titik lainnya, sedangkan keindahan hanyalah bonus. Jadi lebih tepatnya Parkour ini bisa disebut dengan aktivitas disiplin. Jika anda memiliki tingkat disiplin yang tinggi, maka Anda akan cepat menguasainya

GERAKAN DASAR

LAKUKAN DENGAN PENGAWASAN AHLI

LARI/RUNNING

Lari merupakan gerakan paling dasar dalam olahraga Parkour. Karena dalam olahraga ini hampir semua gerakan didasarkan pada gerak lari secara terus menerus sehingga membutuhkan stamina yang kuat.

KESEIMBANGAN/BALANCING

Fungsi teknik Balance adalah untuk melatih keseimbangan, fokus dan kontrol melalui pikiran seseorang. Teknik sangat bermanfaat untuk membantu gerakan saat kita berlari untuk melakukan vault.

MENDARAT/LANDING

Cara terbaik mendarat adalah dengan mencondongkan posisi badan agak ke depan. Saat akan menyentuh tanah, gunakan kedua kedua ujung kaki untuk mendarat

MELOMPAT/JUMPING

Tidak hanya sekedar melompat tapi anda harus dapat mengukur besar tenaga atau power yang anda keluarkan sehingga dapat mendarat dengan seimbang, aman dan sempurna.

Manfaat parkour untuk tubuh

1. Melatih dan membentuk seluruh tubuh

Latihan parkour mencakup kebugaran tubuh secara total. Berlari, melompat, dan melintasi rintangan membutuhkan kerja dari semua otot tubuh.

2. Meningkatkan daya pikir dan kreativitas

Parkour mengharuskan pelakunya untuk mengatasi rintangan secara cepat. Parkour dapat melatih otak agar berpikir cepat bagaimana menggunakan kaki untuk melewati semua rintangan. Parkour juga mendorong pelakunya untuk menunjukkan kreativitas. Setiap rintangan yang ditemui tidak memiliki acuan yang jelas, jadi kreativitas yang digunakan.

3. Ketahanan jantung

Parkour mengharuskan pelakunya untuk menjadi sangat aktif. Bergerak dengan konstan dan melompat akan mengarah ke peningkatan stamina. Hal tersebut dapat membuat jantung kuat dan suplai oksigen dalam tubuh meningkat.

4. Mengembangkan keterampilan tumbuh

Dalam parkour keterampilan, termasuk kelincahan, keseimbangan, kekuatan, kecepatan, koordinasi dan reaksi harus digunakan ketika melompat, memanjat, dan menyeimbangkan tubuh.

5. Membangun kekuatan inti tubuh

Menguatkan inti tubuh melalui latihan parkour juga membantu untuk mencegah cedera punggung bawah.

6. Meningkatkan kekuatan tulang

Seperti banyak olahraga lainnya, parkour dapat membantu menguatkan tulang.

7. Meningkatkan kepercayaan diri

Parkour dapat meningkatkan kepercayaan diri dengan memungkinkan orang untuk dapat menaklukan hal-hal yang tidak pernah dicoba sebelumnya.

8. Mengurangi kecenderungan antisosial

Parkour telah terbukti dapat mengurangi perilaku antisosial. Penelitian yang dilakukan di Westminster dalam kaitannya dengan pembinaan parkour, menunjukkan tingkat kejahatan remaja antara usia 8-19 tahun berkurang 69% ketika mereka berlatih parkour. Parkour memberikan cara positif untuk meluangkan waktu dan energi mereka dengan menghadirkan tantangan dan rintangan baru setiap kali mereka terlibat dalam parkour.

9. Dapat dilakukan oleh semua orang

Sebagian gerakan parkour berasal dari gerakan sederhana yang mudah dipelajari seperti berlari dan melompat yang juga dapat dilakukan di mana saja karena tidak ada peralatan khusus yang diperlukan.

***

Demikian belajar parkour saya kali ini. Eh kalau saya sih hanya belajar teorinya saja. Tole yang belajar praktek.

Semoga dengan mengikuti kegiatan parkour ini membawa dampak yang positif secara fisik dan mental buat Tole.

Berikut link dua sesi terakhir di bulan Ramadhan. Kelas parkour biasanya diadakan di luar ruangan tetapi jika hujan diadakan di dalam ruangan. Menurut Coach, “kalau jago di luar ruangan, di dalam ruangan bisa lebih jago!”

Semangattt…


*****

Referensi

https://id.wikipedia.org/wiki/Parkur

https://parkourindonesia.com/

https://hellosehat.com/kebugaran/kekuatan/manfaat-parkour-untuk-tubuh/

Belajar · buku · coretan · KLIP

Kesan: Trilogi Hujan Bulan Juni

Judul buku: Trilogi Hujan Bulan Juni (Hujan Bulan Juni/Pingkan Melipat Jarak/Yang Fana Adalah Waktu + Sajak-Sajak Untuk Pingkan-Raden Sarwono Hadi)

Penulis: Sapardi Djoko Damono

Penerbit: Gramedia

Jumlah halaman: (135/121/144+42)

***

Saya mengagumi puisi SDD. Dengan kata-kata yang sederhana bisa menjadi jalinan kalimat yang indah. Ada suatu masa saya saya ditemani oleh musikalisasi puisi Hujan Bulan Juni dalam perjalanan berangkat dan pulang kerja.

Itu masa lalu…

Kini… ketika saya hendak membaca buku puisi beliau, hanya novel yang masih tersedia di ipusnas.

Saya langsung memilih novel Yang Fana Adalah Waktu. Setelah saya meminjam dan membaca halaman depan, ternyata buku tersebut adalah buku ketiga dari novel trilogi Hujan Bulan Juni. Sudah tahu begitu, saya ingin urut saja membacanya. Kebetulan ketiganya masih tersedia di ipusnas, saya langsung pinjam saja ketiganya.

Sesungguhnya saya kurang suka novel dengan fokus cerita tentang percintaan, bukan gue banget lah! Tetapi saya tidak bisa berhenti untuk terus membaca sampai tamat walau hingga buku ketiga pun cerita belum tamat juga menurut saya. Hehehe

Tetapi apakah selanjutnya saya akan terjebak dengan cerita romansa. Entahlah…

Dan juga sesungguhnya saya kurang suka dengan cover buku dengan foto manusia seperti novel Hujan Bulan Juni yang merupakan cover film. Untung saya tak perlu membeli bukunya.

Inti dari trilogi novel tersebut adalah kisah cinta antara Sarwono, Jawa tulen, hitam, kerempeng, cengeng, sontoloyo dengan Pingkan blasteran Jawa-Menado seorang yang putih, cantik, pintar, pemberani.

Diceritakan bahwa Sarwono adalah seorang dosen muda Antropologi UI dan Pingkan adalah dosen muda sastra Jepang UI. Dari buku ini saya jadi tahu kalau sekarang Antropologi masuk di FISIP. Seingat saya, dulu Antropologi ada di Fakulitas Sastra

Rumit kisah cinta mereka. Tambah rumit dengan kehadiran Katsuo. Lebih-lebih rumit dan ruwet dengan kehadiran Noriko. Duh bikin tambah gemes, gak jelas juntrungannya!

Mungkin yang membuat saya bertahan menyelesaikan novel-novel tersebut adalah cara SDD bernarasi. Dan bukan hanya tentang kisah cinta tetapi juga kebudayaan. Kebudayaan Jawa, Menado, Okinawa. Samakah kebudayaan Okinawa dan Jepang? Kalau dari pemaparan beliau, berbeda.  

Dengan membaca novel-novel ini membuat saya mencoba memahami para tokoh tersebut, mengapa mereka mempunyai pemikiran seperti itu.

Dalam novel trilogy bagian ketiga Yang Fana Adalah Waktu, ada bonus kumpulan Sajak-sajak untuk Pingkan yang dituliskan oleh Sarwono, tertulis seperti itu. Siapakah Sarwono dalam dunia nyata, saya pun tidak tahu. Namun dituliskan bahwa kisah ini terinspirasi dari seorang dosen muda dari Universitas ternama di Indonesia.

Setelah selesai membaca novel-novel tersebut, saya mencari tahu tentang film Hujan Bulan Juni yang ternyata release tahun 2017. Kudet ya saya?

Saya coba menonton trailernya tapi saya tidak berminat untuk menonton filmnya full. Saya kecewa dengan Sarwono yang ada di film karena kurang lecek. Hahaha…

Belajar · buku · coretan · KLIP

Kesan: Mozaik-Mozaik Terindah

Judul buku: Mozaik-Mozaik Terindah

Penulis: Andrea Hirata

Penerbit: Bentang

Jumlah halaman: 112

***

Hampir menyesal saya membeli buku ini tetapi memang salah sendiri, tidak teliti sebelum membeli. Pasalnya isi buku ini adalah secuplik kisah yang diambil dari novel-novel Andrea Hirata yang hampir semua sudah saya baca. Namanya juga mozaik ya… Hehehe

Satu cerita di awal diambil dari novel Sebelas Patriot yang saya belum punya bukunya, apalagi membaca. Saya coba cari-cari novelnya di marketplace (official store dong), tetapi tak menemukannya.

Satu cerita di akhir diambil dari novel Orang-orang Biasa yang sebenarnya saya sudah punya tetapi belum baca. Tole yang sudah baca. Maka ketika dibacakan, dia langsung nyambung dengan cerita lainnya di novel tersebut.

Enam cerita lainnya; dua cerita dari novel Laskar Pelangi, satu cerita dari novel Sang Pemimpi, dua cerita dari novel Buku Besar Peminum Kopi, dan satu cerita dari novel Ayah dan Pohon Sirkus.

Buku ini tetap menarik untuk dibacakan. Tole masih sering tertawa ketika bagian-bagian konyol dibacakan. Tole masih mengingat dan mengaitkan dengan cerita yang sedang dibacakannya.

Saat awal-awal paragraf baru dibacakan, biasanya Tole minta saya berhenti dan membiarkan dia memaparkan isi ceritanya. Kemudian saya akan bilang, “udah tau ceritanya, udah ya?” Dan tentunya dia akan menolaknya. Hampir setiap cerita adegan itu akan berulang.

Nampaknya sesi tebak-tebak cerita ini menjadi bagian yang menyenangkan buat Tole. Hal ini yang membuat saya tidak jadi menyesal membeli novel ini. Lagi pula saya membelinya dengan diskon yang lumayan.

Setelah diperhatikan, ternyata kami memiliki hampir semua buku Andrea Hirata. Semua itu berawal dari saya membeli novel Laskar Pelangi tahun lalu. Novel Laskar Pelangi yang isinya agak berbeda dengan yang baca bertahun-tahun silam. Kalau novel yang dulu menggunakan nama Andrea dan diceritakan juga sejarah nama tersebut. Kalau novel yang edisi baru menggunakan nama Ikaludin bin Sulaiman. Jumlah halamannya yang terpotong banyak yang tentunya banyak cerita yang terpotong.

Walaupun ada sedikit rasa kecewa tetapi masih tetap seru membaca novel edisi terbaru. Dan Tole sangat terkesan dengan novel Laskar Pelangi yang membuatnya tidak mau ketinggalan membaca atau dibacakan novel-novel Pak Cik Andrea Hirata yang lainnya. Bahkan dia juga sangat terkesan dengan Mozaik-Mozaik Terindah dan kecewa ketika halaman terakhir telah selesai dibacakan. Rasanya tak ingin selesai untuk mengingat setiap potongan cerita dari semua novel Pak Cik.

Belajar · coretan · IP · KLIP

Membuat Mukena untuk Lebaran

Yeay… Alhamdulillah, jadi juga mukena lebaran!

WSO (Workshop Online) mukena yang diadakan oleh Rumbel Sew&Craft IP Jakarta memang sengaja diselenggarakan menjelang Ramadan hingga sebelum lebaran. Dan saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini karena ingin memiliki mukena baru di hari raya. Dan kelas online ini cocok untuk saya yang agak lambat belajar dan menjahitnya.

Sebelumnya saya pernah ikut workshop offline dengan mentor yang sama. Dan saya tidak berhasil menyelesaikannya dengan baik karena saya tiba terlambat akibat menunggu teman yang membuat mood saya terjun bebas. Selain itu karena terlambat, waktu untuk mengerjakannya menjadi berkurang dan saya tipe yang tidak bisa diburu-buru dalam menjahit. Apalagi saya kalau menjahit biasanya ada acara jahit dedel jahit dedel jahit.

Sebelum menjahit, tentunya yang dipersiapkan adalah kainnya. Sudah lama saya mengincar mukena dengan warna hitam dengan detil renda minimalis tetapi saya tidak mau beli. Saya bertekad mau membuat mukena untuk diri sendiri. Jadilah saya membeli kain katun Jepang Tokai Senko melalui marketplace yang sepertinya toko fisiknya ada di Tanah Abang. Ternyata katun Jepang Toko Senko yang berwarna hitam ini lebih tebal dan mengkilap. Saya memilih kain katun karena lebih mudah dijahit, maklum pemula. Selain itu memang saya cinta dengan kain katun. Hehehe

Setelah kain siap, saya memotong kain sesuai dengan ukuran yang diberikan mentor. Jeda dari memotong kain sampai menjahit ini cukup lama. Untungnya lagi, ini kelas online. Waktunya lebih panjang dan fleksibel.

Ketika mood dan waktu berkumpul, jadilah saya memulai untuk menjahit. Saya mengawalinya dengan menjahit bawahan atau rok terlebih dahulu. Saya memulai dari yang paling mudah supaya mood tidak ambyar. Lagi-lagi mood dibawa-bawa. Hahaha…

Saya membutuhkan waktu dua hari untuk menjahit bawahan mukena saja. Lambat bukan? Hehehe

Saya memang memulainya sudah agak sore. Saat itu yang terpikir, mulai aja dulu. Dan saya menetapkan jam sekian harus disudahi sesi menjahitnya, selesai atau tidak selesai. Kalau diikuti kemauan sih ya maunya lanjut. Tetapi apa kabar rumah dan seisinya?

Kemudian hampir setiap hari saya menyisihkan waktu sekitar 1 jam untuk menyelesaikan menjahit mukena. Mungkin kira-kira sekitar 1 minggu, mukena tersebut jadi. Alhamdulillah saya bersyukur, bahagia, lega, nano-nano deh! Saya bisa mengalahkan kemageran saya selama bulan Ramadan ini.

Setelah ini saya ingin mencoba memaksakan diri untuk rutin menjahit atau paling tidak mulai dari memotong kain. Bisa seminggu sekali pun tak mengapa. Saya mencari teman untuk saling menyemangati dan membuat challenge untuk diri sendiri. Saya ingin ada kemajuan dalam hal menjahit. Jangan sampai mesin jahit dan mesin obras yang sudah ada di rumah lebih banyak nganggurnya. Nah mesin obras ini masih jadi PR besar karena saya masih belum bisa mendapat settingan yang pas untuk mengobras. Untuk sekarang yang penting jahit aja dulu!  

Belajar · coretan · KLIP

Dipaksa Dark Mode

Saya itu tipe orang yang tidak suka utak-atik gadget. Pokoknya bisa digunakan sesuai kebutuhan dan itu cukup. Berbeda dengan Tole yang sangat suka utak-atik, apapun itu termasuk handphone saya. Tole yang belum memiliki handphone sendiri, sering kali menggunakan handphone saya.

Pernah juga dia utak-atik laptop bersama. Dia rotate sampai 180 derajat video di zoom meeting. Saya yang masuk saat mepet kelas dimulai dan kelas itu mengharuskan membuka video, langsung panik dan teriak ke Tole harus tanggung jawab memperbaikinya. Padahal kalau saya tenang, coba aja cek dulu ke setting video. Tapi namanya orang panik. Hahaha…

Yang paling sering memang utak-atik hape saya, sangat sering. Dan saya harus segera beradaptasi dengan settingan barunya. Daripada saya ngomel-ngomel kan?

Beberapa hari yang lalu, settingan handphone saya diubah menjadi dark mode. Susah payah mata saya beradaptasi dengan settingan tersebut. Kali ini saya protes ke Tole, dengan berbagai alasan dia menjelaskan kenapa harus dark mood. Saya kembali ke settingan awal dan selalu diubahnya. Huh, akhirnya saya mengalah juga karena kecepatan utak-atiknya lebih cepat daripada saya.

Berhari-hari saya membiasakan mata untuk melihat handphone dengan settingan dark mood dan akhirnya saya bisa adaptasi juga!

Begitulah hidup, kita juga harus bisa beradaptasi dengan situasi apapun. Hidup sering kali penuh kejutan, penuh keterpaksaan yang membuat akhirnya kita break the limit kemudian enjoy dan break the limit kemudian enjoy dan begitu seterusnya. Itu akan memperkaya kita, insya Allah.

Teringat kejadian beberapa tahun silam.

Sejak menjadi IRT (Ibu Rumah Tangga), saya bertekad harus belajar mengendarai motor hingga bisa. Jadilah saya minta dibelikan motor yang sesuai dengan tinggi badan saya. Pokoknya motor yang paling mungil!

Ketika motor tersebut telah tiba di rumah, saya bersemangat untuk belajar mengendarainya. Saya keliling kompleks kemudian keliling GOR kemudian keliling jalan sekitar rumah. Saya tidak ingin ada yang membonceng di belakang karena saya tidak ingin jatuh berdua. Walaupun sampai sekarang, Alhamdulillah, saya tidak pernah jatuh dari motor. Semoga jangan sampai.

Setelah agak bisa, saya semakin menambah jam terbang mengendarai motor. Sendiri, tanpa penumpang. Saya ingin agar luwes mengendarai baru akan mengangkut penumpang.

Suatu sore, yang biasanya saya mengantar Tole berangkat ngaji dengan ojek online, kali ini Tole memaksa saya untuk memboncengkannya. Harus!

Tole tidak mau naik ojek online, harus saya yang memboncengkannya. Akhirnya kami membuat kesepakatan, kalau sampai warung situ saya tidak sanggup, kita pulang dan memesan ojek online. Deal!

Dengan seluruh kekuatan, akhirnya saya memberanikan diri untuk memboncengi Tole. Ketika sudah keluar, pantang untung balik lagi. Dengan posisi tidak nyaman dan ketakutan yang luar biasa, saya berhasil sampai di tempat ngaji Tole saat itu.

Ketika pulangnya, ayahnya Tole sudah siap menjemput Tole sehingga saya bisa mengendarai motor sendiri saja. Namun yang terjadi adalah Tole tetap mau dengan saya. Dan ayahnya cukup mengawal dari belakang. Tak kapok rupanya dia!

Kali itu posisi duduk saya lebih parah dan saya memang lebih grogi. Saya duduk di ujung tempat duduk motor seperti hampir melorot dan saya tidak berani memperbaiki posisi duduk. Saya yakin setiap yang melihat saya mesti merasa kasihan melihat saya atau malah mentertawakan seperti yang dilakukan ayah Tole ketika kami sama-sama tiba di rumah.

Sungguh itu merupakan suatu momentum awal mulanya saya berani membawa penumpang ketika mengendarai motor. Sekarang, Alhamdulillah, saya sudah berani membawa penumpang dewasa. Semua itu perlu latihan dan keberanian. Memang tidak murah belajar motor di usia yang bukan belia lagi tetapi asal ada kemauan, insya Allah bisa.

Begitulah dinamika hidup dan saya menikmatinya.

Belajar · Bunsay #6 · coretan · IP · KLIP

Lulus Bunda Sayang Batch 6

Senangnya bisa menyelesaikan tantangan kelas Bunda Sayang Batch 6 dan dinyatakan lulus. Alhamdulillah…

Kelas Bunda Sayang atau Bunsay ini adalah kelas maraton yang membutuhkan nafas yang cukup panjang. Setiap bulan kami akan diberikan materi dan tantangan 15 hari untuk memperoleh bagde Outstanding Performance atau OP. Namun bisa juga mengerjakan 10 hari tantangan tanpa lompat hari tanpa rapel untuk memperoleh bagde You’re Excellent (YE) atau 10 hari dengan lompat hari dan atau rapel untuk memperoleh badge basic (good saja).

Awalnya setor tugas melalui kelasin. Namun karena ada kendala teknis kemudian setoran tugas melalui gform hingga akhir kelas.

Awalnya direncanakan akan 12 zona tantangan. Dalam perjalanannya kemudian kelas bunsay menjadi  kelas akselerasi. Kelas bunsay yang tadinya 12 zona dipangkas menjadi 8 zona tantangan saja. Ada beberapa materi dua zona dijadikan satu dalam satu zona. Saya sangat bersyukur sekali ada akselerasi ini karena saya sudah mulai kelelahan mengikuti ritme kelas. Ingin rasanya cuti saja.

Walaupun cuti diperbolehkan dengan syarat dan ketentuan berlaku tetapi sebenarnya saya merasa sangat sayang apabila melewatkan salah satu materi saja. Menyimak materi dan mengimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari bukan masalah tetapi membuat jurnal dan menyetorkannya butuh ekstra effort baik tenaga, pikiran, dan waktu.

Dengan program akselerasi saja, ingin rasanya saya istirahat saja di zona 8. Namun setelah dipikir-pikir lagi, sangat sayang kalau saya harus melewatkan satu materi lagi. Akhirnya saya putuskan untuk tetap mengikuti materi zona 8 dan mengerjakan tantangan sesuai kemampuan saja. Alhamdulillah saya bisa mendapat badge basic. Akhirnya saya bisa menyelesaikan tantangan tanpa istirahat di salah satu zona walaupun sebagian besar dengan badge basic.

Banyak sekali materi-materi yang kami dapatkan yang sangat berguna sebagai bekal membersamai anak. Ada 8 zona yang menggambarkan 8 materi di kelas bunsay, yaitu:

  1. Komunikasi Produktif
  2. Melatih Kemandirian Anak
  3. Cerdas Spiritual dan Emosi
  4. Gaya Belajar Anak dan Kreativitas
  5. Stimulasi Literasi Baca Tulis dan Literasi Digital
  6. Stimulasi Kecerdasan Matematika dan Finansial
  7. Pendidikan Seksualitas
  8. Semua Anak adalah Bintang

Setiap bulan kami dapat kalender pertualangan untuk masing-masing zona. Dalam kalender tersebut tertera Api Unggun, Share Tantangan, Bincang Tantangan, Tantangan Zona, Mentari Pagi, Kudapan, Melingkar Bundar, Lesehan Kopyor, Pantulan Warna, dan HEE (High Energy Ending). Banyak ya agendanya? Hehehe…

Pada setiap zona, kami diajak untuk melihat keindahan bumi Indonesia. Namun sayangnya saya tidak bisa mengingat, sudah kemana saja kita selama berpetualang  di Pantai Bentang Petualang. Saking banyaknya tempat-tempat yang disajikan. Untung saya masih menangkap inti dari materi dan apa yang harus disetorkan untuk tantangan.

Saya juga mengambil peran sebagai kasata di sini. Kasata adalah ketua sobatualang yang bertanggung jawab menerangi pondok tempat kami berbagi cerita dan saling menyemangati.

Menjalani kelas bunsay ini tentunya ditemani oleh naik turun mood dan semangat. Ketika mood dan semangat sedang turun, saya kembali mengingat niat awal mengikuti kelas ini. Jadi walaupun berat tetap saya jalani dan pada akhirnya saya menjadi bahagia dan bersemangat lagi.

Setelah dinyatakan lulus, masing-masing regional diminta untuk menyiapkan video selebrasi yang akan ditampilkan pada selebrasi Bunda Sayang Batch 6 live untuk semua di FBG Pantai Bentang Petualang. Berikut video selebrasi regional Jakarta.

Selebrasi yang seharusnya dilaksanakan tanggal 28 April 2021, sempat tertunda karena masalah teknis. Dan di saat yang sama juga, FB saya error yang menyebabkan errornya aplikasi yang lain yang ada di handphone sehingga saya puasa FB dari handphone untuk sementara. Dan akhirnya kemarin, 3 Mei 2021, selebrasi berjalan dengan lancar tanpa halangan. Alhamdulillah. Berikut adalah rekaman selebrasi nya.

Setelah ini kami akan menginap ke transcity untuk persiapan kelas Bunda Cekatan. Kami akan disambul oleh Peri Hutan Kupu-kupu dan Malika.

Wah saya harus mempersiapkan jiwa dan raga untuk mengikuti kelas Bunda Cetakan yang akan berlangsung awal tahun 2022, insya Allah.