Belajar · coretan · KLIP · QuranJournal

Catatan Live Tadabur Al Fatihah Sesi 3

Masih dalam rangkaian acara “Qur’an Journaling Challenge & Live Tadabur “Reflect & Act Upon Surah Al-Fatihahyang diadakan oleh @thequranjournal.id.

Setelah mendapatkan tiket Live tadabur Al Fatihah sesi 3 yang membahas ayat 3 dan 4. Kini saatnya menyimak penjelasan dari Ustadz Ridho Abdul Fattah, Lc.

Sebelum Ustadaz menyampaikan penjelasan mengenai ayat 3 dan 4, ada peserta yang menyampaikan hasil tadaburnya. Masya Allah.

Kemudian masuk ke penjelasan per ayat.

Ayat 3

Arrahmanirrahim

Merupakan wujud dari kasih sayang Allah atau perhatiann Allah. Tumbuh kembangnya kita adalah kasih sayang dari Allah.

Mengapa diulang padahal sudah ada di basmalah?

Ada sebuah kaidah atau pepatah Arab yang mengatakan bahwa membangun satu makna yang baru lebih baik daripada penguatan.

Arrahmannirrahim pada basmalah dan pada ayat 3, makna dasarnya adalah sama. Namun ada satu makna yang sangat agung.

Wahai hamba-hambaKu, Aku adalah Zat. Wujud kasih sayang. Aku tidak tidak menciptakan sesuatu yang sia-sia. Aku adalah zat yang ketika menciptakan sesuatu maka aku akan memperhatikannya.

Allah adalah zat yang memberikan segala kebutuhan kita.

Rahman dan Rahim pada ayat 3 adalah untuk mengingatkan kita bahwa Allah menciptakan kita maka Allah melimpahkan kasih sayangNya.

Kasih sayang Allah adalah konsekuensi Rabbul ‘alamin maka ada sifat yang kita contoh.

Setiap kita adalah “rabb”, maksudnya adalah sosok yang diamanahi Allah kepemilikan, memiliki mata dan anggota tubuh lainnya, memiliki anak.

Kita harus memiliki kasih sayang dan perhatian kepada anak. tidak hanya masalah makan dan pakaian tetapi juga masalah pendidikan dan gizi. Segala hal yang diminta anak dan kita turuti adalah suatu hal yang membaca kepada kebaikan.

Kita memiliki karyawan atau anak buah, kita harus memperhatikan kesejahteraan karyawan dan keluarganya. Lunasi upahnya sebelum keringatnya kering.

Banyak terjadi pada yang mulai berhijrah. Biasanya mereka mempersempit makna berhijrah, hanya fokus pada pada ibadah. Mereka lupa akan kasih sayang dan etika sosial.

Dikisahkan oleh Abdullah bin Ja’far.

Suatu ketika aku diboncengi Rasulullah. Beliau membisikkan suatu rahasia. Beliau ingin buang hajat. Saat buang hajat beliau maunya di tempat tertutup. Kemudian beliau masuk ke dinding yang dipasang oleh kaum anshar. Setelah itu beliau melihat unta menangis. Karena beliau raufur Rahim, beliau mengelus-elus unta tersebut dan bertanya, “Siapa kah pemilik unta ini?”

“Itu unta saya,” kata seorang pemuda anshar.

Rasulullah menegurnya, “Tidakkah engkau pelihara unta ini. Dia lapar.”

Allah menciptakan hamba-hambaNya kemudian memberikan rezeki dan segala kebutuhannya.

Ayat 4

Malikiyaumiddin

Maliki diambil dari kata malaka yang secara makna benar. Namun malaka tidak diriwayatkan maka jangan membaca malaka.

Makna malik. Malaka yamliku adalah yang memiliki, menguasai, mengatur.

Din secara bahasa, bisa dimaknai sebagai syariah atau kepercayaan agama dan bisa juga dimaknai sebagai al hisab al jaza.

Din diartikan yaumul hisab.

Hasaba yuhasibu artinya menghitung.

Dain artinya hutang.

Sabda Rasulullah: orang yang cerdas adalah orang yang menghitung amalannya sehingga mempersiapkan bekal akhirat.

Allah pemilik hari pembalasan.

Akhirat adalah satu yang pasti.

Mencari ridho Allah adalah standar yang lebih tinggi daripada berharap surga.

Setiap manusia akan mampir ke neraka.

Allah menciptakan 100 kasih sayang. Allah turunkan 1 ke dunia dan Allah simpan yang 99 di akhirat.

Demikianlah catatan saya dari Live Tadabur Al Fatihah Sesi. Namun semoga catatan kecil ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh saya dan yang membacanya.

Belajar · coretan · KLIP · QuranJournal

Tadabur Surat Al Fatihah Ayat 3 – 4

Masih dalam rangkaian Qur’an Journaling Challenge yang diselenggarakan oleh @thequranjournal.id

Sekarang masuk ke ayat 3 dan 4 dari surat Al Fatihah. Perasaan saya sudah menjadi lebih rileks dalam menuliskan walaupun secara konten masih sama dengan dengan pada ayat 1 dan 2.

Saat saya menuliskan ini, saya sudah menyetorkan hasil tadabur saya yang sudah diunggah di akun instagram dan konfirmasi melalui wa. Dan saya juga sudah mendapatkan “tiket” untuk mengikuti live tadabur bersama Ustadz. Ridho Abdul Fattah, Lc di hari Ahad sebelum challenge untuk pekan berikutnya dimulai.

Berikut poin-poin yang saya dapatkan dari tadabur Al Fatihah ayat 3 dan 4.

Ayat 3

Yang Maha Penyayang Maha Pengasih.

Merupakan isyarat kepada tauhid nama-nama dan sifat-sifat Allah

Poin-poin penjelasan.

Menurut tafsir As Sa’di:

  1. Merupakan dua nama yang menunjukkan bahwa Allah memiliki kasih yang luas dan besar meliputi segala sesuatu.
  2. Yang bertakwa mendapatkan kasih sayang yang mutlak. Selain itu mendapatkan sebagian.
  3. Kita beriman dengan nama-nama Allah dan sifat-sifatNya serta hukum-hukum tentang sifat tersebut.

Menurut tafsir Al Muyyasar:

  1. Ar Rahman, pemilik rahmat umum di mana rahmatNya meliputi seluruh makhluk.
  2. Ar Rahim, Maha Penyayang kepada orang-orang beriman.

Menurut tafsir Ibn Katsir:

  1. Al Qurtubi mengatakan: sesungguhnya Allah menyifati diriNya dengan Ar Rahman dan Ar Rahim sesudah “rabbil ‘alamin” agar makna tarhib yang dikandung rabbul ‘alamin dibarengi dengan makna targib yang terkandung pada arrahmanirrahim.

Targib: suatu harapan untuk memperoleh kesenangan, kecintaan, kebahagiaan.

Tarhib: ancaman hukuman.

  • Seandainya orang mukmin mengetahui apa yang ada di sini Allah berupa siksaan, niscaya tiada seorang pun yang tamak menginginkan surgaNya.

Seandainya orang kafir mengetahui apa yang ada di sisi Allah berupa rahmat, niscaya tiada seorang pun berputus asa dari rahmatNya.

(Kitab Sahih Muslim disebutkan dari Abu Hurairah).

Ayat 4

Yang menguasai hari pembalasan.

Merupakan isyarat kepada keimanan dengan hari akhir.

Poin-poin penjelasan.

Menurut tafsir As Sa’di:

  1. Malik yang menguasai yaitu Dzat yang bersifat memiliki. Di antara tanda-tandanya adalah Dia memerintah dan melarang, memberikan balasan dan hukuman, bertindak dengan kekuasaanNya.
  2. Hari pembalasan yaitu hari kiamat, di mana manusia akan diberi balasan perbuatan mereka yang baik maupun yang buruk. Pada hari itu nampak kesempurnaan kekuasaan Allah.

Menurut tafsir Al Muyassar:

  1. Hanya Allah semata penguasa hari kiamat yang merupakan hari dibalasnya segala amalan.
  2. Ayat ini dibaca oleh seorang muslim di setiap rakaat salatnya mengingatkan pada hari akhir, mendorongnya untuk bersiap-siap dengan amal shalih dan menahan diri dari dosa-dosa dan keburukan-keburukan..

Menurut tafsir Ibn Katsir:

  1. Sebagian ulama qiraah membaca (ﻣﻠﻚ) sedangkan sebagian yang lain dengan membaca (ﻣﺎﻟﻚ). Keduanya mutawatir di kalangan As Sab’ah.
  2. Lafaz malik diambil dari al-milku yang bermakna: memiliki bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, memelihara, dan menguasai (bumi).
  3. Lafaz maliki diambil dari kata al-mulku, pengertiannya: kerajaan, kekuasaan.
  4. Yaumid din adalah hari bagi semua makhluk menjalani hisab, yaitu hari kiamat. Allah membalas mereka sesuai dengan amal perbuatannya.

Demikianlah hasil tadabur Al Fatihah ayat 3 dan 4 yang saya lakukan yang tentunya masih banyak kekurangan. Dan saya masih harus lebih banyak membaca dan belajar lagi.

Sumber rujukan:

  1. As Shahib: Al Qur’an dan Terjemahan
  2. Tadabur Al Qur’an, Syaikh Adil Muhammad Khalil, Pustaka Al Kautsar
  3. Aplikasi Qur’an Tadabur (tafsir As Sa’di, tafsir Al Muyassar, tafsir Ibn Katsir)
Belajar · coretan · KLIP · QuranJournal

Catatan Live Tadabur Al Fatihah Sesi 2

Masih dalam rangkaian acara “Qur’an Journaling Challenge & Live Tadabur “Reflect & Act Upon Surah Al-Fatihahyang diadakan oleh @thequranjournal.id.

Setelah mendapatkan tiket Live tadabur Al Fatihah sesi 2 yang membahas ayat 1 dan 2. Kemudian saatnya menyimak penjelasan dari Ustadz Ridho Abdul Fattah, Lc.

Pembahasan dimulai dengan Ustadz meralat penjelasannya pada pertemuan sebelumnya. Beliau menyebutkan As Sab’u Al Matsani turun dua kali yaitu di Makkah dan Madinah saat isra mi’raj. Padahal kejadian isra mi’raj itu terjadi saat Rasulullah masih Makkah. Jadi yang benar adalah As Sab’u Al Matsani turun di Madinah adalah ketika kiblat dipindah dari Baitul Maqdis ke Makkah.

Setelah isra mi’raj turun perintah salat. Yang salatnya tidak sama dengan salat-salat sebelumnya. Sejak saat itu, salat harus memenuhi rukun-rukunnya.

Lalu kita masuk ke penjelasan per ayat.

Ayat 1

Bismillahirahmannirrahim

Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Jika kalian membaca Alhamdulillah (surat Al Fatihah), maka bacalah (Bismillahirrahmanirrahim) , sesungguhnya Al Fatihah adalah Ummul Qur’an, Ummul Kitab, dan Sab’ul Matsany sedangkan (Bismillahirrahmanirrahim) adalah salah satunya. HR.Al-Daruquthni.

Jumlah ayat dalam Al Fatihah ada 7, semua ulama sepakat.

Namun ada yang berpendapat bahwa bismillahirrahmanirrahim termasuk dalam Al Fatihah dan ada yang berpendapat bahwa bismillahirahmanirrahim bukan termasuk dalam Al Fatihah.

Yang berpendapat bismillahirahmanirrahim bukan termasuk dalam Al Fatihah, ada ayat yang dipenggal setelah ihdinash shiratal…

Makna bismillahirahmanirrahim secara kosakata

Huruf ba (ﺏ) memiliki beberapa makna, yaitu: dengan (menggunakan alat bantu), sebagai penyerta nama Allah seraya mengambil berkah.

Ismun (nama), makna Allah (lahfudz jalalah). Satu isim alam yang menunjukkan sesuatu yang sudah pasti. Isim alam untuk satu zat yang eksistensi atau keberadaannya wajib. Akal pikiran kita tidak mampu membayangkan ketiadaannya. Keberadaan kita sebagai manusia adalah jaiz. Kita ada atau tidak ada, tidak ada pengaruhnya.

Ar Rahman, menunjukkan kasih sayang Allah. Kasih sayang Allah yang meliputi semua makhluk tanpa terkecuali.

Ar Rahim, mengasihi atau menyayangi. Kasih sayang Allah spesial kepada orang-orang yang taat kepada Allah.

Menurut ulama, asmaul husna ar Rahman dan ar Rahim didahulukan karena di sinilah Allah ingin memperkenalkan zatnya.

Begitu banyak nikmat Allah yang kita rasakan. Kita harus bertafakur bagaimana kasih sayang Allah kepada kita. Amarah Allah hanya kepada orang durhaka. Ketika aqil baligh, Allah menegur tetapi teguran Allah ada kasih sayangnya.

Rahim Allah hanya kepada makhluk-makhluk yang Allah pilih yaitu berupa kemuliaan dan kemantapan jiwa terhadap iman dan ilmu. Kalau bukan karena kasih sayang Allah maka tidak ada satupun manusia yang bersih hatinya.

Kapan basmallah diucapkan:

  1. Ada hadits bahwa setiap perkara yang mendapat perhatian secara syariat dan bukan perkara jorok atau remeh temeh maka harus dimulai dengan basmallah.
  2. Ketika ingin wudhu. Tidak sah salat tanpa wudhu. Dan tidak ada wudhu tanpa ada basmallah. Namun hanya dihukumi sebagai Sunnah.
  3. Ketika masuk masjid.
  4. Ketika keluar masjid.
  5. Ketika masuk rumah. Jika lupa mengucapkan basmallah maka akan memberikan kesempatan setan mendapat penginapan.
  6. Ketika mau makan. Kalau lupa maka ucapkan bismillah fii awwalihi wa aakhirihi ketika teringat.
  7. Ketika naik kendaraan.
  8. Ketika hendak tidur.
  9. Ketika hendak berhubungan suami istri.
  10. Ketika menutup pintu.
  11. Ketika memadamkan lampu.
  12. Ketika ingin meletakkan sesuatu.
  13. Ketika membuka atau menutup lemari.

Ayat 2

Alhamdulillahirabbil a’lamin

Hamdalah adalah pujian. Maknanya adalah pujian kepada sosok dengan segala kesempurnaannya, dipenuhi dengan takzhim dalam hati.

Rabbil a’alamin. Makna Rabb macam-macam. Allah mendidik dan menumbuhkan. Allah mendidik melalui hidayah, taufik, dan inayah. Menumbuhkan adalah membuat berkembangnya unsur atau makhluk hidup.

Alam adalah semesta.

Alamin adalah seluruh alam. Bukan hanya alam dunia tetapi seluruh alam.

Pada ayat kedua sangat nampak Ustadz menjelaskannya secara terburu-terburu karena sebenarnya waktu sudah hampir habis.

Demikianlah catatan saya dari Live Tadabur Al Fatihah Sesi 2 yang masih banyak kurangnya. Namun semoga catatan kecil ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh saya dan yang membacanya.

Belajar · coretan · KLIP · QuranJournal

Tadabur Surat Al Fatihah Ayat 1 – 2

Pada postingan sebelumnya saya sudah bercerita kalau saya sedang mengikuti Qur’an Journaling Challenge yang diselenggarakan oleh @thequranjournal.id

Setiap pekan peserta menyetorkan hasil dari tadabur dengan journaling sesuai dengan jadwal. Bagi yang menyetorkan hasil tadabur akan mendapat “tiket” untuk mengikuti live tadabur bersama Ustadz. Ridho Abdul Fattah, Lc di hari Ahad sebelum challenge untuk pekan berikutnya dimulai.

Saat saya menuliskan ini, saya sudah menyetorkan hasil tadabur saya yang sudah diunggah di akun instagram dan konfirmasi melalui wa. Jurnal tersebut saya tuliskan dengan penuh perjuangan saya tulis tangan di buku yang saya khususkan untuk Qur’an Journaling.

Kenapa?

Ini pertama kali saya tadabur Qur’an dengan journaling dan harus menulis tangan. Berhari-hari saya mencicil tulisan yang sebenarnya tidak banyak itu. Bisa berhari-hari karena selain saya masih bingung harus bagaimana, juga menulis tangan yang agak banyak saja sudah membuat tangan saya pegal-pegal.

Sebenarnya referensi penulisan jurnal Al Qur’an sudah diberikan, yang saya rangkum sebagai berikut:

  1. Ayat dan terjemahan
  2. Kosakata pilihan
  3. Penjelasan ayat: Poin berkesan, Informasi yang baru, Jawaban dari sebuah pertanyaan saat membaca ayat
  4. Refleksi: pikiran dan perasaan tentang pemahaman terhadap ayat ini

Panduan sudah sangat jelas diberikan, tetapi saya masih saja bingung. But show must go on. Saya menuliskan sebisanya dengan sumber rujukan yang saya punya. Kemudian setor.

Tangan pegal-pegal karena menulis tangan yang sudah lama tidak saya lakukan. Apalagi saya merasa pulpen berwarna yang siapkan kurang nyaman digunakan, tetapi sayang kalau tidak digunakan.

Pelan-pelan saya berproses melakukan tadabur Qur’an dengan journaling. Semakin diasah akan semakin tajam, insya Allah.

Berikut poin-poin yang saya dapatkan dari tadabur Al Fatihah ayat 1 dan 2.

Nama dan sebab penamaan Al Fatihah:

  1. Al Fatihah; dinamakan Al Fatihah karena Al Qur’an dimulai dengan surat ini.
  2. Ummul Kitab; dinamakan dengan Ummul Kitab karena ia mengandung seluruh maksud dan tujuan dari agama ini.
  3. Al Hamd; dinamakan dengan Al Hamd karena surat ini dimulai dengan kata “Alhamdu”.
  4. As Sab’u Al Matsani; dinamakan dengan As Sab’u Al Matsani karena Allah sendiri yang menamakannya yang berarti tujuh ayat.
  5. Al Kafiyah; dinamakan dengan nama ini karena salat tidak cukup (sah) melainkan dengan membacanya.
  6. Asy Syafiyah; dinamakan dengan ini karena sabda Rasulullah

“dari mana engkau mengetahuinya bahwasannya ia (Al Fatihah) adalah ruqyah.” (HR. Bukhari).

Pembahasan utama surat adalah menentukan rambu-rambu agama, pokok-pokoknya, dan ranting-rantingnya.

Tema-tema surat Al Fatihah

  1. Aqidah
  2. Ibadah
  3. Metode beribadah

Ayat 1

Dengan nama Allah Yang Maha Penyayang Maha Pengasih.

Poin-poin penjelasan.

Menurut tafsir As Sa’di:

  1. Ismi adalah kata tunggal yang disandarkan maka ia meliputi seluruh Asmaul Husna.
  2. Allah adalah yang dituhankan, disembah dan berhak diesakan dalam beribadah karena memiliki sifat-sifat sempurna.
  3. Ar Rahman Ar Rahim. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah memiliki kasih yang luas dan besar meliputi segala sesuatu. Bagi orang-orang yang bertakwa, mereka mendapat kasih sayang yang mutlak. Selain dari mereka hanya mendapat sebagian kasih itu.

Menurut tafsir Al Muyyasar:

  1. Allah adalah nama bagi Rabb Tabaraka wa Taala yang disembah dengan haq.
  2. Allah adalah nama Allah yang paling khusus.
  3. Ar Rahman, rahmatNya mencakup seluruh makhluk.
  4. Ar Rahim, Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin.

Menurut tafsir Ibn Katsir:

  1. Ulama sepakat bahwa basmalah merupakan salah satu ayat dari surat An Naml.
  2. Ada perselisihan apakah basmalah merupakan ayat sendiri pada permulaan tiap-tiap surat atau hanya ditulis pada tiap-tiap permulaan surat saja. Apakah basmalah merupakan bagian dari satu ayat pada tiap-tiap surat atau memang demikian dalam surat Al Fatihah, tidak pada yang lainnya atau basmalah sengaja ditulis untuk memisahkan antara surat.
  3. Ada perbedaan pendapat pembacaan basmalah dalam salat.

Ayat 2

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.

Merupakan isyarat kepada tauhid uluhiyyah dan juga rububiyyah.

Poin-poin penjelasan.

Menurut tafsir As Sa’di:

  1. Segala puji bagi Allah adalah pujian kepada Allah karena: sifat-sifat kesempurnaan, perbuatanNya antara karunia dan keadilan, sempurna hanya bagiNya dalam segala bentukNya.
  2. Rabb semesta alam, sang pemelihara sekalian alam. Alam adalah siapa saja selain Allah.
  3. Pemeliharaan Allah terhadap makhlukNya. Umum: menciptakan makhluk, memberikan rezeki, memberikan hidayah. Khusus: memelihara kekasih-kekasihNya dengan keimanan, membimbing mereka. Hakikatnya adalah pemeliharaan bimbingan (taufik) kepada segala yang baik dan menjauhkan dari kejahatan.

Menurut tafsir Al Muyassar:

  1. Perintah dari Allah kepada hamba-hambaNya agar memujiNya.
  2. Dialah pencipta seluruh makhluk, mengurus, dan memeliharanya.

Menurut tafsir Ibn Katsir:

  1. Alhamdulillah ialah segala syukur hanya kepada Allah sebagai imbalan yang Dia limpahkan kepada hamba-hambaNya yang berupa nikmat yang tidak terhitung.
  2. Dia mengingatkan dan menyeru agar semuanya dijadikan sarana untuk mencapai yang abadi di dalam surga yang penuh dengan kenikmatan.

Demikianlah hasil tadabur Al Fatihah ayat 1 dan 2 yang saya lakukan yang pastinya masih banyak kurangnya. Namun setidaknya ini bisa sebagai awalan untuk memulai kebiasaan baik untuk lebih dekat dengan Al Qur’an.

Sumber rujukan:

  1. As Shahib: Al Qur’an dan Terjemahan
  2. Tadabur Al Qur’an, Syaikh Adil Muhammad Khalil, Pustaka Al Kautsar
  3. Aplikasi Qur’an Tadabur (tafsir As Sa’di, tafsir Al Muyassar, tafsir Ibn Katsir)

Belajar · coretan · KLIP · QuranJournal

Catatan Live Tadabur Keutamaan Al Fatihah

Live tadabur keutamaan Al Fatihah dan pembahasan ini membuka rangkaian acara Qur’an Journaling Challenge & Live Tadabur “Reflect & Act Upon Surah Al-Fatihahyang diadakan oleh @thequranjournal.id.

Materi disampaikan oleh Ustadz Ridho Abdul Fattah, Lc. pada hari Ahad, 11 Juli 2021 melalui zoom dan tidak ada rekamannya sehingga kami harus menyimak baik-baik kalau ingin dapat menyerap ilmu semaksimal mungkin.

Ustadz Ridho Abdul Fattah, Lc. mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Ibadurrahman (2003-2008) kemudian Universitas Tunisia (2011-2014) lalu Darul Mustafa Tarim, Hadhramaut, Yaman (2014-2019). Aktivitas sehari-hari beliau adalah mengisi ta’lim di pesantren, masjid-masjid, Nabawi TV, dan staf pengajar di pondoksanad.com.

Berikut adalah catatan yang bisa saya tangkap dari yang beliau sampaikan pada Ahad kemarin.

Pertama beliau menyampaikan bahwa apabila tidak ada Al Fatihah dalam salat maka salatnya tidak sah. Dalilnya adalah “tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab” (HR. Al Bukhari 756, Muslim 394) dan “setiap shalat yang di dalamnya tidak dibaca Faatihatul Kitaab, maka ia cacat” (HR. Ibnu Majah 693, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).

Beliau juga menegaskan bahwa Al Qur’an harus ditadaburi berdasarkan Qur’an surah Shad ayat 29.

“Kitab (Al-Qur’an) yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran”

Beliau menyampaikan ada tiga penamaan Al Fatihah:

  1. Al Fatihah (fatihatul kitab) karena surah ini merupakan pembuka surah dalam Al Qur’an.
  2. Ummul Qur’an (kitab) karena surah ini adalah ashful amran (mohon koreksi kalau salah dalam penulisan), asal muasal Qur’an. Mengandung keseluruhan isi Qur’an.
  3. As-Sab’u Al Matsani karena jumlah ayatnya adalah tujuh. Ada riwayat bahwa Al Fatihah ini turun dua kali yaitu di Makkah dan Madinah (setelah Rasulullah selesai isra mi’raj). Namun yang paling rajih adalah Makkiyah.

Fadhilah atau keutamaan Al Fatihah:

  1. Rukun qouli mutlak, yaitu syarat sah salat menurut Imam Syafi’i.
  2. Surah yang memiliki kedudukan yang agung
  3. Bisa menjadi wasilah bagi kesembuhan

Komposisi isi Al Fatihah adalah tauhid dan rangkuman seluruh kitab.

Taawudz.

Taawudz bukan merupakan bagian dari Al Fatihah dan juga bukan bagian dari surah yang lain. Basmalah termasuk bagian Al Fatihah dan setiap membaca tetap didahului dengan membaca basmalah.

Allah berfirman dalam Qur’an surah An Nahl ayat 98.

“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.”

Menurut jumhur ulama, Sunnah membaca taawudz sebelum membaca Al Qur’an baik di dalam salat maupun di luar salat.

Kapan kita membaca taawudz:

  1. Sedang kesal atau berantem.
  2. Mau masuk WC sebagai penghalang agar jin tidak melihat aurat kita.
  3. Mau masuk masjid.
  4. Hendak bepergian.
  5. Saat mampir di suatu tempat.
  6. Saat mimpi buruk.
  7. Ketika mendengar lolongan anjing atau ringkikan keledai yang berarti mereka sedang melihat setan.

Demikianlah catatan saya yang banyak kurangnya. Semoga bisa menjadi pengingat diri dan siapa pun yang membacanya. Dan semoga saya bisa istiqomah melakukan Qur’an Journaling.

Referensi pendukung:

Ash-Shahib, Qur’an dan terjemahan

Tadabur Al Qur’an, Syaikh Adil Muhammad Khalil, Al Kaustar