Belajar · buku · coretan · KLIP

Kesan: The School

Judul buku: The School

Penulis: Wini Afiati

Penerbit: Lovrinz

Jumlah halaman: 184

***

Maju mundur saya mau menuliskan kesan dari membaca buku ini karena saya sudah langsung ngobrol dengan penulisnya. Hehehe…

Penulis buku ini adalah teman saya sejak masa SMA. Dulu dia terkenal karena jago menggambar dan jadi langganan apabila ada lomba menggambar. Selepas SMA dia masuk kuliah jurusan arsitektur. Namun sekarang dia produktif menulis buku. Ada beberapa buku solo yang sudah dia telurkan, yang menjadi favorit saya adalah kisah petualangan Will dan Way.

Kembali ke The School, buku ini menceritakan kisah Bu Anna mengungkap kasus kematian seorang murid di tempat dia mengajar. Bu Anna ini adalah seorang school counselor atau biasa disebut guru BK.

Kisah di buku ini bukanlah kisah kriminal. Ritme Bu Anna mengungkap kasus ini mengingatkan saya akan Ms. Maple di buku Agatha Christie. Semoga saya tak salah ingat. Bu Anna juga dibantu oleh suaminya yang merupakan seorang detektif.

Dengan membaca buku ini, saya mendapatkan gambaran yang jauh berbeda dengan bayangan saya mengenai ruang BK dan guru BK itu sendiri. Di buku ini saya mendapatkan gambaran bahwa ruang BK itu sangat nyaman dengan deskripsi ada sofa empuk dan berbagai minuman dan makanan ringan. Apalagi dengan Bu Anna sebagai seorang guru BK. Beliau begitu akrab dan hangat terhadap murid-muridnya. Sebuah gambaran yang sangat ideal yang jauh dari situasi saat saya masih SMA dulu. Zaman sudah berubah dan atau memang kualitas sekolahnya sehingga bisa memberikan pelayanan seperti itu.

Pada awal-awal membaca buku, saya merasa kurang nyaman dengan pemilihan beberapa kata, ketidakkonsistenan penggunaan kata, dan beberapa kalimat. Lalu saya membuka halaman depan dan mencari nama editor, ternyata tidak ada. Dan setelah saya konfirmasi ke penulis, buku tersebut memang tanpa editor. Jadi Wini mengikuti parade menulis 30 hari yang diadakan oleh penerbit indie untuk menghilangkan penasaran apakah dia bisa membuat cerita misteri detektif. Dan itu adalah cerita pertamanya dalam genre tersebut. Kelemahan mengikuti parade tersebut adalah tidak ada editor dan kalaupun ada hanya sebatas cek typo.

Kemudian saya bisa mulai menikmati aliran ceritanya walaupun terlalu banyak distraksi menurut saya. Beberapa konflik rumah tangga cukup mengganggu karena memiliki porsi yang cukup besar di situ.

Over all, saya masih bisa menikmati buku tersebut. Dan saya salut atas kesungguhannya terjun di dunia kepenulisan. Sukses dan terus berkarya ya, Win!

Belajar · buku · coretan · KLIP

Membacakan Buku Ayah dan Pohon Sirkus

Judul buku: Ayah dan Pohon Sirkus

Penulis: Andrea Hirata

Penerbit: Bentang

Jumlah halaman: 153

***

Saya membeli buku ini atas desakan Tole karena dia ngefans dengan karya Andrea Hirata. Awal-awalnya seperti dia antusias membacanya. Namun setelah membaca beberapa judul, dia malas-malasan untuk melanjutkan membacanya. Kemudian dia meminta saya untuk membacakannya.

Saat saya membacakannya, ternyata bahwa buku tersebut memang terlalu rumit untuk dibaca oleh anak usia 10 tahun. Masalah kemiskinan, kebodohan, pengadilan agama, menjadi orang tidak waras, bromocorah, dan segala intrik kehidupan yang menurut saya ruwet untuk Tole.

Awal-awal cerita sudah disuguhi adegan di pengadilan agama. Apalagi kan kalau bukan urusan perceraian dan Tole bingung. Saya mencoba menjelaskan kemudian Tole mengingat-ingat dan menceritakan teman semasa sekolahnya yang orang tuanya bercerai.

Resiko membacakan buku yang mungkin sebenarnya belum cocok untuk Tole. Sebentar-sebentar Tole bertanya dan sebentar-sebentar diskusi. Saya pantang mundur dan terus melanjutkan membacakannya. Lebih baik diskusi dengan saya daripada dia diskusi dengan orang-orang di luar sana yang penjelasannya belum tentu sejalan dengan nilai-nilai keluarga.  

Cukup banyak hal yang belum sampai di akal Tole. Cukup banyak juga kosa kata yang dia belum paham artinya. Namun banyak juga kata-kata kasar dan makian khas masyarakat bawah. Saya bukan hendak mendiskreditkan tetapi begitulah kenyataan. Saya pun besar di lingkungan yang memiliki tetangga-tetangga yang terbiasa mengeluarkan kata-kata kasar dan makian.

Sepanjang membacakan buku ini, tak terhitung berapa kali Tole tertawa karena kekonyolan yang terjadi dalam cerita di buku. Dan beberapa kali dia meminta saya untuk berhenti membacakannya dan memberikannya waktu untuk menebak apa yang akan terjadi kemudian atau siapa pelakunya.

Cara Sabari mencintai Marlena sungguh di luar batas kewarasan. Untunglah Sabari memiliki Abidun, sahabat setia yang tidak pernah meninggalkannya di masa-masa sulit.

Sobirin yang karena suatu “kecelakaan” jadi memiliki nama beken Hobirin dan biasa dipanggil Hob. Hidupnya berubah ketika menjadi bagian dari Sirkus Keliling Blasia. Badut sirkus adalah pekerjaan yang sangat dicintainya. Hob ini punya sahabat yang juga seorang bromocarah bernama Taripol yang bisa juga menjadi orang baik-baik. Hidup Taripol ini penuh persekongkolan.

Sabari adalah sosok ayah dalam buku ini dan pohon Sobirin mendeskripsikan pohon sirkus.

Kehidupan Sabari, Abidun, Sobirin, Taripol, Marlena, Zorro, Ibu Bos, Tara, dan Tegar yang penuh dengan kemalangan diceritakan dengan kocak walau terkadang terasa agak lebay. Bagaimana hubungan mereka dalam suatu cerita? Seru dan menghibur. Yuk baca bukunya!

Belajar · buku · coretan · KLIP

Terobsesi dengan Sebuah Buku

Bulan Oktober tahun 2020, saya membeli buku Periodic Table terbitan DK. Niat awalnya untuk Tole agar mulai tertarik dengan elemen-elemen dengan cara yang menyenangkan. Saya memang terinspirasi membeli karena Tole begitu sering cerita tentang elemen-elemen yang ada di minecraft.

Begitu bukunya sampai di rumah, malah saya yang berbinar-binar membolak-balik halaman demi halaman dan melihat-lihat isinya. Wow… full color dan tampak nyata! Memang yang ditampilkan adalah foto.

Melihat saya asyik membolak-balik buku tersebut, Tole juga ikut penasaran dan minta dibacakan. Kalau dibacakan teorinya memang agak absurb buat anak 10 tahun. Paling tidak yang kami bahas adalah aplikasi dari elemen-elemen tersebut.

Sabtu, 20 Februari 2021. Pagi-pagi sekali air masuk ke dalam rumah, ini baru pertama kali setelah lebih dari 10 tahun kami tinggal di sini. Kami tak menyangka karena rumah kami jauh lebih tinggi dari jalan. Air sudah terlanjur merata masuk di dalam rumah. Saya pasrah dengan barang-barang yang sudah basah. Sekarang saatnya santai-santai dulu, nanti kalau sudah surut baru kita mulai beberes rumah, begitu batin saya. Dan yang saya lakukan adalah duduk-duduk sambil melihat anak-anak bergembira bermain di depan rumah.

Lagi asyik duduk-duduk, saya tersadar bahwa ada buku yang masih di bagian bawah rak. Saya bergegas mengambilnya dengan harapan bukunya akan selamat. Bukunya sudah basah! Andai saya ingat lebih cepat, mungkin buku tersebut akan selamat. Mungkin. Buku tersebut tidak langsung bersentuhan dengan lantai.

Buku tersebut saya jemur dan angin-anginkan, berharap akan selamat. Namun setelah beberapa hari, kertas-kertas dalam buku tersebut masih lengket dan ketika dibuka tentu saja kertasnya menjadi robek. Hancur buku kesayangan.

Saya berusaha mencari gantinya. Tak mudah mencari buku tersebut (buku import) di Indonesia, apalagi saya hanya mengandalkan pertemanan atau marketplace yang bisa dipercaya. Saya kembali menghubungi kenalan tempat saya membeli buku tetapi dia tidak ada stok dan tidak tahu kapan akan buka PO (pre-order) lagi. Saya bergerilya di marketplace dan mencari seller yang menjual buku impor dan terpercaya. Sebentar-sebentar saya cek akun seller tersebut, apakah ada buku yang saya inginkan. Ada buku sejenis yang sebenarnya saya tertarik juga tetapi budget membeli buku terbatas. Ah siapa tahu buku incaran saya akan ready sebentar lagi, begitu batin saya. Uang yang anggarkan itu saya simpan untuk buku yang benar-benar menjadi incaran saya.

Sekitar seminggu yang lalu, akhirnya buku Periodic Table yang saya inginkan untuk pengganti ready! Tanpa pikir panjang, saya langsung transaksi karena khawatir akan kehabisan.

Begitu buku pengganti tersebut sampai di rumah, Tole langsung komentar, “ Bukannya udah punya buku kayak gitu?”

“Kan rusak kena banjir,” begitu jawab saya.

Tole tidak berkomentar lebih lanjut karena saya langsung mengajaknya untuk melihat buku yang rusak.

Bahagianya saya membuka lembar demi lembar, membaca scanning, dan meletakkannya di tempat tidur. Awal-awalnya Tole hanya geleng-geleng kepala melihat ibunya seperti itu. Lama-lama dia ikutan tertarik melihat-lihat bukunya dan malah minta dibacakan! Kalau dibacakan detil, belum menarik buat Tole sekarang. Lagi-lagi kami langsung membaca gambar dan melihat langsung aplikasinya.

Mungkin saya lebay ya. Hehehe… Tapi membolak-balik buku tersebut, pikiran saya langsung melayang pada mata kuliah Non Ferrous. Dulu untuk belajar matkul tersebut, kami hanya berbekal catatan dan foto kopi slide materi dari dosen yang pastinya tanpa warna. Andai dulu ada buku seperti itu, perkuliahan akan lebih menarik. Namun  seandainya dulu memang sudah ada, nampaknya saya tidak mampu untuk membelinya saat itu. Saat itu masih jamannya serba pas-pasan. Hehehe

Belajar · coretan · KLIP

Musim Live Streaming

Bulan ini adalah musim live streaming bagi saya karena ada dua tantangan live streaming di bulan ini dalam waktu yang berdekatan. Pertama adalah tantangan di kelas Bunda Sayang #6 Ibu Profesional dan yang kedua adalah tantangan di kelas Public Speaking IP Jakarta.

Berbicara di depan umum adalah hal yang hindari karena saya malu, tidak percaya diri, demam panggung, tiba-tiba ngeblank dengan apa hendak disampaikan, dan sejuta alasan lainnya. Namun saya tidak bisa begitu saja melewatkan tantangan-tantangan tersebut, saya harus keluar dari zona nyaman dan memberanikan menunaikan tantangan live streaming tersebut.

Ambyar, pasti. Kaku dan garing, iya juga. Eh tapi I feel better pada live streaming yang kedua. Tetapi masih tetap jauh dari rileks, santai, menarik apalagi bagus. Ya sudah lah, berlatih itu memang perlu.

Di sini saya mau cerita kedua pengalaman live streaming di bulan April 2021.

Pengalaman pertama live streaming adalah saat menunaikan tantangan Bunda Sayang Batch 6 zona 8. Bukan tantangan wajib yang harus dikerjakan dan tidak akan mempengaruhi badge atau pun kelulusan. Kami diminta untuk menceritakan pengalaman menemukan bintang Ananda.

Saya sudah menyiapkan skrip secara detil dan juga latihan. Namun begitu saatnya dan sudah di depan kamera, saya blank. Saya membawakan materi dengan tegang dan muka kaku bak robot. Dan juga minim viewer, antara bersyukur dan merasa garing. Hehehe…

Pengalaman kedua live streaming adalah saat menunaikan tantangan kelas Public Speaking yang diadakan oleh RCIP Jakarta dengan mentor Mbak Aily dan temanya bebas.

Saya memilih judul “Menghargai Privasi Anak”, hal yang sehari-hari saya hadapi. Saya membuat skrip detil. Saya bercerita memiliki anak lelaki yang sulit difoto atau divideo. Saya harus bernegosiasi untuk mendapatkannya, biasanya sih alasan saya adalah untuk membuat portofolio tetapi memang benar adanya. Kejadian atau aktivitas seremeh apapun bisa bahan untuk portofolio. Saya juga bercerita kalau Tole tidak suka saat dia zoom meeting, saya ada di dekatnya. Ya, dia punya ruang privasi sendiri dan saya harus menghargainya.

Pada live streaming kedua tersebut, saya merasa sedikit lebih rileks. Tetap dengan viewer yang minimalis, saya berusaha rileks membawakan materi yang telah saya siapkan. Walaupun dalam hati saya ingin buru-buru menyudahi sesi tersebut. Dalam hati kecil saya ada perasaan ingin bisa tampil baik, ramah dan menyenangkan tetapi ingin cepat selesai. Galau!

Kemarin ada sesi review live streaming via zoom meeting. Dag dig dug mau dikomentarin padahal mentornya super baik sekali. Untungnya live streaming saya tidak direview pada sesi tersebut. Takut pingsan saya! Yah akan tetap juga direview melalui WAG sih tapi masih menunggu keluangan waktu sang mentor.

Demikian cerita pengalaman live streaming saya di bulan April.

Ada rasa ingin tampil kembali di live streaming tetapi saya tidak ingin terlalu eksis di media sosial. Tetapi saya ingin menjadi a good public speaker. Gimana dong?

Belajar · Bunsay #6 · IP · KLIP

Bunsay #6 : Pantulan Warna Zona 8

Zona 8: Semua Anak adalah Bintang.

Pantulan warna zona 8 adalah jingga biru hijau.

Zona 8 ini superrr. Bagaimana tidak, di akhir tantangan kita diminta untuk live streaming. Saya yang aslinya introvert dipaksa untuk tampil dalam live streaming. Mungkin ada yang tidak percaya kalau saya introvert karena saya bisa menulis panjang lebar dan terbiasa to the point. Kalau ketemu langsung, saya juga bisa ngobrol banyak. Pantang mundur dan tantangan harus diselesaikan. Akhirnya saya menunaikan tugas dengan ig live dengan menggunakan akun baru karena akun yang biasa saya gunakan saya setting privat. Amburadul pasti, semua catatan yang telah saya siapkan tidak bisa membantu banyak. Tetapi memang selalu ada untuk pertama kali. To be an expert starts from beginner, begitu kata pepatah.

Kembali ke materi zona 8 yaitu semua anak adalah bintang. Setiap anak yang terlahir ke dunia membawa bintangnya masing-masing. Namun kita sebagai orang dewasa sering kali tidak melihat bintang yang ada pada anak kita. Kita silau dengan bintang-bintang anak lain.

Seperti pesan Bu Septi, “tinggikan bukti, bukan meratakan lembah.” Kita harus fokus pada kekuatan anak dan siasati kelemahan.

Tantangan pada zona 8 ini adalah menemukan sinar bintang dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas anak dan klasifikasikan aktivitas menjadi enjoy, easy, excellent, dan earn. Memang tidak ada cara lain menemukan bintang anak, kecuali mengamati, mencatat, dan mendokumentasikan. Dan lima belas hari tidak cukup walaupun saya hanya mengerjakan jurnal sampai di tantangan hari kesepuluh saja.

Tantangan di zona ini sejalan dengan tugas saya sebagai orang tua Tole yang harus menyiapkan portofolio dan dipresentasikan setiap semester. Dan pada zona ini saya cukup menyematkan klasifikasi enjoy dan easy saja pada setiap aktivitasnya, selain memang belum ada yang sampai pada tahap excellent dan earn. Saya teringat pada salah satu materi Bu Diena (ABHome), untuk menjadi excellent harus mendapat pengakuan orang lain. Dan pada usia SD ini kita masih mengamati tren atau finding trend.

Mengamati, mencatat, dan mendokumentasikan aktivitas anak tidak sampai pada selesainya tantangan di zona ini tetapi akan terus berlanjut dengan format yang berbeda yang akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemudahan kami.

Dan ini adalah tantangan terakhir di kelas Bunda Sayang batch 6. Antara bahagia dan terharu karena bisa melaluinya tanpa rehat pada satu zona pun. Tadinya saya mau rehat di zona 8 ini. Alhamdulillah tidak jadi rehat dan saya masih bisa mengejar ketinggalan.

Bismillah ini adalah langkah awal untuk memulai kelas selanjutnya.

#aliranrasabundasayang #petualangansobatualangzona6 #zona8semuaanakadalahbintang #pantaibentangpetualang #kuliahbundasayang #institutibuprofesional

Belajar · HEbAT · KLIP

Lolos dan Lulus Matrikulasi Reborn HEbAT Community Batch 2

Akhirnya kami (saya dan ayahnya Tole) bisa lolos dan lulus dari kelas Matrikulasi Reborn HEbAT Community Batch 2.

Apakah HEbAT Community?

HEbAT adalah Home Education based on Akhlaq and Talents.

HEbAT adalah komunitas pendidikan keluarga berbasis rumah dengan pendekatan fitrah untuk menyiapkan generasi aqil baligh.

HEbAT adalah komunitas pendidikan keluarga berbasis rumah, semangatnya adalah mengajak Ayah Bunda kembali ke rumah. Memperkuat pondasi pendidikan di dalam rumah terlebih dahulu sebelum beraktivitas di luar.

(Sumber: materi Materi Kompilasi Matrikulasi Reborn HEbAT Community Batch 2).

Apakah bedanya lolos dan lulus?

▪️ Lolos apabila melakukan minimal 3 Aksi Matpok dan mengisi 5 link Serapan Matpok. (Matpok adalah materi pokok).

▪️ Lulus apabila mendaftar secara resmi untuk mengikuti program MR#2. (MR#2 adalah Matrikulasi Reborn batch 2).

Apa saja materi?

***

Awalnya saya ragu untuk mendaftar Matrikulasi Reborn HEbAT Community Batch 2 (MR #2 HEbAT) karena saya masih mengikuti kelas Bunda Sayang batch 6 Ibu Profesional (Bunsay #6 IP). Tantangan di kelas tersebut membutuhkan nafas yang panjang karena tantangannya maraton. Tantangan dari kelas Bunsay tersebut saya dokumentasikan di blog ini juga. Maka jangan heran kalau banyak tulisan di blog ini berjudul “Tantangan Zona X Day Y”, hehehe.

Setelah saya timbang-timbang akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar MR#2 HEbAT karena saya tidak tahu lagi kapan matrikulasi batch selanjutnya akan diadakan lagi. Sementara belajar ilmu parenting adalah hal yang mendesak buat. Anak terus tumbuh dan saya tidak bisa menahannya.

Saya seperti berkejaran dengan anak yang akan menuju baligh. Sementara bekal saya masih belum cukup untuk mengantarkan anak menuju fasa aqil baligh.

Saya mendaftar MR#2 dan mengajak ayahnya Tole. Alhamdulillah gayung bersambut walaupun saat masuk kelas WAG, beliau kaget juga karena lupa kalau sudah saya daftarkan. Kemudian saya yang sering mengingatkannya tentang materi, aksi, dan serapan.

Alhamdulillah kami bisa mengikuti materi MR#2 dan menyelesaikan Aksi (walau tidak semua tetapi cukup untuk syarat lolos) dan mengisi link Serapan. Kelas ini berjalan santai sesuai dengan hesteknya #RileksOptimis.

Materi-materi pokok padat dan sarat makna. Yang membuat saya rileks menjalani matrikulasi ini adalah karena tugas-tugasnya tidak banyak dan durasi waktu yang diberikan cukup longgar.

Dan yang paling berkesan buat saya adalah Panggung Aksi di mana teman-teman peserta matrikulasi bercerita tentang pengalaman masing-masing sesuai tema. Banyak sekali insight yang saya dapat. Pengalaman orang lain bisa menjadi pelajaran berharga tanpa kita harus mengalaminya terlebih dahulu. Saya juga terpesona dengan cerita teman-teman menghadapi tantangan yang dihadapinya.

Saya juga belajar dari pertanyaan dan jawaban dari setiap materi pokok. Banyak pertanyaan yang tidak terpikir oleh saya.

Saya bersyukur tidak menunda-nunda mengikuti matrikulasi ini. Banyak ilmu dan hikmah yang bisa diambil. Padahal ini baru materi pokok. Dan menurut kordinator, nanti akan ada materi-materi pendalaman.

#MatrikulasiRebornHEbATCommunity #MatrikulasiRebornBatch2HEbATCommunity #HEbATCommunity #RileksOptimis #KeluargaHEbATCommunity #HomeEducation

Belajar · KLIP

Apakah Law of Attraction?

Jujur, saya baru belakangan tahu istilah Law of Attraction atau disingkat LoA. Itu pun karena mengikuti Kuliah Whatsapp HSKM Jakarta yang berjudul Ketika LoA Merusak Konsep Doa. HSKM adalah Komunitas Homeschooling Keluarga Muslim. Untuk mengenal lebih dekat dengan HSKM bisa mengunjungi https://keluargamuslim.org/komunitas-homeschooling/.

Saya mengenal mestakung atau semesta mendukung sejak membaca buku “Sang Alkemis” atau “The Alchemist” karya Paulo Coelho, the entire universe conspired to help me. Saya sampai membeli dan membaca buku tersebut dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris karena begitu tersihir dengan kata-katanya. Itu sekitar 15 tahun yang lalu. Kemudian saya melupakan kalimat tersebut karena merasa ada yang kurang pas.

Sekitar tahun 2007 saya membeli buku “Secret” karya Rondha Byrne walaupun pada akhirnya saya tidak sempat membaca bukunya sampai bukunya saya keluarkan dari rumah sekitar dua tahun yang lalu.

Beberapa pekan yang lalu saya mengikuti Kuliah Whatsapp HSKM Jakarta yang berjudul Ketika LoA Merusak Konsep Doa dengan narasumber Eva Rahayu dan moderator Raken Asri. Berikut beberapa catatan yang saya dapat dari Kuliah Whatsapp tersebut.

Law of Attraction (LoA) adalah hukum dengan premis utama bahwa setiap pikiran, perasaan, ucapan, dan perbuatan manusia memiliki energi positif maupun negatif, yang akan bervibrasi (memancar) ke alam semesta yang kemudian menarik hal-hal yang memiliki energi yang sama dari semesta.

LoA ini adalah akidah paganisme yang menjadikan diri sebagai tuhan pertama dan semesta sebagai tuhan kedua yang mendukungnya. Sebagai muslim, ketika menggunakan LoA ini maka akan menggelincirkan akidah. Kemungkinan pemahaman para praktisi LoA muslim terhadap LoA ini berbeda-beda, banyak yang menganggap sama saja dengan doa tanpa melihat lebih dalam LoA ini.

Rhonda Byrne menulis dalam bukunya, your thoughts are the primary cause of everything.

Menurut Teh Eva Rahayu sebagai pengkritik hukum ini ada beberapa kerusakan yang disebabkan oleh premis ini.

Yang pertama. Terjadi cacat logika (logical fallacy). Para praktisi LoA harus selalu berpikir, merasa, dan berkata-kata positif. Positif dalam standar kekukuhan egosentris. Kalau dalam kajian tazkiyatunnafs, kekukuhan egosentris ini disebut juga ujub (bangga diri, bangga terhadap usaha diri, dan menyandarkan diri kepada usaha atau kekuatan diri). Seharusnya sebagai muslim semua yang Allah ridha adalah positif, dan semua yang Allah murkai adalah negatif dan menjadi tercampur dengan standar positif negatif berdasarkan LoA, yakni kekukuhan egosentris (ujub).

Yang kedua. Kerusakan yang kedua seperti di judul kulwap ini, merusak konsep doa. Dalam Islam, doa adalah inti penghambaan, inti ibadah. Jadi doa adalah bukti pengakuan kelemahan diri di hadapan Allah, bukti kebergantungan dan keberserahan diri kita kepada Allah. Kalimat doa adalah bentuk komunikasi kita kepada Allah dalam mengutarakan permohonan, keinginan diri dengan jujur apa adanya sebagai tanda kita ini lemah tidak punya daya upaya terhadap apa yang kita inginkan itu jika Allah tidak menghendakinya. Jadi pusatnya di Allah, bukan di diri kita, bahkan bukan di ikhtiar kita. Kita sepenuhnya menyerahkan kepada Allah pengabulannya.

Yang ketiga. Kerusakan berikutnya adalah pemaksaan dalil yang dipakai praktisi LoA yang muslim. tidak semua pikiran, perasaan, dan kata-kata adalah doa, tergantung niatnya. Yang benar adalah setiap pikiran, perasaan, kata-kata, dan perbuatan ada hisabnya. Jadi, sebagai muslim kita harus berpikir, merasa, berkata-kata, dan berbuat sesuai dengan syariat Allah yang mendatangkan keridhaan Allah. Ini masuk ke ranah hukum perbuatan, perbuatan hati maupun perbuatan anggota badan, ada hukum wajib, mustahab (sunnah/dianjurkan), mubah, makruh, dan haram. 

Sebenarnya banyak sekali yang disampaikan The Eva Rahayu dalam kulwap tersebut. Namun intinya kita harus hati-hati dengan konsep LoA ini. Berpikir positif versi LoA dengan husnudzhan dalam Islam adalah beda konteks. Kita sebagai muslim bergantung dan berharap Allah akan mengabulkan doa kita.

Dan kalimat usaha tidak akan mengkhianati hasil juga termasuk ke dalam LoA. Yang benar adalah kita ikhtiar maksimal dan hasilnya kita serahkan ke Allah.

Semoga catatan singkat ini bisa sebagai pengingat saya dan semua yang membacanya.

Belajar · Bunsay #6 · IP

Bunsay #6 : Tantangan 15 Hari Zona 8 Day 10

Zona 8: Semua Anak adalah Bintang.

Pengamatan hari ke-10 adalah hari Sabtu. Kegiatan Tole hari Sabtu lumayan padat karena aktivitas tatap muka (via zoom) dari PKBM ada di hari Sabtu. Setiap hari Sabtu, dua kelas zoom. Biasanya kami tidak pergi kemana-mana. Bahkan saya sering memanfaatkan jadwal zoom Tole ini dengan mengikuti kelas online di jam yang sama.

Walaupun Tole cukup sibuk hari Sabtu namun tiga aktivitas: minecraft, bercerita, dan bermain bola adalah menu yang hampir tidak pernah ketinggalan. Jadilah tiga aktivitas itu yang setiap hari menghiasi hari-harinya.

Berikut adalah jurnal Temukan Sinar Bintang.

#harike10 #tantangan15hari #zona8semuaanakadalahbintang #pantaibentangpetualang #kuliahbundasayang #institutibuprofesional

Belajar · Bunsay #6 · IP

Bunsay #6 : Tantangan 15 Hari Zona 8 Day 9

Zona 8: Semua Anak adalah Bintang.

Pengamatan hari ke-9 adalah hari Jumat. Hari Jumat itu Tole tidak mau membaca buku karena menurutnya hari itu tidak ada jadwal membawa. Walau begitu untuk agenda yang lain, Tole sangat koperatif dan bersemangat melakukannya. Mungkin karena efek setelah parkour di hari sebelumnya yang membuat moodnya menjadi lebih baik.

Berikut adalah jurnal Temukan Sinar Bintang.

#harike9 #tantangan15hari #zona8semuaanakadalahbintang #pantaibentangpetualang #kuliahbundasayang #institutibuprofesional

Belajar · Bunsay #6 · IP · KLIP

Bunsay #6 : Tantangan 15 Hari Zona 8 Day 8

Zona 8: Semua Anak adalah Bintang.

Pengamatan hari ke-8 adalah hari Kamis. Hari Kamis adalah hari latihan parkour. Membayangkan latihan parkour sore membuatnya lebih bersemangat menghadapi hari. Buku Ayah dan Pohon Sirkus Andrea Hirata yang kemarin dicuekin, hari ini dilahapnya buku tersebut walaupun belum sampai tamat tetapi dia membaca lebih bersemangat dari hari sebelumnya.

Sejak pagi pun dia semangat untuk menyelesaikan agenda di hari Kamis sebelum jam dua belas siang.

Menjelang jam dua siang, kami dapat pengumuman bahwa kelas Bahasa Inggris Tole ditiadakan karena pengajarnya sakit maka Tole pun punya lebih banyak waktu untuk bermain bola. Dan kami juga bisa berangkat latihan parkour lebih awal. Saya lebih senang berangkat lebih awal agar bisa lebih santai di jalan dan di tempat latihan sebelum latihan dimulai.

Latihan belum dimulai tetapi Tole dan teman-temannya sudah pada main di lapangan. Saya meminta izin untuk membuat video latihannya. Dan izin itu turun setelah pada latihan sebelumnya saya tidak diperkenankan mengambil foto ataupun video.

Ada yang menarik buat saya. Anak-anak itu sangat penasaran dengan alat-alat yang ada di sana. Alat-alat tersebut dipindahkan dengan diseret oleh anak-anak dan dicoba. Namun saya saya tidak melihat coach melarang atau terlihat kesal, para coach tersebut malah menanggapi anak mau apa dan memberi pengarahan jika diperlukan. Mungkin mereka, anak-anak dan para coach, adalah setipe, sejenis makhluk yang suka bergerak dan bereksplorasi. Hahaha.

Latihan dimulai dan semua anak mengikuti arahan coach. Tole terkadang menyahut ketika coach memberi instruksi. Tole memang tipe anak yang spontan menyuarakan isi hati dan isi kepala.

Latihan kali ini lebih menantang dan Tole sangat menikmatinya. Saya pun beberapa kali mengambil video. Setelah selesai latihan pun Tole dan beberapa temannya masih di lapangan, mencoba gerakan-gerakan sambil mengobrol dengan coach. Tole juga bertanya gimana supaya smooth melakukan suatu gerakan. Bahkan ada anak yang minta diajari gerakan tertentu. Anak tersebut dipandu melakukan gerakan tersebut tetapi diingatkan agar jangan mencoba gerakan tersebut sendiri tanpa pendampingan.

Video-video latihan hari tersebut saya kompilasi dalam satu video kemudian saya unggah ke akun youtube saya. Tole menonton video latihannya berkali-kali dan meminta saya untuk mengambil video setiap dia latihan parkour. Dan dengan senang hati Tole membagikan link video youtube ke keluarga melalu handphone saya karena Tole sendiri belum mempunyai handphone sendiri.

Anak-anak aktif memang harus difasilitasi dan diberi pengertian, jangan dilarang. Hal tersebut penting sekali untuk saya ingat. Supaya saya tetap rileks mendampingi Tole.

Dan setelah saya perhatikan, apabila energinya sudah disalurkan makan Tole lebih semangat menjalani hari dan mengerjakan tugas-tugas yang memang sudah seharusnya dia lakukan.

Berikut adalah jurnal Temukan Sinar Bintang.

#harike8 #tantangan15hari #zona8semuaanakadalahbintang #pantaibentangpetualang #kuliahbundasayang #institutibuprofesional