Belajar · Bunsay #6 · IP · KLIP

Bunsay #6 : Pantulan Warna Zona 7

Zona 7: Pendidikan Seksualitas.

Pantulan warna zona 7 adalah biru kuning.

Zona 7 ini adalah berbeda dengan zona-zona sebelumnya. Seruuu… dan materinya, uhuk, tentang Pendidikan Seksualitas yang masih sering dianggap tabu untuk dibicarakan.

Lima hari pertama kami berkumpul di dalam satu WAG untuk membahas materi yang akan ditampilkan dalam live FBG Pantai Bentang Petualang. Percaya diri saja, walaupun belum tentu kelompok kami terpilih.

Saya merasakan keseruan diskusi di WAG kelompok kami, kelompok 15 (Jakarta 1). Betapa teman-teman bersungguh-sungguh menyiapkan materinya hingga lembur-lembur sampai tengah malam. Saya terharuuu… dan maafkan saya belum bisa berkontribusi banyak karena ada hal lain yang harus dikerjakan juga. Namun saya tetap menyimak apa yang dikerjakan teman-teman dan juga membaca yang sudah disiapkan teman-teman.

Sepuluh hari berikutnya, kelompok yang terpilih tampil di live FBG. Dan saya menyimaknya dengan bahagia. Banyak insight yang saya dapat dari teman-teman yang tampil. Ternyata referensinya banyak sekali, tidak heran materinya juga padat berisi. Padahal jatah waktu manggung mereka hanya 30 menit saja lho. Kebayang kan lagi asyik-asyiknya menyimak, tahu-tahu waktu sudah habis.

Yang pertama saya ingat adalah kita harus membedakan antara seksual dan seksualitas. Pada zona ini tentu yang dibahas adalah pendidikan seksualitas.

Ada 10 tema yang dibahas, sebagai berikut. Semuanya seru-seru dan menarik untuk disimak.

Kami harus berpacu dengan waktu. Jam 14.00 – 14.30 kami menyimak live FBG dan setelahnya kami baru membuat jurnal tantangan. Menantang!

Target saya bisa menyelesaikan 15 hari tantangan, namun apa daya hari ke delapan tantangan saya sudah KO. Saya skip tantangan hari itu dan selanjutnya berat untuk memulai membuat jurnal lagi. Live FBG tetap saya simak tanpa rapel sampai hari ke sepuluh, bahkan saya simak ulang saat mengerjakan jurnalnya.

Pada sesi Lesehan Kopyor, Kakawi bercerita tentang konsep yang diusung pada zona 7 ini yaitu Learning by Teaching. Memang sering kali kita lebih paham akan ilmu ketika kita mengajar apa yang telah kita pelajari. Misalnya saja ketika mengajari anak, kita akan lebih paham. Begitu juga pengalaman saya.

Terima kasih zona 7 yang penuh kejutan bahagia. Dan apakah akan ada kejutan lainnya di zona 8?

#aliranrasabundasayang #petualangansobatualangzona6 #zona7pendidikanseksualitas #pantaibentangpetualang #kuliahbundasayang #institutibuprofesional

Belajar · coretan · keluarga · KLIP

Catatan Belajar SKUP Talent Based Project – Sesi 1

Sesi 1 – Konsep Dasar Manajemen Project

Senang rasanya bisa berguru langsung dengan Bu Diena Syarifa. Dan ini kuliah kedua saya dengan beliau. Kuliah pertama saya dengan beliau adalah tentang magang. Semoga saya bisa mencatat kembali apa yang telah saya dapatkan.

Seri Kuliah Umum ABHome Talent based Project dibagi menjadi 4 sesi seperti yang ada di eflyer. Harganya wow ya? Memang sebanding dengan apa yang akan didapat walaupun saya baru menyimak sesi 1. Tetapi saya dapat harga khusus karena saya adalah orang tua siswa ABhome.

Sesi 1  membahas Konsep Dasar Manajemen Project dengan pembawa acara Pak Setyo Budi (ABhome’s Leader Program atau Kepala Sekolah ABHome). Awal-awal Pak Setyo sudah membuat penasaran dengan melontarkan pertanyaan, “proyek atau project?”

Bu Diena menjelaskan tentang latar pendidikannya dan dihubungkan dengan management project, sebagai berikut:

Industri: Project Engineer

Manajemen Pendidikan: Perancang Kurikulum dan Program

MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia): Talent ManagementTalent Based Project

Salah satu talent management adalah talent based project. Menurut penjelasan Bu Diena, talent based project tidak matching dengan dunia pendidikan karena walaupun dibilang sesuai dengan minat dan bakat anak tetapi secara aktual tidak ada. Mereka itu adalah all about academic dan talent adalah sampingan atau ekskul. Saya menangkap yang dimaksud dunia pendidikan di sini adalah sekolah.

Kemudian Bu Diena menjelaskan tentang proyek dan project. Proyek adalah all about money, itu yang terpatri di pikirannya. Dan beliau menjadi tidak suka dengan kata-kata proyek. Beliau lebih suka dengan kata project karena terasa lebih mantap, team work-nya jelas, tujuannya jelas bahkan lupakan uang. Maksudnya adalah uang sudah dialokasikan dari awal untuk project sehingga jangan sampai di tengah jalan menjadi galau karena uang.

Bu Diena juga mengingatkan agar dunia pendidikan tidak ketinggalan dengan dunia industri dalam hal project. Paling tidak kita bisa mengenalkan dengan konsep project dari rumah walaupun namanya bisa apa saja. Kalau dalam pembelajaran dengan main-main bisa jadi project tetapi kalau dalam industri project tidak bisa main-main.

Dalam pembelajaran ada excuse-excuse tertentu yang disebut Bu Diena sebagai biaya belajar. Oleh karena itu selagi masih dalam masa pembelajaran, manfaatkanlah sebaik-baiknya.

Secara filosofi,  hidup adalah project menuntaskan misi penciptaan, maka Bu Diena membagi hidupnya dalam beberapa project seperti project pribadi, project kelompok, project institusi dan seterusnya.

Dan yang menarik buat saya adalah Management Project mengubah sekolah menjadi full of meaning.

Saya semakin penasaran dengan Management Project ini.

Tujuan utama Management Project dalam pendidikan adalah:

  1. Menemukan diri atau finding mission
  2. Melatih berpikir strategis dan sistematis
  3. Unjuk diri
  4. Personal branding

Dan yang menarik juga adalah pemaparan Bu Diena mengenai cara mencapai Management Project di dunia pendidikan adalah dengan turunkan dan sederhanakan, yaitu dengan penyebutan istilah. Untuk anak TK dan SD, beliau menyebutnya main; untuk anak SMP, beliau menyebutnya aktivitas; baru setelah SMA, beliau menyebutnya project. Istilah main atau aktivitas atau project adalah istilah yang terucap kepada anak-anak. Namun di kepala guru atau inisiator atau litbang yang terpikir adalah management project.

Lalu untuk kami yang yang sudah terbiasa dengan kata project bagaimana? Padahal anak masih usia SD. Tidak mengapa juga menurut Bu Diena, beliau hanya ingin menghemat kegembiraan belajar sehingga ketika sudah tiba saatnya anak diharapkan dengan project serius, anak-anak masih bersemangat menjalankannya.

Adududu… Tole sudah terbiasa mendengar kata project, baik semasa masih sekolah formal atau pun setelahnya. Baiklah, saya selow dulu. Sudah terlanjur, semoga Tole tetap semangat mengerjakan project hingga dewasa kelak, apapun namanya. Bisa menyelesaikan projectnya dan bertanggung jawab.

Pada kenyataannya ada yang menyebut project, namun siklusnya bukan project. Oleh karena itu dijelaskan juga perbedaan program, project, dan kegiatan.

Penting juga diingat bahwa siklus Teknis Sederhana Siklus Management Project adalah Plan Do Check Action. Yang tentunya ada penjabaran lebih dalam mengenai siklus teknisnya.

Dari penjelasan Bu Diena, saya mendapat begitu banyak ilmu-ilmu mengenai Konsep Management Project dalam pendidikan yang membuat saya mengangguk-angguk, berpikir, membaca materi lagi dan menyimak ulang pemaparannya. Rasanya sekali menyimak tidak cukup. Demikianlah sekelumit oleh-oleh yang saya dapatkan dari Sesi 1 -Konsep Dasar Manajemen Project.

Belajar · coretan · keluarga · KLIP

Coaching Individu– Portofolio 1

Tole adalah siswa PKBM ABHome. Dengan bergabung dengan PKBM tersebut, kami mendapat bonus materi portofolio bakat yang disampaikan oleh Bu Diena setiap sebulan sekali. Kami diminta mengamati anak selama 4 bulan dan membuat Developmental Portofolio Bakat. Dan ini sesinya orang tua.

Kemudian datang komentar anaknya yang sekolah mengapa orang tuanya yang repot?

Walaupun repot tetapi buat saya ini adalah hal yang menyenangkan, bisa mengamati dan mendokumentasikan aktivitas Tole. Ditambah ada sesi coaching bersama orang tua lain dan coaching individu yang membuat saya semakin berbinar. Saya semakin semangat untuk mengamati dan memfasilitasi Tole untuk mengembangkan minat dan bakatnya.

Selain itu menurut Bu Diena, saat anak usia SD, portofolio dibuat oleh orang tua. Ketika anak SMP, portofolio dibuat oleh anak dan orang tua. Dan ketika SMA dan seterusnya, portofolio sudah dibuat oleh anak sendiri.

Tidak mengapa kita repot saat anak masih kecil daripada kita repot seumur hidup. Lagi pula sesungguhnya waktu kita bersama anak tidak lah lama. Tiba-tiba sudah saatnya anak merantau kemudian berumah tangga. Oleh karena itu saya ingin menikmati waktu bersama anak selagi bisa.

***

Setelah menyiapkan portofolio, kami presentasi di hadapan Bu Diena dan para orang tua lainnya. Kemudian kami mendapatkan jadwal coaching individu pada hari Kamis, 11 Februari 2021.

Saat sesi coaching individu, Bu Diena membahas portofolio Tole dan memberikan saran yang bisa kami lakukan. Berikut yang bisa saya tanggap dari coaching individu.

Saya menampilkan visual art dalam portofolio Tole. Visual art-nya dibagi menjadi game dan menggambar. Tentunya Tole sangat antusias kalau bermain game bahkan bisa terus-terusan kalau tidak kami batasi. Kami diminta untuk terus observasi game apa saja yang diminati Tole. Dan untuk menggambar, coba distimulasi dengan melakukan aktivitas membuat sketsa secara manual dengan melihat youtube tutorial sketsa dasar untuk pemula. Tapi sampai saat ini Tole belum mau diajak untuk melihat youtube tentang sketsa ini, apalagi praktek.

Pada portofolio tersebut, Tole terlihat menikmati aktivitas memasak. Nah dari aktivitas memasak ini masih harus diobservasi lagi, dia sukanya di bagian mana apakah preparing, memasak, komposisi, atau plating. Bu Diena juga memberikan saran untuk memberikan project memasak dan bagaimana jadwalnya. Dan pada semester ini, Tole benar-benar tidak mau melakukan aktivitas masak. Untungnya masih mau memasak nasi.

Keterampilan bersepeda juga masih terus diobservasi apakah senangnya menjelajah atau operating atau assembling atau kumpul-kumpul atau penunjuk jalan. Sepertinya Tole suka semuanya walaupun paling suka adalah menjelajah. Namun untuk menjadi penunjuk jalan, dia masih belum paham orientasi arah kecuali pada saat akhir pekan lalu kami ke kebun binatang Ragunan dan dia yang mau mengarahkan arah hendak kemana berdasarkan petunjuk arah yang tersedia di sana.

Kegemaran Tole adalah bermain bola. Dan dia masih menyimpan keinginan untuk bergabung di Sekolah Sepak Bola atau SSB yang masih tertunda karena pandemik. Dia bermain bola di game dan sebagai aktivitas fisik. Dia lebih menikmati bermain bola langsung dibandingkan dengan bermain bola di game.  Dari bermain bola ini disarankan untuk menguasai teknik-teknik dalam bermain bola seperti bagaimana menggiring bola dengan melihat youtube. Sampai saat ini dia belum tertarik melihat youtube tentang bermain bola. Sepertinya dia lebih senang langsung praktik.

Ternyata yang saya tampilkan di Developmental Portofolio Bakat setelah distimulasi lagi pada semester berikutnya masih banyak yang belum mau ditekuninya. Tidak mengapa, tugas kami sebagai orang tua adalah terus membersamai, menstimulasi, dan mengamati. Tetap Rileks dan Optimis seperti pada materi Matrikulasi HEbAT Reborn #2.

Belajar · buku · coretan · KLIP

Kesan Buku: Kim Ji-Yeong

Judul buku: Kim Ji-Yeong Lahir 1982

Penulis: Cho Nam-Joo

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Jumlah halaman: 179

***

Kim Ji-Yeong Lahir 1982 disematkan sebagai judul dari buku tersebut. Dan di tahun itulah Kim Ji-Yeong lahir. Dia mempunyai seorang kakak perempuan dan seorang adik laki-laki. Kalau dibilang dia adalah kita mungkin ada benarnya. Banyak perempuan yang mengalami dan merasakan seperti yang dialaminya, termasuk saya dalam beberapa hal. Apakah karena kami tumbuh dan hidup pada zaman yang sama? Bisa iya bisa juga tidak dan saya seusia dengan kakaknya.

Kim Ji-Yeong beruntung memiliki seorang ibu yang mempunyai pikiran maju sehingga beliau selalu mendorong anak-anak perempuannya untuk mengenyam pendidikan tinggi. Beliau merasakan bagaimana pada masa mudanya, beliau dan kakak perempuannya harus bekerja keras demi membiayai sekolah saudara laki-lakinya.

Ayah Kim Ji-Yeong adalah seorang pegawai dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang terampil, cerdas, dan tangguh. Ibunya pandai mengelola rumah tangga dan emosinya walaupun tinggal bersama mereka nenek atau ibu mertua beliau.

Pada masa Kim Ji-Yeong sekolah, semua murid dikondisikan untuk patuh. Sesekali dia mengalami perundungan. Dan akhirnya dia bisa masuk kuliah di jurusan humaniora. Mungkin masa-masa kuliah ini adalah masa-masa yang paling indah buatnya walaupun dia harus belajar keras. Yah walaupun dia sudah bekerja keras namun nilainya masih biasa-biasa saja.

Selesai kuliah dia masuk kerja dengan gaji lebih kecil dibandingkan dengan karyawan pria. Praktek diskriminasi gaji ini memang masih banyak terjadi, suka tidak suka. Dengan posisi dan tanggung jawab sama, bisa jadi gaji karyawan perempuan lebih kecil dibandingkan dengan gaji karyawan laki-laki. Terbukti dengan masih adanya kampanye kesetaraan gender saat saya kerja beberapa tahun silam.

Siklus selanjutnya adalah menikah dan memiliki anak. Dengan berbagai pertimbangan ekonomi, Kim Ji-Yeong memilih berhenti bekerja dan mengasuh anaknya. Pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak memang lebih berat ketimbang pekerjaan di kantor. Dia menjadi lebih mudah kelelahan apalagi ditambah dia harus menghadapi berbagai “omongan” mengenai menjadi seorang ibu rumah tangga. Dan dengan mempunyai suami yang baik pun tidak cukup membuatnya bisa menjaga kewarasannya.

Kalau menurut saya, pelajaran yang bisa kita ambil adalah memang perempuan itu butuh teman atau bahkan komunitas yang bisa saling menguatkan. Dan penting juga untuk perempuan yang memang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga untuk menyiapkan mental sebelum benar-benar berhenti bekerja, seperti pengalaman saya. Hehehe

Oiya, buku ini saya pinjam dari ipusnas. Buku ini lumayan banyak peminat, saya harus mengantri untuk meminjamnya. Setelah waktu tenggat pinjam habis, saya mencoba untuk meminjam lagi ternyata stok kosong. Bagi yang ingin meminjam bukunya dari ipusnas, harap bersabar yaa.

Belajar · Bunsay #6 · IP · KLIP

Bunsay #6 : Tantangan 15 Hari Zona 7 Day 10

Zona 7: Pendidikan Seksualitas.

Topik 5: Pentingnya Aqil dan Baligh Secara Bersamaan

Oleh: Kelompok 20 (Lamongan, Lampung)

***

Hari kelima parade live di FBG Pantai Bentang Petualang yang dibawakan oleh kelompok 20 (Lamongan, Lampung). Pembukaan yang menarik, yaitu perbincangan antara aqil dang baligh. Aqil yang selalu disebut lebih awal daripada baligh yang berarti seharus aqil lebih dulu datang dibandingkan dengan baligh. Dan kami dibuat penasaran dengan persahabatan aqil dan baligh!

Kemudian MC membuka dengan pantun dari Lampung yang saya tidak paham artinya sehingga saya tahu bagaimana menuliskannya. Hehehe

Selanjutnya penjelasan topik dimulai dari pengertian aqil. Aqil berasal dari bahasa Arab yang artinya berakal, cerdik, pandai. Maksud dari aqil adalah kesiapan/kedewasaan secara psikologis, sosial, finansial.

Sedangkan baligh adalah kondisi di mana seseorang sudah mencapai usia tertentu dan dianggap sudah dewasa atau sudah mengalami perubahan biologis yang merupakan tanda-tanda kedewasaan.

Tanda-tanda baligh sendiri dibagi menjadi 3 hal:

  1. Berdasarkan umur
  2. Aktifnya organ reproduksi
  3. Tanda baligh untuk perempuan, sudah haid

Hal yang baru buat saya adalah tanda-tanda baligh berdasarkan umur yang ternyata setiap imam mempunyai pendapatnya masing-masing.

Berkali-kali saya menyimak materi mengenai pentingnya aqil sebelum atau paling tidak berbarengan dengan baligh. Dan hal itu tidak juga membuat saya tenang tetapi malah membuat saya semakin haus ilmu dan praktek. Saya merasa berkejaran dengan usia anak yang menjelang baligh. Saya terus berpikir bekal apa lagi yang harus kami siapkan. Ah… saya semakin dag dig dug.

Apalagi jika dipaparkan tentang permasalahan yang timbul ketika anak baligh tetapi belum aqil, bisa tambah seru ritme di pikiran saya. Sekarang saya harus singkirkan akibat-akibat negatif dulu dan fokus pada peran yang bisa dilakukan sebagai orang tua yaitu mengantarkan Tole untuk menjadi pemuda.

Belakangan memang kita banyak diingatkan bahwa dalam Islam tidak ada istilah remaja, yang ada adalah istilah pemuda. Istilah remaja adalah pengkerdilan peran anak. Remaja seringkali diasosiasikan dengan senang-senang dan masa-masa labil. Sesungguhnya pemuda harus lah tangguh. Pemuda adalah pengemban kejayaan peradaban berikutnya.

Terlepas dari istilah tersebut, nak menjadi pemuda atau memasuki usia remaja, kita harus sama-sama mempersiapkan dan mendampingi anak dengan baik agar dia menjadi mukalaf, siap mengemban amanah syariah, dan siap terjun ke masyarakat.

Pada live tersebut dijelaskan ada 4 hal yang dipersiapkan menuju aqil baligh:

  1. Persiapan ideologis
  2. Persiapan psikologis
  3. Persiapan sosial
  4. Persiapan kognitif

Persiapan ideologis dan psikologis sudah mulai dijalankan walaupun hasilnya belum terlalu optimal. Namun untuk persiapan sosial dan kognitif, saya masih bekerja dan berpikir keras untuk mencarikan lingkungan pergaulan yang sehat dan  mengarahkan anak untuk tidak melakukan sesuatu tanpa tujuan atau sia-sia.

Saya sedang mengikhtiarkan mencarikan aktivitas yang sesuai dengan minatnya dan bermanfaat. Lagi-lagi di masa pandemik ini, tidak mudah mencarikan aktivitas yang sesuai dengan keinginannya.

Kami belum berani memasukkan Tole ke sekolah sepak bola seperti keinginannya. Saya mencari kelas kreativitas tapi belum ketemu jadwal yang cocok. Padahal minta jadwalnya sederhana, selain akhir pekan tetapi sepertinya banyak kelas aktivitas terpusat di akhir pekan. Seperti saat saya bertanya mengenai jadwal kelas memanah untuk Tole, latihannya setiap hari Sabtu dan Minggu. Tunda dulu kalau begitu. Pelan-pelan cari kelas yang sesuai dan tidak perlu terburu-buru.

Saya memiliki harapan bahwa Tole bisa berkegiatan yang nantinya dia bisa membawanya pada minat dan bakatnya. Bukankah pekerjaan yang menyenangkan adalah hobi yang dibayar. Hehehe

Ah, sudahlah… itu masih terlalu jauh. Sekarang kita berproses jelajah wawasan dan jelajah pengalaman dulu ya, Le!

Dan saya memiliki harapan bahwa Tole mulai berkegiatan yang lebih terarah.

Anaknya masih santai tetapi jari dan pikiran saya sudah saling berkejaran.

Rileks… rileks… rileks…

#harike10 #tantangan15hari #zona7pendidikanseksualitas #pantaibentangpetualang #kuliahbundasayang #institutibuprofesional

Belajar · Bunsay #6 · IP · KLIP

Bunsay #6 : Tantangan 15 Hari Zona 7 Day 9

Zona 7: Pendidikan Seksualitas.

Topik 4: Peran Ayah dalam Pengasuhan untuk Pendidikan Seksualitas

Oleh: Kelompok 16 (Jakarta 2)

***

Hari keempat parade live di FBG Pantai Bentang Petualang yang dibawakan oleh kelompok 16 (Jakarta 2). Live ini dimulai dengan puisi Ayah, jadi terharuu…

Kemudian materi diawali dengan pemaparan studi kasus berdasarkan pengalaman teman-teman di kelompok 16 (Jakarta 2), yaitu Mbak Hera dan Mbak Nurindah. Bukan pengalaman pribadi tetapi pengalaman yang dijumpainya. Studi kasus tersebut memaparkan bahwa akan terjadi penyimpangan orientasi seksual apabila sosok ayah tidak hadir dalam kehidupan anak.

Pakar parenting Ustadz Bendri Jaisyurrahman menyebutkan bahwa rusaknya perilaku anak muda saat ini adalah buah dari kegagalan keluarga “memproduksi” anak-anak yang tangguh. Hal ini erat kaitannya dengan pola asuh. Dan lebih spesifik lagi adalah peran ayah. Anak-anak ini mengalami gejala yang disebut “father hunger” atau lapar ayah.

Kemudian, data dari Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa 85% dari anak-anak yang menunjukkan penyimpangan perilaku berasal dari rumah yang tidak ada sosok ayah di dalamnya.

Kemudian pembahasan dilanjutkan oleh Mbak Nurindah yang juga merupakan psikolog.

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Elly Risman dari tahun 2008-2010, studi di 33 provinsi di Indonesia, menyatakan bahwa Indonesia salah satu negara paling “yatim” di dunia. Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai fatherless country setelah Amerika.

Fatherless country merupakan sebuah negeri yang ditandai keadaan atau gejala dari masyarakatnya berupa kecenderungan tidak adanya peran, dan keterlibatan figur ayah secara signifikan dan hangat dalam kehidupan sehari-hari seorang anak di rumah. Mungkin tak jarang kita lihat ayah berangkat kerja pagi hari, bahkan sebelum anak bangun, lalu pulang sore hari bahkan malam saat anak telah tidur, waktu interaksi dengan anak amat sedikit.

Tantangan ketidakhadiran sosok ayah yang disusun oleh kelompok 16 (Jakarta 2) ada sebagai berikut ini:

  1. Ayah sibuk mencari nafkah (pergi pagi-pagi, pulang larut)
  2. Ayah Jauh (LDM)
  3. Ayah sudah tiada

Lagi-lagi di sini kita diingatkan dengan peran ayah dalam menumbuhkan fitrah seksualitas, yaitu sebagai berikut:

Dan jawaban dari tantangan tersebut adalah dari pengalaman-pengalaman teman-teman dari kelompok 16 (Jakarta 2), yaitu sebagai berikut:

  1. Seorang Ayah harus terlebih dulu paham akan peran dan kewajibannya di keluarga. (Ratih)
  2. Ayah meluangkan waktu untuk anak-anaknya. (Rezky dan Nurindah)

Mbak Ummul Qhair juga menceritakan kisah hadirnya ayah dalam keluarga. Bagaimana ayahnya sudah mengajarkannya sejak kecil kalau anak perempuan itu tidak boleh selalu dekat dengan laki-laki lain, bermain dengan laki-laki, berpakaian tidak boleh terbuka, dan yang paling ditekankan adalah tidak boleh pacaran. Anak perempuan tidak boleh keluyuran selain dari urusan sekolah. Orangtuanya menyekolahkannya di Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah, agar dia lebih paham bahwa seorang muslimah harus menutup auratnya. Ayahnya adalah sosok pahlawan yang selalu menjaganya hingga akhirnya mengikhlaskan anak perempuan pertamanya pergi merantau dengan menantunya.

Dari pemaparan-pemaparan di atas bisa kita lihat bahwa ayah adalah pilar, tokoh utama yang membangun visi dan misi keluarga. Kehadiran sosok ayah dalam pendidikan seksualitas itu penting.

#harike9 #tantangan15hari #zona7pendidikanseksualitas #pantaibentangpetualang #kuliahbundasayang #institutibuprofesional

Belajar · Bunsay #6 · IP · KLIP

Bunsay #6 : Tantangan 15 Hari Zona 7 Day 8

Zona 7: Pendidikan Seksualitas.

Topik 3: Peran Orang Tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas

Oleh: Kelompok 12 (Depok)

***

Hari ketiga parade live di FBG Pantai Bentang Petualang yang dibawakan oleh kelompok 12 (Depok). IP Depok ini punya yel yel lhoo… “IP Depookk…. And excellent…” Dan selanjutnya saya tidak yakin dengan yang saya dengar. Hihihi

Penjelasan dimulai dari definisi fitrah dan klasifikasi fitrah berdasarkan buku Fitrah Based Education Ustadz Harry Santosa.

Fitrah adalah apa yang menjadi kejadian atau bawaan manusia sejak lahir. Pengertian fitrah secara sistematik berhubungan dengan hal penciptaan (bawaan) sesuatu sebagai bagian dari potensi yang dimiliki.

Sedangkan klasifikasi fitrah manusia adalah sebagai berikut:

  1. Fitrah Keimanan
  2. Fitrah Perkembangan
  3. Fitrah Bahasa dan Estetika
  4. Fitrah Jasmani
  5. Fitrah Seksualitas
  6. Fitrah Individualitas dan Sosialitas
  7. Fitrah Belajar
  8. Fitrah Bakat

Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah dan bagi orang tua muslim mendidik anak adalah dengan memelihara fitrahnya.

Salah satu fitrah yang dibawa oleh manusia sejak lahir adalah fitrah seksualitas. Setiap anak dilahirkan dengan jenis kelamin lelaki dan perempuan. Bagi manusia, jenis kelamin atau gender ini akan berkembang menjadi peran seksualitasnya.

Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.

Tujuan pendidikan fitrah seksualitas ini adalah:

  1. Anak mengetahui identitas seksualnya
  2. Anak mampu berperan sesuai dengan identitasnya
  3. Anak mampu melindungi dirinya dari kejahatan seksual

Poin 3 ini yang membuat banyak orang tua khawatir, termasuk saya. Saat ini kejahatan seksual semakin banyak dan mereka melakukannya dengan lebih terang-terangan.

Saya masih suka was-was kalau Tole toilet pria seorang diri dan saya akan menunggunya di depan pintu. Sebenarnya ada perasaan risih ketika saya menunggu di depan toilet pria tetapi saya merasa tidak punya pilihan. Anak usia 10 tahun masih kalah besar dan tenaga dengan orang dewasa. Saya hanya berjaga-jaga saja.

Seharusnya juga, sebagai orang tua, kita harus membekali anak dengan ilmu bela diri. Namun karena masa pandemik begini, kita harus bersabar dulu.

Dan penting juga, seperti yang disampaikan pada topik kemarin adalah belajar percaya naluri sehingga bisa mengenali saat-saat harus waspada.

Pada live kemarin, kami juga diingatkan kembali tentang peran fitrah ayah vs peran fitrah bunda yang terjadi sebagai berikut.

Dalam pembahasan tahapan pendidikan fitrah seksualitas, Tole sudah memasuki masa pre aqil baligh kedua atau mulai memasuki gerbang mukalaf (usia 10-14). Yang dijelaskan dalam gambar berikut.

Tole yang berusia 10 tahun memasuki gerbang menuju mukalaf. Saya sebagai orang tua jadi lebih mikir apakah bekal yang berikan sudah cukup sementara waktu tidak banyak lagi untuk mengantarkannya menuju gerbang aqil baligh.

Saya belum benar-benar siap menjelaskan bagaimana reproduksi itu. Saya masih harus mengumpulkan mental untuk membahas tentang masalah reproduksi. Saya juga masih terus mencari tahu bagaimana menyampaikan dengan baik dan hal apa saja yang perlu disampaikan.

Kami sudah mulai berdiskusi tentang anak laki-laki yang nantinya akan menjadi suami dan ayah, bagaimana harus bertanggung jawab dan bersikap sesuai perannya.

Insya Allah hubungan saya dan Tole cukup dekat. Kita bisa berdiskusi apa saja. Dan saya tidak menganggap Tole anak kecil ketika berdiskusi. Ada hal-hal yang Tole lebih tahu daripada saya dan kemudian Tole akan lebih banyak tahu tentang segala sesuatu dibandingkan saya. Yang saya harapkan adalah keterbukaan. Tole bisa nyaman ngobrol apa saja dengan saya.

Kami juga sedang menyiapkan Tole agar kelak siap merantau.

Dan di akhir dijelaskan indikator jika fitrah seksualitas tumbuh sesuai dan dampak jika fitrah seksualitas tercederai.

#harike8 #tantangan15hari #zona7pendidikanseksualitas #pantaibentangpetualang #kuliahbundasayang #institutibuprofesional

Belajar · Bunsay #6 · IP · KLIP

Bunsay #6 : Tantangan 15 Hari Zona 7 Day 7

Zona 7: Pendidikan Seksualitas.

Topik 2: Pendidikan Seksualitas Usia Dini

Oleh: Kelompok 7 (Batam, Bontara, Cianjur, Cirebon Raya)

***

Hari kedua parade live di FBG Pantai Bentang Petualang yang dibawakan oleh kelompok 2 (Batam, Bontara, Cianjur, Cirebon Raya). Serruuu… mereka punya yel yel sendiri, “ci ci bo bo ba… tujuh!”

Topik 2 ini sudah lewat masanya bagi kami, tapi tetap masih menarik disimak. Toh kami kan bagian dari masyarakat yang juga turut membesarkan anak-anak lingkungan.

Berikut tangkapan saya dari live tadi.

Fenomena yang sering terjadi saat ini adalah kekerasan seksual pada anak. Oleh karena itu penting buat orang tua agar memberikan pendidikan seksualitas sedini mungkin dan memberikan rasa aman dan nyaman terhadap anak.

Ternyata mengenal keluarga besar adalah bagian dari pendidikan seksualitas untuk anak usia dini lho!

Dijabarkan juga mengapa anak harus mengenal keluarga besar, yaitu agar anak tidak sendiri dan bukan hanya ada keluarga inti, mencari role model dan pengalaman yang berbeda, tetap menjaga silaturahmi.

Setiap anak senang disayang dan diperhatikan orang tua. Sebagai orang tua, kita juga harus memberikan teladan bagaimana saling menyayangi, seperti memberikan panggilan sayang kepada anak yang menunjukkan jenis kelamin dan melalui kemesraan orang tua di lingkungan keluarga.

Pada live tadi dibahas juga tentang tidur terpisah dengan orang tua. Berdasarkan hadits riwayat Tabrani, anak harus dipisahkan tempat tidur pada usia 10 tahun.

Usaha kami memisahkan tempat tidur dimulai sejak Tole berusia 3 tahun. Tole dibelikan tempat tidur yang diletakkan di sebelah tempat tidur kami. Saya menemani Tole sampai terlelap yang juga membuat saya ikut terlelap, ketika saya bangun dan pindah ke tempat tidur sebelah, Tole seperti otomatis ikut pindah juga. Jarang sekali Tole bisa anteng tetap di tempat tidurnya sampai pagi.

Pada saat Tole berusia 5 tahun, kami memisahkan kamar tidurnya. Tentunya saya membacakan buku sebelum tidur dan saya juga menemaninya sampai terlelap. Dan yang sering terjadi adalah saya juga ikut terlelap. Namun ketika malam hari saya bangun dan pindah kamar, tak lama kemudian Tole pun ikut menyusul pindah kamar. Begitu terus sampai usia sekitar 7 atau 8 tahun.

Setelah itu adalah fase mau ditinggal setelah terlelap. Tapi harus menunggunya benar-benar masuk pada fase deep sleep baru bisa ditinggal. Kalau belum sampai deep sleep dan saya keluar kamar, dia akan terbangun dan minta ditemani lagi. Namun yang sering terjadi juga adalah saya tertidur hingga lewat tengah malam kemudian baru saya pindah kamar.

Sekarang di usianya yang ke 10 tahun, terkadang masih minta ditemani dengan saya berada di tempat tidur. Terkadang saya cukup menemaninya di meja belajarnya sambil mengerjakan sesuatu. Dan ketika sudah masuk fasa deep sleep atau yang saya lakukan di meja belajarnya sudah selesai, saya bisa langsung pindah kamar. No drama anymore!

Semoga semakin lama semakin ajeg kemudian Tole bisa langsung masuk kamar sendiri ketika saatnya tidur tanpa harus ditemani terlebih dahulu.

Ada poin yang sangat menarik buat saya pada hal yang perlu diajarkan anak usia dini, yaitu belajar percaya naluri. Menurut saya, bahkan orang dewasa pun harus belajar untuk mengasah kepekaan naluri. Sehingga bisa langsung mengenali kondisi-kondisi kapan harus waspada.

Menurut Amber Ledergerber guru sekolah dasar di California

“Bila seseorang menyuruhmu menyimpan rahasia, katakan pada ayah ibu.”

Memang sangat penting anak-anak tidak menyimpan rahasia dari orang tuanya. Oleh karena itu orang tua harus mengkondisikan agar anak nyaman berbicara kepadanya.

#harike7 #tantangan15hari #zona7pendidikanseksualitas #pantaibentangpetualang #kuliahbundasayang #institutibuprofesional

Belajar · buku · Bunsay #6 · IP · KLIP

Bunsay #6 : Tantangan 15 Hari Zona 7 Day 6

Zona 7: Pendidikan Seksualitas.

Topik 1: Pemahaman Perbedaan Gender

Oleh: Kelompok 1: Aceh, Ambon, Bali, Balikpapan, Bangka Belitung

***

Hari adalah hari pertama parade live di FBG Pantai Bentang Petualang yang dibawakan oleh kelompok 1 (Aceh, Ambon, Bali, Balikpapan, Bangka Belitung). Wow… beda-beda wilayah dan beda zona waktu juga. Keren penampilan perdana parade live-nya.

Berikut adalah yang menarik yang saya tangkap dari live tadi.

Definisi gender menurut KBBI adalah jenis kelamin. Jenis kelamin adalah sifat atau keadaan jantan atau betina.

Menurut WHO gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan baik secara sosial maupun kultural.

Klasifikasi gender:

  1. Gender biology yang dikenal sebagai sex atau jenis kelamin, yaitu jantan (male) dan betina (female).
  2. Gender identity yaitu identifikasi pribadi (perasaan psikologis) seseorang sebagai pria, wanita, atau jenis kelamin di luar norma kemasyarakatan.
  3. Gender expression adalah karakteristik dan perilaku seseorang yang dapat dilihat sebagai maskulin, feminin, campuran keduanya.

Berikut adalah table perbedaan seks dan gender

Pentingnya mengenalkan gender:

  1. Anak mampu memahami identitas gendernya sendiri.
  2. Agar anak mengetahui area-area pribadi tubuhnya yang tidak boleh dilihat dan disentuh oleh orang lain.
  3. Paham peran dan tanggung jawab yang berbeda dari keduanya.
  4. Agar orientasi seksualnya benar.
  5. Tahu cara berinteraksi dengan lawan jenis, memahami perasaannya, bagaimana berperilaku, dan bersikap.
  6. Agar bisa berempati pada lawan jenis dan pasangannya kelak; perempuan dapat memahami laki-laki dan sebaliknya, istri memahami suami dan sebaliknya.
  7. Anak diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga anak akan diterima di lingkungan sosial bahkan anak akan mudah untuk bersosialisasi.
  8. Anak-anak yang tidak paham akan perbedaan gender pada saat dewasa berpeluang besar memiliki masalah sosial dan penyimpangan seksualitas.

Memberikan Pemahaman Terkait Gender

DOS

  • Pendekatan melalui komunikasi kepada anak dengan bahasa yang dapat dimengerti.
  • Ajarkan hal yang benar, jawab dengan jujurdan benar bila anak bertanya.
  • Berikan alasan yang logis terkait mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
  • Bila pengenalan gender dilakukan melalui permainan, maka penekanannya adalah pada tugas dan tanggung jawabnya.
  • Tanamkan sikap saling menghargai dan menghormati antarjenis kelamin.

DON’TS

  • Menganggap bahwa masalah gender adalah masalah yang belum saatnya untuk dibicarakan dengan anak, suatu hal yang baru, atau bahkan tabu.
  • Kurangnya kemauan orang tua untuk belajar soal memahamkan gender sehingga pemahaman yang diberikan kepada anak seringkali keliru.
  • Menggunakan stigma negatif stereotip. Dalam hal ini contohnya anak laki-laki tidak boleh menangis, karena yang menangis hanyalah anak perempuan.

Materinya lengkap dan terinci. Banyak hal baru yang saya dapatkan yang tadinya saya pikir pemahaman tentang perbedaan gender cukup pada perbedaan jenis kelamin dan bagaimana anak agar paham dengan perannya.

#harike6 #tantangan15hari #zona7pendidikanseksualitas #pantaibentangpetualang #kuliahbundasayang #institutibuprofesional

Belajar · Bunsay #6 · IP

Bunsay #6 : Tantangan 15 Hari Zona 7 Day 5

Zona 7: Pendidikan Seksualitas.

Topik kelompok 15 (Jakarta 1): Peran Ayah dalam Pengasuhan untuk Pendidikan Seksualitas

Hari kelima, saya masih meresapi materi yang sudah dibuat tim Jakarta 1.

***

Tugas seorang ayah ditegaskan dalam Al Qur’an yaitu Surah At Tahrim ayat 6.

Dari ayat tersebut jelas bahwa tanggung jawab ayah sangatlah besar sehingga seorang ayah perlu memiliki ilmu yang berlandaskan keimanan untuk menjalankan perintah Allah tersebut. Ustaz Harry Santosa dalam bukunya yang berjudul Fitrah Based Education, menyebutkan fitrah peran ayah sebagai nahkoda bagi seluruh keluarga:

1.     Penanggung jawab pendidikan

2.     Man of vision and mission

3.     Sang ego dan individualitas

4.     Pembangun sistem berpikir

5.     Supplier maskulinitas

6.     Penegak profesionalisme

7.     Konsultan pendidikan

8.     The person of “tega”.

Hilang atau kurangnya peran ayah akan berdampak pada perkembangan seksualitas anak, baik laki- laki maupun perempuan. Ketidakhadiran sosok ayah akan meningkatkan konflik identitas gender dan kebingungan gender pada anak yang akan menyebabkan perilaku seksual menyimpang, seperti homoseksual di kalangan pria maupun wanita. Identitas gender tidak hanya mengenai perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan secara fisik, melainkan juga identitas, peran sosial, dan sebagainya.

#harike5 #tantangan15hari #zona7pendidikanseksualitas #pantaibentangpetualang #kuliahbundasayang #institutibuprofesional