Belajar · coretan · KLIP · QuranJournal

Catatan Live Tadabur Al Fatihah Sesi 3

Masih dalam rangkaian acara “Qur’an Journaling Challenge & Live Tadabur “Reflect & Act Upon Surah Al-Fatihahyang diadakan oleh @thequranjournal.id.

Setelah mendapatkan tiket Live tadabur Al Fatihah sesi 3 yang membahas ayat 3 dan 4. Kini saatnya menyimak penjelasan dari Ustadz Ridho Abdul Fattah, Lc.

Sebelum Ustadaz menyampaikan penjelasan mengenai ayat 3 dan 4, ada peserta yang menyampaikan hasil tadaburnya. Masya Allah.

Kemudian masuk ke penjelasan per ayat.

Ayat 3

Arrahmanirrahim

Merupakan wujud dari kasih sayang Allah atau perhatiann Allah. Tumbuh kembangnya kita adalah kasih sayang dari Allah.

Mengapa diulang padahal sudah ada di basmalah?

Ada sebuah kaidah atau pepatah Arab yang mengatakan bahwa membangun satu makna yang baru lebih baik daripada penguatan.

Arrahmannirrahim pada basmalah dan pada ayat 3, makna dasarnya adalah sama. Namun ada satu makna yang sangat agung.

Wahai hamba-hambaKu, Aku adalah Zat. Wujud kasih sayang. Aku tidak tidak menciptakan sesuatu yang sia-sia. Aku adalah zat yang ketika menciptakan sesuatu maka aku akan memperhatikannya.

Allah adalah zat yang memberikan segala kebutuhan kita.

Rahman dan Rahim pada ayat 3 adalah untuk mengingatkan kita bahwa Allah menciptakan kita maka Allah melimpahkan kasih sayangNya.

Kasih sayang Allah adalah konsekuensi Rabbul ‘alamin maka ada sifat yang kita contoh.

Setiap kita adalah “rabb”, maksudnya adalah sosok yang diamanahi Allah kepemilikan, memiliki mata dan anggota tubuh lainnya, memiliki anak.

Kita harus memiliki kasih sayang dan perhatian kepada anak. tidak hanya masalah makan dan pakaian tetapi juga masalah pendidikan dan gizi. Segala hal yang diminta anak dan kita turuti adalah suatu hal yang membaca kepada kebaikan.

Kita memiliki karyawan atau anak buah, kita harus memperhatikan kesejahteraan karyawan dan keluarganya. Lunasi upahnya sebelum keringatnya kering.

Banyak terjadi pada yang mulai berhijrah. Biasanya mereka mempersempit makna berhijrah, hanya fokus pada pada ibadah. Mereka lupa akan kasih sayang dan etika sosial.

Dikisahkan oleh Abdullah bin Ja’far.

Suatu ketika aku diboncengi Rasulullah. Beliau membisikkan suatu rahasia. Beliau ingin buang hajat. Saat buang hajat beliau maunya di tempat tertutup. Kemudian beliau masuk ke dinding yang dipasang oleh kaum anshar. Setelah itu beliau melihat unta menangis. Karena beliau raufur Rahim, beliau mengelus-elus unta tersebut dan bertanya, “Siapa kah pemilik unta ini?”

“Itu unta saya,” kata seorang pemuda anshar.

Rasulullah menegurnya, “Tidakkah engkau pelihara unta ini. Dia lapar.”

Allah menciptakan hamba-hambaNya kemudian memberikan rezeki dan segala kebutuhannya.

Ayat 4

Malikiyaumiddin

Maliki diambil dari kata malaka yang secara makna benar. Namun malaka tidak diriwayatkan maka jangan membaca malaka.

Makna malik. Malaka yamliku adalah yang memiliki, menguasai, mengatur.

Din secara bahasa, bisa dimaknai sebagai syariah atau kepercayaan agama dan bisa juga dimaknai sebagai al hisab al jaza.

Din diartikan yaumul hisab.

Hasaba yuhasibu artinya menghitung.

Dain artinya hutang.

Sabda Rasulullah: orang yang cerdas adalah orang yang menghitung amalannya sehingga mempersiapkan bekal akhirat.

Allah pemilik hari pembalasan.

Akhirat adalah satu yang pasti.

Mencari ridho Allah adalah standar yang lebih tinggi daripada berharap surga.

Setiap manusia akan mampir ke neraka.

Allah menciptakan 100 kasih sayang. Allah turunkan 1 ke dunia dan Allah simpan yang 99 di akhirat.

Demikianlah catatan saya dari Live Tadabur Al Fatihah Sesi. Namun semoga catatan kecil ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh saya dan yang membacanya.

Belajar · coretan · KLIP · QuranJournal

Tadabur Surat Al Fatihah Ayat 3 – 4

Masih dalam rangkaian Qur’an Journaling Challenge yang diselenggarakan oleh @thequranjournal.id

Sekarang masuk ke ayat 3 dan 4 dari surat Al Fatihah. Perasaan saya sudah menjadi lebih rileks dalam menuliskan walaupun secara konten masih sama dengan dengan pada ayat 1 dan 2.

Saat saya menuliskan ini, saya sudah menyetorkan hasil tadabur saya yang sudah diunggah di akun instagram dan konfirmasi melalui wa. Dan saya juga sudah mendapatkan “tiket” untuk mengikuti live tadabur bersama Ustadz. Ridho Abdul Fattah, Lc di hari Ahad sebelum challenge untuk pekan berikutnya dimulai.

Berikut poin-poin yang saya dapatkan dari tadabur Al Fatihah ayat 3 dan 4.

Ayat 3

Yang Maha Penyayang Maha Pengasih.

Merupakan isyarat kepada tauhid nama-nama dan sifat-sifat Allah

Poin-poin penjelasan.

Menurut tafsir As Sa’di:

  1. Merupakan dua nama yang menunjukkan bahwa Allah memiliki kasih yang luas dan besar meliputi segala sesuatu.
  2. Yang bertakwa mendapatkan kasih sayang yang mutlak. Selain itu mendapatkan sebagian.
  3. Kita beriman dengan nama-nama Allah dan sifat-sifatNya serta hukum-hukum tentang sifat tersebut.

Menurut tafsir Al Muyyasar:

  1. Ar Rahman, pemilik rahmat umum di mana rahmatNya meliputi seluruh makhluk.
  2. Ar Rahim, Maha Penyayang kepada orang-orang beriman.

Menurut tafsir Ibn Katsir:

  1. Al Qurtubi mengatakan: sesungguhnya Allah menyifati diriNya dengan Ar Rahman dan Ar Rahim sesudah “rabbil ‘alamin” agar makna tarhib yang dikandung rabbul ‘alamin dibarengi dengan makna targib yang terkandung pada arrahmanirrahim.

Targib: suatu harapan untuk memperoleh kesenangan, kecintaan, kebahagiaan.

Tarhib: ancaman hukuman.

  • Seandainya orang mukmin mengetahui apa yang ada di sini Allah berupa siksaan, niscaya tiada seorang pun yang tamak menginginkan surgaNya.

Seandainya orang kafir mengetahui apa yang ada di sisi Allah berupa rahmat, niscaya tiada seorang pun berputus asa dari rahmatNya.

(Kitab Sahih Muslim disebutkan dari Abu Hurairah).

Ayat 4

Yang menguasai hari pembalasan.

Merupakan isyarat kepada keimanan dengan hari akhir.

Poin-poin penjelasan.

Menurut tafsir As Sa’di:

  1. Malik yang menguasai yaitu Dzat yang bersifat memiliki. Di antara tanda-tandanya adalah Dia memerintah dan melarang, memberikan balasan dan hukuman, bertindak dengan kekuasaanNya.
  2. Hari pembalasan yaitu hari kiamat, di mana manusia akan diberi balasan perbuatan mereka yang baik maupun yang buruk. Pada hari itu nampak kesempurnaan kekuasaan Allah.

Menurut tafsir Al Muyassar:

  1. Hanya Allah semata penguasa hari kiamat yang merupakan hari dibalasnya segala amalan.
  2. Ayat ini dibaca oleh seorang muslim di setiap rakaat salatnya mengingatkan pada hari akhir, mendorongnya untuk bersiap-siap dengan amal shalih dan menahan diri dari dosa-dosa dan keburukan-keburukan..

Menurut tafsir Ibn Katsir:

  1. Sebagian ulama qiraah membaca (ﻣﻠﻚ) sedangkan sebagian yang lain dengan membaca (ﻣﺎﻟﻚ). Keduanya mutawatir di kalangan As Sab’ah.
  2. Lafaz malik diambil dari al-milku yang bermakna: memiliki bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, memelihara, dan menguasai (bumi).
  3. Lafaz maliki diambil dari kata al-mulku, pengertiannya: kerajaan, kekuasaan.
  4. Yaumid din adalah hari bagi semua makhluk menjalani hisab, yaitu hari kiamat. Allah membalas mereka sesuai dengan amal perbuatannya.

Demikianlah hasil tadabur Al Fatihah ayat 3 dan 4 yang saya lakukan yang tentunya masih banyak kekurangan. Dan saya masih harus lebih banyak membaca dan belajar lagi.

Sumber rujukan:

  1. As Shahib: Al Qur’an dan Terjemahan
  2. Tadabur Al Qur’an, Syaikh Adil Muhammad Khalil, Pustaka Al Kautsar
  3. Aplikasi Qur’an Tadabur (tafsir As Sa’di, tafsir Al Muyassar, tafsir Ibn Katsir)
Belajar · buku · coretan · KLIP

Ulasan: Represi

Judul buku: Represi

Penulis: Fakhrisina Amalia

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Jumlah halaman: 257

***

Salah seorang teman merekomendasikan buku ini. Setelah membaca beberapa review, saya pun membacanya melalui aplikasi Gramedia Digital.

Sebelum melanjutkan apa yang saya dapat dari buku ini, saya penasaran dengan penulisnya. Fakhrisina Amalia atau biasa dipanggil Iis adalah seorang lulusan magister psikologi UII (Universitas Islam Indonesia), Yogyakarta.

Setting novel Represi ini pun di Yogyakarta. Ada dua kampus besar yang berdekatan, saya langsung tanya ayahnya Tole, hehehe. Padahal tak jarang saya wara wiri di sekitar dua kampus tersebut tetapi saya baru agak kebayang setelah buka googlemap. Batas kampus itu abrsurb menurut saya.

Saya juga takjub dengan proses penulisan novel ini, di bagian catatan penulis juga tertulis bahwa novel ini selesai dalam delapan hari dalam Camp NaNoWriMo (https://nanowrimo.org/what-is-camp-nanowrimo).

Kembali ke isi novel. Novel ini berpusat pada Anna yang mengalami beberapa kali kejadian traumatik sehingga dia nekat melakukan percobaan bunuh diri. Kemudian dia menjalani terapi dengan seorang psikolog yang bernama Nabila.

Berikut ini adalah yang saya dapatkan dari membacanya.

Sebagai pribadi diri saya sendiri, saya seperti sedang duduk di pojokan ruang konsultasi Nabila dan mengamati bagaimana saat konsultasi sedang berlangsung. Bagaimana cara Nabila memberikan pertanyaan dan merespon jawaban dari pertanyaan. Nabila juga beberapa kali menginstruksikan Anna untuk menggambar dan membahas hasil dari yang digambar Anna. Beruntung Anna memang pintar menggambar. Apa jadinya kalau saya yang konsultasi, hehehe. Ah, seorang psiokolog tentu lebih tahu apa yang akan dilakukan apabila kliennya tidak pandai menggambar.

Sebagai anak, saya tahu rasanya dekat tetapi tidak dekat. Maksudnya walaupun sering berbincang tetapi sesungguhnya hanya sekedarnya saja dan membahas hal-hal umum saja. Tidak ada keterbukaan dalam bercerita karena biasanya orang tua memiliki paham sendiri dan sulit untuk menerima pemahaman anak sehingga sulit untuk menerima kata-kata anak. Orang tua punya harapan dan pandangan sendiri. Dan memang tentunya orang tua menginginkan yang terbaik buat anaknya. Namun orang tua sering kali lupa mengkonfirmasi kepada anak, apakah hal tersebut sesuai dengan anaknya dan keinginannya.

Sebagai orang tua, saya merasa tersentil. Apakah saya masih sering memaksakan kehendak kepada anak tanpa mempertimbangkan keinginan dan perasaannya. Apakah saya masih kurang menyediakan waktu, telinga, dan hati untuk mendengar segala yang dirasakan anak. Padahal saya juga menginginkan agar anak tidak sungkan untuk berdiskusi apapun dengan saya sebagai orang tuanya.

Sebagai Anna, saya merasa bersyukur. Walaupun orang tua Anna terlambat menyadarinya tetapi mereka berbesar hati untuk menerima segala yang menimpa Anna. Kemudian mereka mendukung dan mengantarkannya untuk konsultasi ke psikolog. Mereka sabar mendampingi Anna berproses sehingga selesai sesi terapinya dan siap kembali ke kehidupannya. Dan dalam cerita ini, sungguh Anna sangat beruntung adalah karena dia memiliki sahabat-sahabat yang luar biasa perhatian dan peduli. Itu adalah sebuah kemewahan, menurut saya.

Saya membayangkan, mungkin masih ada di luar sana yang tidak mendapat pertolongan seperti Anna. Mereka tidak memiliki akses untuk terapi ke psikolog dengan berbagai alasan. Mereka juga belum tentu memiliki sahabat-sahabat yang sangat perhatian dan peduli seperti sahabat-sahabat Anna.

Kisah dalam novel ini bisa dilihat beberapa sudut walaupun memang intinya memang mengenai masalah kesehatan mental yang belakangan menjadi isu hangat yang sering diangkat baik dalam novel atau pun film.

Sekian cerita saya mengenai novel Represi. Untuk membaca cerita secara runut dan sistematis, silahkan membaca bukunya langsung saja ya.

buku · coretan · KLIP

Cara Ekonomis Membaca Buku

Salah satu hikmah adanya pandemik ini buat saya adalah waktu membaca buku buat kami sekeluarga jadi semakin banyak yang berdampak pada lebih besarnya pengeluaran untuk buku.

Awalnya saya merasa tidak keberatan karena selama pandemik kami jarang jalan-jalan dan makan di restoran, jadi anggaran untuk itu bisa dialihkan. Namun lama-lama pengeluaran itu semakin membengkak seiring dengan kecepatan Tole membaca buku meningkat.

Untuk menyiasati agar pengeluaran untuk membeli buku tidak semakin membengkak tetapi kebutuhan membaca buku tetap terpenuhi maka hal-hal berikut yang saya lakukan.

  1. Mengunduh aplikasi ipusnas. Ipusnas adalah aplikasi baca yang pertama kali saya unduh. Ipusnas adalah aplikasi perpustakaan digital persembahan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Koleksi bukunya banyak dan cukup lengkap menurut saya. Hanya saja untuk buku-buku yang sedang popular dan banyak diminati, antriannya tak kunjung selesai. Ada beberapa buku yang sudah saya masukan ke dalam daftar antrian sekitar setahun yang lalu dan hingga kini saya belum mendapatinya bisa dipinjam. Buku yang ada di ipusnas bisa dipinjam selama 4 hari, setelah itu apabila kita tidak mengembalikannya maka buku tersebut otomatis hilang dari device kita. Dan kita tidak perlu membayar sepeserpun untuk bisa menikmati layanan ipusnas.
  • Mengunduh aplikasi ijak. Ijak adalah Jakarta Digital Library, persembahan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah BPAD DKI Jakarta. Tampilannya mirip dengan ipusnas hanya beda warna. Ijak dominan dengan warna orange sama seperti warna Persija, hehehe. Koleksi bukunya tidak sebanyak ipusnas tetapi lumayan. Ijak bisa dimanfaatkan sebagai alternatif meminjam buku apabila di ipusnas tidak ada atau dalam antrian yang tidak kunjung selesai. Kita juga tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk bisa menikmati layanan ijak.
  • Mengunduh aplikasi Eperpusdiknas. Eperpusdiknas adalah aplikasi perpustakaan digital milik Kemendikbud RI. Bukunya bagus-bagus. Banyak buku terbitan Gramedia di sini. Aplikasi ini dikembangkan oleh Gramedia Digital, itu tertulis ketika kita membuka aplikasi tersebut. Pemilihan buku bisa difilter sesuasi kategori. Koleksi buku di sini tidak sebanyak di ipusnas tetapi banyak yang menarik perhatiannya saya. Ada majalah Bobo, Enid Blyton, Keluarga Cemara, buku-buku baru terbitan Gramedia dan lain-lain yang tidak ada di ipusnas atau pun ijak. Kita tidak perlu mengeluarkan uang  untuk menikmati layanannya.
  • Mengunduh aplikasi Gramedia Digital dan berlangganan. Ini adalah hal yang baru saya lakukan. Gramedia Digital merupakan layanan membeli dan membaca buku digital terbesar di Indonesia. Ada  4 paket berlangganan premium, yaitu: full premium package (89rb/bulan), fiction premium package (45rb/bulan), nonfiction premium package (45rb/bulan), kids premium package (45rb/bulan). Ini adalah bulan pertama saya berlangganan paket premium Gramedia Digital dengan memilih paket fiksi. Setiap akun bisa untuk 2 device. Jadi saya berkolaborasi dengan seorang teman. Saya bagian membuat email dan dia bagian mendaftar. Lebih sederhana tugas saya ya, hahaha. Jadi saya hanya perlu membayar 22.500 rupiah per bulan untuk bisa membaca bermacam-macam novel baru di Gramedia Digital. Kalaupun sebulan saya hanya mampu membaca 2 atau 3 novel dari situ, saya masih merasa tidak rugi jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Syukur-syukur bisa memanfaatkannya to the max. Sementara saya masih mau bertahan di premium fiksi saja, mengingat kemampuan dan kecepatan membaca saya.
  • Membaca webtoon via browser. Saya pernah mengunduh aplikasinya tetapi malah tidak bisa search dengan judul dimaksud dan harus login dulu. Ya sudah, saya bacanya melalui laptop via browser saja. Namun sementara masih agak jarang saya lakukan karena saya masih berbagi laptop dengan Tole.
  • Membeli buku bekas. Untuk saya dan ayahnya Tole, membaca buku melalui gadget tidak mengapa karena kami sudah bukan pada masa pertumbuhan. Lagi pula kami sudah terlanjur bergantung pada kacamata. Namun untuk Tole, saya masih eman-eman matanya. Anak jaman sekarang sudah jauh terpapar gadget sejak dini apalagi di masa pandemik ini maka urusan membaca diusahakan tanpa gadget. Saya berusaha membelikan buku fisik yang tercetak dan sebisa mungkin membelikan buku bekas layak pakai terutama untuk buku-buku yang hanya sekali baca saja.

Selain hal-hal di atas, apabila memang diperlukan saya masih sering juga membeli buku baru. Dan untuk mengurangi beban rak buku, untuk buku yang sekiranya sudah tidak akan dibaca maka saya jual di akun Instagram www.instagram.com/kios_fabra. Namun untuk buku referensi atau buku yang masih akan dibaca, masih saya simpan di rak.

Dan tugas membereskan buku masih menanti saya. Rak-rak buku perlu disentuh, dibersihkan, dan ditata kembali. Semoga semangat itu cepat datang.

Sekian curhat saya mengenai buku. Semoga ada manfaatnya.

Belajar · coretan · KLIP · QuranJournal

Catatan Live Tadabur Al Fatihah Sesi 2

Masih dalam rangkaian acara “Qur’an Journaling Challenge & Live Tadabur “Reflect & Act Upon Surah Al-Fatihahyang diadakan oleh @thequranjournal.id.

Setelah mendapatkan tiket Live tadabur Al Fatihah sesi 2 yang membahas ayat 1 dan 2. Kemudian saatnya menyimak penjelasan dari Ustadz Ridho Abdul Fattah, Lc.

Pembahasan dimulai dengan Ustadz meralat penjelasannya pada pertemuan sebelumnya. Beliau menyebutkan As Sab’u Al Matsani turun dua kali yaitu di Makkah dan Madinah saat isra mi’raj. Padahal kejadian isra mi’raj itu terjadi saat Rasulullah masih Makkah. Jadi yang benar adalah As Sab’u Al Matsani turun di Madinah adalah ketika kiblat dipindah dari Baitul Maqdis ke Makkah.

Setelah isra mi’raj turun perintah salat. Yang salatnya tidak sama dengan salat-salat sebelumnya. Sejak saat itu, salat harus memenuhi rukun-rukunnya.

Lalu kita masuk ke penjelasan per ayat.

Ayat 1

Bismillahirahmannirrahim

Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Jika kalian membaca Alhamdulillah (surat Al Fatihah), maka bacalah (Bismillahirrahmanirrahim) , sesungguhnya Al Fatihah adalah Ummul Qur’an, Ummul Kitab, dan Sab’ul Matsany sedangkan (Bismillahirrahmanirrahim) adalah salah satunya. HR.Al-Daruquthni.

Jumlah ayat dalam Al Fatihah ada 7, semua ulama sepakat.

Namun ada yang berpendapat bahwa bismillahirrahmanirrahim termasuk dalam Al Fatihah dan ada yang berpendapat bahwa bismillahirahmanirrahim bukan termasuk dalam Al Fatihah.

Yang berpendapat bismillahirahmanirrahim bukan termasuk dalam Al Fatihah, ada ayat yang dipenggal setelah ihdinash shiratal…

Makna bismillahirahmanirrahim secara kosakata

Huruf ba (ﺏ) memiliki beberapa makna, yaitu: dengan (menggunakan alat bantu), sebagai penyerta nama Allah seraya mengambil berkah.

Ismun (nama), makna Allah (lahfudz jalalah). Satu isim alam yang menunjukkan sesuatu yang sudah pasti. Isim alam untuk satu zat yang eksistensi atau keberadaannya wajib. Akal pikiran kita tidak mampu membayangkan ketiadaannya. Keberadaan kita sebagai manusia adalah jaiz. Kita ada atau tidak ada, tidak ada pengaruhnya.

Ar Rahman, menunjukkan kasih sayang Allah. Kasih sayang Allah yang meliputi semua makhluk tanpa terkecuali.

Ar Rahim, mengasihi atau menyayangi. Kasih sayang Allah spesial kepada orang-orang yang taat kepada Allah.

Menurut ulama, asmaul husna ar Rahman dan ar Rahim didahulukan karena di sinilah Allah ingin memperkenalkan zatnya.

Begitu banyak nikmat Allah yang kita rasakan. Kita harus bertafakur bagaimana kasih sayang Allah kepada kita. Amarah Allah hanya kepada orang durhaka. Ketika aqil baligh, Allah menegur tetapi teguran Allah ada kasih sayangnya.

Rahim Allah hanya kepada makhluk-makhluk yang Allah pilih yaitu berupa kemuliaan dan kemantapan jiwa terhadap iman dan ilmu. Kalau bukan karena kasih sayang Allah maka tidak ada satupun manusia yang bersih hatinya.

Kapan basmallah diucapkan:

  1. Ada hadits bahwa setiap perkara yang mendapat perhatian secara syariat dan bukan perkara jorok atau remeh temeh maka harus dimulai dengan basmallah.
  2. Ketika ingin wudhu. Tidak sah salat tanpa wudhu. Dan tidak ada wudhu tanpa ada basmallah. Namun hanya dihukumi sebagai Sunnah.
  3. Ketika masuk masjid.
  4. Ketika keluar masjid.
  5. Ketika masuk rumah. Jika lupa mengucapkan basmallah maka akan memberikan kesempatan setan mendapat penginapan.
  6. Ketika mau makan. Kalau lupa maka ucapkan bismillah fii awwalihi wa aakhirihi ketika teringat.
  7. Ketika naik kendaraan.
  8. Ketika hendak tidur.
  9. Ketika hendak berhubungan suami istri.
  10. Ketika menutup pintu.
  11. Ketika memadamkan lampu.
  12. Ketika ingin meletakkan sesuatu.
  13. Ketika membuka atau menutup lemari.

Ayat 2

Alhamdulillahirabbil a’lamin

Hamdalah adalah pujian. Maknanya adalah pujian kepada sosok dengan segala kesempurnaannya, dipenuhi dengan takzhim dalam hati.

Rabbil a’alamin. Makna Rabb macam-macam. Allah mendidik dan menumbuhkan. Allah mendidik melalui hidayah, taufik, dan inayah. Menumbuhkan adalah membuat berkembangnya unsur atau makhluk hidup.

Alam adalah semesta.

Alamin adalah seluruh alam. Bukan hanya alam dunia tetapi seluruh alam.

Pada ayat kedua sangat nampak Ustadz menjelaskannya secara terburu-terburu karena sebenarnya waktu sudah hampir habis.

Demikianlah catatan saya dari Live Tadabur Al Fatihah Sesi 2 yang masih banyak kurangnya. Namun semoga catatan kecil ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh saya dan yang membacanya.

Belajar · coretan · KLIP · ReadAloud

Catatan Komidi Kelas Read Loud

Saat melihat feed @readingbugs dan ada kelas Read Aloud III, saya langsung cek agenda. Begitu tidak ada bentrok dengan agenda lain, saya langsung mendaftar padahal saya sedang proses mendaftar ToT RA (Training of Trainer) Depok 6 yang akan dimulai bulan Agustus nanti. Saya sudah tidak sabar dan yang lebih menarik lagi adalah ini kelas free. Hehehe

Pada hari Kamis, 15 Juli 2021, kami menyimak penjelasan Bu Roosie Setiawan melalui ruang zoom. Ibu Roosie Setiawan adalah founder Reading Bugs (Komunitas Read Aloud Indonesia), pegiat Read Aloud, dan penulis buku Membacakan Nyaring

Berikut adalah beberapa poin yang saya tangkap.

Pada membacakan nyaring, anak-anak juga akan memiliki hubungan yang positif dengan orang dewasa yang membacakan.

Membacakan nyaring membangun kemampuan literasi ketika anak memiliki keterikatan dengan aktivitas tersebut.

Anak yang merasa ada keterikatan selama pembacaan akan memiliki motivasi lebih besar untuk membaca dan memiliki kemampuan literasi yang lebih baik.

Dalam membacakan nyaring, anak harus ikut melihat dan memegang buku. Berbeda dengan dongeng.

Ada 6 kemampuan literasi dini:

  1. Narrative Skill (Berbahasa lisan/bertutur)
  2. Letter Knowledge (Pengetahuan huruf)
  3. Print Awareness (Kesadaran terhadap materi cetak)
  4. Phonological Awareness (Kesadaran fonologis)
  5. Print Motivation (Minat terhadap materi cetak)
  6. Vocabulary (kosa kata)

Urutan mengembangkan literasi dini adalah bercakap-cakap, bermain, bernyanyi, kemudian membacakan nyaring (terjadi selama bermain dan kehidupan sehari-hari di tahun-tahun awal (0-3) dalam kehidupan seorang anak.

Bu Roosie mengajak kita untuk memperhatikan aspek-aspek membacakan nyari, yaitu: berapa menit, apa yang didapat, apa yang dirasakan.

Kemudian Bu Roosie memberikan contoh membacakan nyaring dengan membaca buku “1, 2, 3 Selamatkan Teman Bima” dan kita diminta mencatat berapa menit yang dibutuhkan untuk menyelesaikan buku tersebut.

Membacakan nyaring diawali dengan menceritakan isi sampul. Kemudian berinteraksi dengan anak dengan meminta anak untuk menyebutkan 10 teman Bima. Buku ini bercerita tentang hilangnya teman Bima karena tertimbun sampah. Setelah sampah dibersihkan, ditemukan teman Bima. Anak diminta untuk menghitung teman Bima ternyata jumlahnya baru ada 8. Kemudian Bima mencari temannya lagi dengan membersihkan sampah. Akhirnya ketemu lah teman Bima yang 10 itu. Anak diajak mengenali teman-teman Bima dengan menyebutkan nama-nama binatang.

Saya ikut menghitung berapa menit total untuk membacakan nyaring, ternyata hanya 8 menit!

Apa yang didapat? Kalau saya tidak salah ingat adalah anak bisa mengidentifikasi nama-nama binatang.

Apa yang dirasakan? Tentu anak senang dan terbangun kedekatan antara yang membacakan (orang tua) dengan anak.

Membacakan nyaring membangun kosa kata anak. Kosa kata adalah modal untuk berbahasa dan berkomunikasi. Kosa kata yang banyak adalah modal untuk berbicara.

Tahapan membacakan nyaring adalah sebagai berikut:

  1. Persiapan, ada 4 langkah: tahapan membaca anak, tujuan membacakan nyaring, pemilihan buku, pra baca.
  2. Sebelum: aktifkan pengetahuan.
  3. Saat: respon dan interaktif.
  4. Setelah: pikirkan, ceritakan kembali, diskusikan.

Tahapan membaca anak adalah sebagai berikut:

  1. 0-3 tahun; bayi, balita; pramembaca.
  2. 3-6 tahun; PAUD, TK; membaca dini.
  3. 6-9 tahun; SD kelas rendah; membaca awal.
  4. 9-12 tahun; SD kelas tinggi; membaca lancar.
  5. 12-15 tahun; SMP; membaca lanjut.
  6. 15-18 tahun; SMA; membaca mahir.
  7. > 18 tahun; dewasa; membaca kritis.

Memilih buku untuk membacakan nyaring:

  1. Topik disukai anak.
  2. Sesuai dengan perkembangan psikologis anak.
  3. Buku harus yang baik dan benar.
  4. Ada keterkaitan antara teks dan visual.
  5. Tampilan buku menarik.

Sebelum membacakan nyaring:

  1. Tunjukkan sampul buku atau bacaan yang akan dibacakan dan menyebutkan gambaran singkat cerita/melatih anak melakukan prediksi.
  2. Sebut judulnya, pengarang, dan illustrator.
  3. Gali pengetahuan latar atau pengetahuan umum anak-anak.
  4. Mulai menyusuri ilustrasi kalau ada dalam buku atau bahan bacaan.

Saat membacakan nyaring:

  1. Bantu anak-anak untuk mendengarkan dan merasakan adanya cerita yang mengalir. Bacakan dengan suara yang dapat didengar anak-anak dan tidak terlalu cepat.
  2. Tetap tanggap dan berkomunkasi dengan anak-anak. Jaga interaksi dengan anak-anak. Jadikan untuk berbagai informasi, ajang diskusi.
  3. Minta anak-anak bertanya.
  4. Ajak anak-anak mengungkapkan secara lisan apa yang didengar atau dibacakan dan apa yang dipikirkan (think aloud).

Setelah membacakan nyaring:

  1. Minta anak-anak mengajukan pertanyaan seandainya anak-anak tidak bertanya.
  2. Minta anak-anak menceritakan kembali dengan kata-katanya sendiri,
  3. Letakkan buku atau materi bacaan di tempat yang mudah dijangkau anak.

Ada metode 5 fingers menceritakan kembali, kita bisa tanya:

  1. Tokoh
  2. Setting atau kejadian
  3. Kapan kejadian (awal, tengah)
  4. Konflik
  5. Akhirnya

Demikian yang saya dapatkan ketika mengikuti Komidi Kelas Read Loud. Semoga bermanfaat sebagai catatan saya dan yang membacanya.    

Belajar · coretan · KLIP · QuranJournal

Tadabur Surat Al Fatihah Ayat 1 – 2

Pada postingan sebelumnya saya sudah bercerita kalau saya sedang mengikuti Qur’an Journaling Challenge yang diselenggarakan oleh @thequranjournal.id

Setiap pekan peserta menyetorkan hasil dari tadabur dengan journaling sesuai dengan jadwal. Bagi yang menyetorkan hasil tadabur akan mendapat “tiket” untuk mengikuti live tadabur bersama Ustadz. Ridho Abdul Fattah, Lc di hari Ahad sebelum challenge untuk pekan berikutnya dimulai.

Saat saya menuliskan ini, saya sudah menyetorkan hasil tadabur saya yang sudah diunggah di akun instagram dan konfirmasi melalui wa. Jurnal tersebut saya tuliskan dengan penuh perjuangan saya tulis tangan di buku yang saya khususkan untuk Qur’an Journaling.

Kenapa?

Ini pertama kali saya tadabur Qur’an dengan journaling dan harus menulis tangan. Berhari-hari saya mencicil tulisan yang sebenarnya tidak banyak itu. Bisa berhari-hari karena selain saya masih bingung harus bagaimana, juga menulis tangan yang agak banyak saja sudah membuat tangan saya pegal-pegal.

Sebenarnya referensi penulisan jurnal Al Qur’an sudah diberikan, yang saya rangkum sebagai berikut:

  1. Ayat dan terjemahan
  2. Kosakata pilihan
  3. Penjelasan ayat: Poin berkesan, Informasi yang baru, Jawaban dari sebuah pertanyaan saat membaca ayat
  4. Refleksi: pikiran dan perasaan tentang pemahaman terhadap ayat ini

Panduan sudah sangat jelas diberikan, tetapi saya masih saja bingung. But show must go on. Saya menuliskan sebisanya dengan sumber rujukan yang saya punya. Kemudian setor.

Tangan pegal-pegal karena menulis tangan yang sudah lama tidak saya lakukan. Apalagi saya merasa pulpen berwarna yang siapkan kurang nyaman digunakan, tetapi sayang kalau tidak digunakan.

Pelan-pelan saya berproses melakukan tadabur Qur’an dengan journaling. Semakin diasah akan semakin tajam, insya Allah.

Berikut poin-poin yang saya dapatkan dari tadabur Al Fatihah ayat 1 dan 2.

Nama dan sebab penamaan Al Fatihah:

  1. Al Fatihah; dinamakan Al Fatihah karena Al Qur’an dimulai dengan surat ini.
  2. Ummul Kitab; dinamakan dengan Ummul Kitab karena ia mengandung seluruh maksud dan tujuan dari agama ini.
  3. Al Hamd; dinamakan dengan Al Hamd karena surat ini dimulai dengan kata “Alhamdu”.
  4. As Sab’u Al Matsani; dinamakan dengan As Sab’u Al Matsani karena Allah sendiri yang menamakannya yang berarti tujuh ayat.
  5. Al Kafiyah; dinamakan dengan nama ini karena salat tidak cukup (sah) melainkan dengan membacanya.
  6. Asy Syafiyah; dinamakan dengan ini karena sabda Rasulullah

“dari mana engkau mengetahuinya bahwasannya ia (Al Fatihah) adalah ruqyah.” (HR. Bukhari).

Pembahasan utama surat adalah menentukan rambu-rambu agama, pokok-pokoknya, dan ranting-rantingnya.

Tema-tema surat Al Fatihah

  1. Aqidah
  2. Ibadah
  3. Metode beribadah

Ayat 1

Dengan nama Allah Yang Maha Penyayang Maha Pengasih.

Poin-poin penjelasan.

Menurut tafsir As Sa’di:

  1. Ismi adalah kata tunggal yang disandarkan maka ia meliputi seluruh Asmaul Husna.
  2. Allah adalah yang dituhankan, disembah dan berhak diesakan dalam beribadah karena memiliki sifat-sifat sempurna.
  3. Ar Rahman Ar Rahim. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah memiliki kasih yang luas dan besar meliputi segala sesuatu. Bagi orang-orang yang bertakwa, mereka mendapat kasih sayang yang mutlak. Selain dari mereka hanya mendapat sebagian kasih itu.

Menurut tafsir Al Muyyasar:

  1. Allah adalah nama bagi Rabb Tabaraka wa Taala yang disembah dengan haq.
  2. Allah adalah nama Allah yang paling khusus.
  3. Ar Rahman, rahmatNya mencakup seluruh makhluk.
  4. Ar Rahim, Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin.

Menurut tafsir Ibn Katsir:

  1. Ulama sepakat bahwa basmalah merupakan salah satu ayat dari surat An Naml.
  2. Ada perselisihan apakah basmalah merupakan ayat sendiri pada permulaan tiap-tiap surat atau hanya ditulis pada tiap-tiap permulaan surat saja. Apakah basmalah merupakan bagian dari satu ayat pada tiap-tiap surat atau memang demikian dalam surat Al Fatihah, tidak pada yang lainnya atau basmalah sengaja ditulis untuk memisahkan antara surat.
  3. Ada perbedaan pendapat pembacaan basmalah dalam salat.

Ayat 2

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.

Merupakan isyarat kepada tauhid uluhiyyah dan juga rububiyyah.

Poin-poin penjelasan.

Menurut tafsir As Sa’di:

  1. Segala puji bagi Allah adalah pujian kepada Allah karena: sifat-sifat kesempurnaan, perbuatanNya antara karunia dan keadilan, sempurna hanya bagiNya dalam segala bentukNya.
  2. Rabb semesta alam, sang pemelihara sekalian alam. Alam adalah siapa saja selain Allah.
  3. Pemeliharaan Allah terhadap makhlukNya. Umum: menciptakan makhluk, memberikan rezeki, memberikan hidayah. Khusus: memelihara kekasih-kekasihNya dengan keimanan, membimbing mereka. Hakikatnya adalah pemeliharaan bimbingan (taufik) kepada segala yang baik dan menjauhkan dari kejahatan.

Menurut tafsir Al Muyassar:

  1. Perintah dari Allah kepada hamba-hambaNya agar memujiNya.
  2. Dialah pencipta seluruh makhluk, mengurus, dan memeliharanya.

Menurut tafsir Ibn Katsir:

  1. Alhamdulillah ialah segala syukur hanya kepada Allah sebagai imbalan yang Dia limpahkan kepada hamba-hambaNya yang berupa nikmat yang tidak terhitung.
  2. Dia mengingatkan dan menyeru agar semuanya dijadikan sarana untuk mencapai yang abadi di dalam surga yang penuh dengan kenikmatan.

Demikianlah hasil tadabur Al Fatihah ayat 1 dan 2 yang saya lakukan yang pastinya masih banyak kurangnya. Namun setidaknya ini bisa sebagai awalan untuk memulai kebiasaan baik untuk lebih dekat dengan Al Qur’an.

Sumber rujukan:

  1. As Shahib: Al Qur’an dan Terjemahan
  2. Tadabur Al Qur’an, Syaikh Adil Muhammad Khalil, Pustaka Al Kautsar
  3. Aplikasi Qur’an Tadabur (tafsir As Sa’di, tafsir Al Muyassar, tafsir Ibn Katsir)

Belajar · buku · coretan · KLIP

Ulasan: Keluarga Cemara 1

Judul buku: Keluarga Cemara 1

Penulis: Arswendo Atmowiloto

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Jumlah halaman: 285

***

Pasti sudah banyak tahu mengenai film Keluarga Cemara yang ngehits di tahun 90an walaupun saya tidak memiliki ingatan yang kuat mengenai keseluruhan ceritanya.

Pada tahun 2019 film Keluarga Cemara juga ditayangkan di bioskop-bioskop di Indonesia. Tentunya dengan pemain-pemain yang berbeda dengan yang tayang di tahun 90an. Dan saya tidak menontonnya.

Beberapa hari yang lalu melihat ada buku Keluarga Cemara 1 tersedia di EPerpusdikbud. Tanpa piker panjang, saya langsung meminjamnya. Di EPerpusdikbud tersedia juga buku Keluarga Cemara 2 yang sedang saya pinjam. Entah akan berapa kali pinjam baru akan tuntas. Buku 1 saya tuntaskan setelah meminjam dua kali. Di EPerpusdikbud, durasi peminjaman 7 hari. Lebih panjang daripada di Ipusnas.

Baiklah, saya akan menceritakan tentang buku ini. Sudah banyak yang tahu secara garis besar isi cerita, maka saya anggap cerita saya di sini bukan spoiler ya. Hehehe

Dalam cerita ini kita mengenal sosok Abah yang sangat jujur dan teguh pendirian. Tadinya Abah ini adalah seorang pengusaha yang sukses dan kaya. Namun karena ditipu oleh keluarga sendiri jadilah Abah bangkrut dan pindah ke kampung di Tasikmalaya. Tanah yang ditempatinya kini, dulu dibeli Abah dengan tidak sengaja karena ingin membantu salah satu karyawan yang sedang membutuhkan uang.

Kalau di https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_Cemara_(film) disebutkan bahwa mereka pindah ke desa di Kabupaten Bogor. Dan tidak juga disebut pemeran Ara.

Ciri khas yang paling jelas dalam cerita ini adalah opak. Setiap hari Ema membuat opak dan Euis yang menjajakannya berkeliling kampung setiap hari. Euis adalah anak tertua dari Abah dan Ema. Euis memiliki adik bernama Cemara yang dipanggil Ara dan Ragil yang dipanggil Agil.

Sebagai anak tertua, Euis lah yang memiliki tanggung jawab lebih besar di rumah. Selain menjajakan opak, dia juga membantu mengurus adik-adiknya yang sering kali membuat ulah sehingga dia marah. Biar begitu dia tetap telaten menjalaninya.

Euis adalah satu-satunya anak yang masih sempat merasakan hidup sebagai orang kaya di Jakarta dengan segala kemewahannya. Namun pindah ke kampung dengan kehidupan yang sulit tidak membuatnya sedih berkepanjangan. Kebiasaan bersih pun masih dia bawa ketika tinggal di kampung. Sehingga dia tidak akan betah apabila apabila bagian rumah ada yang kotor. Misalnya ketika kamar mandi kotor atau pesing maka dia akan bersegera menyikat dan membersihkannya.

Tokoh yang paling kuat di sini adalah Abah. Dengan Abah, masalah apapun akan beres. Abah bisa menyelesaikan masalah anak-anaknya dengan hanya berbicara. Abah begitu bijaksana dalam bertutur. Abah begitu tegas menanamkan nilai-nilai kejujuran.

Abah keren, bisa melakukan segala pekerjaan tukang. Yang lebih keren lagi buat orang kampung adalah Abah bisa membetulkan mobil, mengendarai mobil, berbahasa Inggris, menyetel piano. Itu semua adalah bukti kalau sebenarnya Abah pernah kaya, pernah akrab dengan itu semua.

Buku ini terdiri dari tiga bagian (kalau saya tidak salah ingat). Dalam satu bagian ada beberapa cerita, mungkin sekitar sepuluh cerita. Yah beginilah kalau baca buku digital, suka malas membolak-balik halaman lagi. Yang sudah dibaca ya sudah. Tetap seru, kok. Saya suka, kisah sederhana namun sarat makna. Mau juga suatu saat nanti bisa membuat cerita sederhana yang dekat dengan kehidupan sehari-hari dan sarat makna. Loh malah jadi curhat. Yang jelas harus belajar dulu. Hehehe

Sekarang saya sedang menuju buku Keluarga Cemara 2. Dan sepertinya saya akan bolak-balik pinjam di EPerpusdikbud karena ini sudah beberapa hari di device saya tetapi belum ada progres.

Yuk pinjam bukunya di EPerpusdikbud, mumpung belum rebutan. Hehehe

Belajar · coretan · KLIP · QuranJournal

Catatan Live Tadabur Keutamaan Al Fatihah

Live tadabur keutamaan Al Fatihah dan pembahasan ini membuka rangkaian acara Qur’an Journaling Challenge & Live Tadabur “Reflect & Act Upon Surah Al-Fatihahyang diadakan oleh @thequranjournal.id.

Materi disampaikan oleh Ustadz Ridho Abdul Fattah, Lc. pada hari Ahad, 11 Juli 2021 melalui zoom dan tidak ada rekamannya sehingga kami harus menyimak baik-baik kalau ingin dapat menyerap ilmu semaksimal mungkin.

Ustadz Ridho Abdul Fattah, Lc. mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Ibadurrahman (2003-2008) kemudian Universitas Tunisia (2011-2014) lalu Darul Mustafa Tarim, Hadhramaut, Yaman (2014-2019). Aktivitas sehari-hari beliau adalah mengisi ta’lim di pesantren, masjid-masjid, Nabawi TV, dan staf pengajar di pondoksanad.com.

Berikut adalah catatan yang bisa saya tangkap dari yang beliau sampaikan pada Ahad kemarin.

Pertama beliau menyampaikan bahwa apabila tidak ada Al Fatihah dalam salat maka salatnya tidak sah. Dalilnya adalah “tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab” (HR. Al Bukhari 756, Muslim 394) dan “setiap shalat yang di dalamnya tidak dibaca Faatihatul Kitaab, maka ia cacat” (HR. Ibnu Majah 693, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).

Beliau juga menegaskan bahwa Al Qur’an harus ditadaburi berdasarkan Qur’an surah Shad ayat 29.

“Kitab (Al-Qur’an) yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran”

Beliau menyampaikan ada tiga penamaan Al Fatihah:

  1. Al Fatihah (fatihatul kitab) karena surah ini merupakan pembuka surah dalam Al Qur’an.
  2. Ummul Qur’an (kitab) karena surah ini adalah ashful amran (mohon koreksi kalau salah dalam penulisan), asal muasal Qur’an. Mengandung keseluruhan isi Qur’an.
  3. As-Sab’u Al Matsani karena jumlah ayatnya adalah tujuh. Ada riwayat bahwa Al Fatihah ini turun dua kali yaitu di Makkah dan Madinah (setelah Rasulullah selesai isra mi’raj). Namun yang paling rajih adalah Makkiyah.

Fadhilah atau keutamaan Al Fatihah:

  1. Rukun qouli mutlak, yaitu syarat sah salat menurut Imam Syafi’i.
  2. Surah yang memiliki kedudukan yang agung
  3. Bisa menjadi wasilah bagi kesembuhan

Komposisi isi Al Fatihah adalah tauhid dan rangkuman seluruh kitab.

Taawudz.

Taawudz bukan merupakan bagian dari Al Fatihah dan juga bukan bagian dari surah yang lain. Basmalah termasuk bagian Al Fatihah dan setiap membaca tetap didahului dengan membaca basmalah.

Allah berfirman dalam Qur’an surah An Nahl ayat 98.

“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.”

Menurut jumhur ulama, Sunnah membaca taawudz sebelum membaca Al Qur’an baik di dalam salat maupun di luar salat.

Kapan kita membaca taawudz:

  1. Sedang kesal atau berantem.
  2. Mau masuk WC sebagai penghalang agar jin tidak melihat aurat kita.
  3. Mau masuk masjid.
  4. Hendak bepergian.
  5. Saat mampir di suatu tempat.
  6. Saat mimpi buruk.
  7. Ketika mendengar lolongan anjing atau ringkikan keledai yang berarti mereka sedang melihat setan.

Demikianlah catatan saya yang banyak kurangnya. Semoga bisa menjadi pengingat diri dan siapa pun yang membacanya. Dan semoga saya bisa istiqomah melakukan Qur’an Journaling.

Referensi pendukung:

Ash-Shahib, Qur’an dan terjemahan

Tadabur Al Qur’an, Syaikh Adil Muhammad Khalil, Al Kaustar

Belajar · buku · coretan · KLIP · ReadAloud

Ulasan: The Read-Aloud Handbook

Judul buku: The Read-Aloud Handbook

Penulis: Jim Trelease
Penerjemah: Arfan Achyar, HP Melati

Penerbit: Noura

Jumlah halaman: 359

***

Entah berapa kali saya meminjam buku ini di ipusnas untuk bisa menyelesaikan membaca bukunya. Buku dengan sampul menarik tetapi memerlukan perjuangan untuk menyelesaikannya. Bisa jadi karena saya membacanya melalui gawai sehingga mata lebih cepat lelah. Bisa jadi juga karena pada buku tersebut banyak dipaparkan data-data dari hasil penelitian mengenai seberapa besar dampak membacakan nyaring terhadap anak. Jujur, ingin rasanya saya lewati membaca data-data tersebut tetapi sayang walaupun saya tidak bisa mengingat dengan detil data-data tersebut.

Dengan membaca buku ini saya mendapat pembenaran mengenai membacakan nyaring kepada Tole yang tahun ini akan berusia 11 tahun.

Beberapa kali saya diprotes oleh keluarga, terutama oleh mbahnya Tole ketika tahu bahwa Tole masih sering dibacakan. “Masak udah gede, udah bisa baca sendiri masih dibacain juga!” begitu komentar yang sering masuk ke saya.

Sampai saat ini saya masih membacakan nyaring kepada Tole karena Tole menikmati dibacakan dan saya menikmati saat membacakan. Sesederhana itu. Bahkan saat saya membacakan untuk Tole, ayahnya pun ikut mendengarkan.

Seperti juga Jim Trelease, dia membacakan buku kepada anak-anaknya karena dulu ayahnya melakukan hal tersebut kepadanya. Dia tidak ingin melupakan saat-saat itu karena hal tersebut sangat menyenangkan. Dia ingin anaknya juga merasakan hal yang sama.

Membacakan nyaring adalah salah satu cara yang mudah dan murah untuk meningkatkan nilai-nilai anak di sekolah yang bisa dilakukan oleh keluarga mana pun asal orang tua mau meluangkan waktu. Tak harus berjam-jam, cukup 10 sampai 15 menit sehari.

Membacakan nyaring juga membantu anak memperkaya kosa kata. Oleh karena itu jangan remehkan anak dengan membacakan buku dengan buku yang diperuntukkan untuk anak usia di bawahnya. Bacakanlah anak buku dengan kosa kata yang kaya maka kata-kata tersebut akan tersimpan di telinganya (dan otaknya) yang kemudian akan membantunya meningkatkan kemampuan berbicara, membaca, dan menulis.

Membacakan nyaring bisa dimulai dari bayi dalam kandungan. Dan membacakan nyaring juga masih efektif buat orang dewasa juga lho!

Orang dewasa pun masih bisa menikmati dibacakan nyaring dan mendapatkan manfaatnya. Asal ada yang mau membacakannya ya. Hehehe.

Lalu timbul pertanyaan, bagaimana kalau anak ingin membaca sendiri. Nah, itulah tujuan dari membacakan nyaring. Memang yang diharapkan dari membacakan nyaring adalah menginspirasi anak mau membaca sendiri. Membaca sendiri dan dibacakan adalah dua hal yang berkaitan dan sangat menguntungkan.

Buku ini adalah buku tentang bagaimana anak jatuh cinta dengan buku dan tetap cinta membaca sepanjang hayat. Dalam buku ini juga dipaparkan banyak rekomendasi buku-buku untuk membacakan nyaring tentunya versi bahasa Inggris.

Di akhir buku juga diberikan beberapa rekomendasi buku untuk membacakan nyaring menurut Read Aloud Indonesia. Buku-buku Clara Ng dan Arleen banyak direkomendasikan dan juga buku Sam Di Gi (Bocah yang tidak bisa membaca). Buku-buku tersebut ada ipusnas. Saya sudah banyak membaca buku-buku Clara Ng melalui ipusnas. Dan saya akan lanjut membaca buku Arleen dan Sam Di Gi. Tentunya saya membaca untuk diri saya sendiri karena Tole tidak mau dibacakan buku-buku tersebut. Saya biarkan dia memilih buku akan dibacakan karena kami juga memiliki sejumlah buku-buku berbentuk fisik.

Walaupun terasa berat membaca buku tersebut tetapi isinya sangat membahagiakan dam membuat saya lebih bersemangat membacakan nyaring untuk Tole. Dan saya tidak khawatir Tole akan terus ketergantungan dengan saya dalam hal membaca. Buktinya selain dibacakan, dia mau membaca buku sendiri. Sekarang dia lagi khusyu membaca buku Detektif Conan yang belikan, bekas dan dengan seri tidak urut. Semoga Tole semakin cinta buku dan cinta membaca walaupun anak masa kini tetap masih akrab dengan gawai.