Masih dalam rangkaian acara “Qur’an Journaling Challenge & Live Tadabur “Reflect & Act Upon Surah Al-Fatihah” yang diadakan oleh @thequranjournal.id.
Setelah mendapatkan tiket Live tadabur Al Fatihah sesi 3 yang membahas ayat 3 dan 4. Kini saatnya menyimak penjelasan dari Ustadz Ridho Abdul Fattah, Lc.
Sebelum Ustadaz menyampaikan penjelasan mengenai ayat 3 dan 4, ada peserta yang menyampaikan hasil tadaburnya. Masya Allah.
Kemudian masuk ke penjelasan per ayat.
Ayat 3
Arrahmanirrahim
Merupakan wujud dari kasih sayang Allah atau perhatiann Allah. Tumbuh kembangnya kita adalah kasih sayang dari Allah.
Mengapa diulang padahal sudah ada di basmalah?
Ada sebuah kaidah atau pepatah Arab yang mengatakan bahwa membangun satu makna yang baru lebih baik daripada penguatan.
Arrahmannirrahim pada basmalah dan pada ayat 3, makna dasarnya adalah sama. Namun ada satu makna yang sangat agung.
Wahai hamba-hambaKu, Aku adalah Zat. Wujud kasih sayang. Aku tidak tidak menciptakan sesuatu yang sia-sia. Aku adalah zat yang ketika menciptakan sesuatu maka aku akan memperhatikannya.
Allah adalah zat yang memberikan segala kebutuhan kita.
Rahman dan Rahim pada ayat 3 adalah untuk mengingatkan kita bahwa Allah menciptakan kita maka Allah melimpahkan kasih sayangNya.
Kasih sayang Allah adalah konsekuensi Rabbul ‘alamin maka ada sifat yang kita contoh.
Setiap kita adalah “rabb”, maksudnya adalah sosok yang diamanahi Allah kepemilikan, memiliki mata dan anggota tubuh lainnya, memiliki anak.
Kita harus memiliki kasih sayang dan perhatian kepada anak. tidak hanya masalah makan dan pakaian tetapi juga masalah pendidikan dan gizi. Segala hal yang diminta anak dan kita turuti adalah suatu hal yang membaca kepada kebaikan.
Kita memiliki karyawan atau anak buah, kita harus memperhatikan kesejahteraan karyawan dan keluarganya. Lunasi upahnya sebelum keringatnya kering.
Banyak terjadi pada yang mulai berhijrah. Biasanya mereka mempersempit makna berhijrah, hanya fokus pada pada ibadah. Mereka lupa akan kasih sayang dan etika sosial.
Dikisahkan oleh Abdullah bin Ja’far.
Suatu ketika aku diboncengi Rasulullah. Beliau membisikkan suatu rahasia. Beliau ingin buang hajat. Saat buang hajat beliau maunya di tempat tertutup. Kemudian beliau masuk ke dinding yang dipasang oleh kaum anshar. Setelah itu beliau melihat unta menangis. Karena beliau raufur Rahim, beliau mengelus-elus unta tersebut dan bertanya, “Siapa kah pemilik unta ini?”
“Itu unta saya,” kata seorang pemuda anshar.
Rasulullah menegurnya, “Tidakkah engkau pelihara unta ini. Dia lapar.”
Allah menciptakan hamba-hambaNya kemudian memberikan rezeki dan segala kebutuhannya.
Ayat 4
Malikiyaumiddin
Maliki diambil dari kata malaka yang secara makna benar. Namun malaka tidak diriwayatkan maka jangan membaca malaka.
Makna malik. Malaka yamliku adalah yang memiliki, menguasai, mengatur.
Din secara bahasa, bisa dimaknai sebagai syariah atau kepercayaan agama dan bisa juga dimaknai sebagai al hisab al jaza.
Din diartikan yaumul hisab.
Hasaba yuhasibu artinya menghitung.
Dain artinya hutang.
Sabda Rasulullah: orang yang cerdas adalah orang yang menghitung amalannya sehingga mempersiapkan bekal akhirat.
Allah pemilik hari pembalasan.
Akhirat adalah satu yang pasti.
Mencari ridho Allah adalah standar yang lebih tinggi daripada berharap surga.
Setiap manusia akan mampir ke neraka.
Allah menciptakan 100 kasih sayang. Allah turunkan 1 ke dunia dan Allah simpan yang 99 di akhirat.
Demikianlah catatan saya dari Live Tadabur Al Fatihah Sesi. Namun semoga catatan kecil ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh saya dan yang membacanya.