Belajar · coretan · KLIP · ReadAloud

Catatan Komidi Kelas Read Loud

Saat melihat feed @readingbugs dan ada kelas Read Aloud III, saya langsung cek agenda. Begitu tidak ada bentrok dengan agenda lain, saya langsung mendaftar padahal saya sedang proses mendaftar ToT RA (Training of Trainer) Depok 6 yang akan dimulai bulan Agustus nanti. Saya sudah tidak sabar dan yang lebih menarik lagi adalah ini kelas free. Hehehe

Pada hari Kamis, 15 Juli 2021, kami menyimak penjelasan Bu Roosie Setiawan melalui ruang zoom. Ibu Roosie Setiawan adalah founder Reading Bugs (Komunitas Read Aloud Indonesia), pegiat Read Aloud, dan penulis buku Membacakan Nyaring

Berikut adalah beberapa poin yang saya tangkap.

Pada membacakan nyaring, anak-anak juga akan memiliki hubungan yang positif dengan orang dewasa yang membacakan.

Membacakan nyaring membangun kemampuan literasi ketika anak memiliki keterikatan dengan aktivitas tersebut.

Anak yang merasa ada keterikatan selama pembacaan akan memiliki motivasi lebih besar untuk membaca dan memiliki kemampuan literasi yang lebih baik.

Dalam membacakan nyaring, anak harus ikut melihat dan memegang buku. Berbeda dengan dongeng.

Ada 6 kemampuan literasi dini:

  1. Narrative Skill (Berbahasa lisan/bertutur)
  2. Letter Knowledge (Pengetahuan huruf)
  3. Print Awareness (Kesadaran terhadap materi cetak)
  4. Phonological Awareness (Kesadaran fonologis)
  5. Print Motivation (Minat terhadap materi cetak)
  6. Vocabulary (kosa kata)

Urutan mengembangkan literasi dini adalah bercakap-cakap, bermain, bernyanyi, kemudian membacakan nyaring (terjadi selama bermain dan kehidupan sehari-hari di tahun-tahun awal (0-3) dalam kehidupan seorang anak.

Bu Roosie mengajak kita untuk memperhatikan aspek-aspek membacakan nyari, yaitu: berapa menit, apa yang didapat, apa yang dirasakan.

Kemudian Bu Roosie memberikan contoh membacakan nyaring dengan membaca buku “1, 2, 3 Selamatkan Teman Bima” dan kita diminta mencatat berapa menit yang dibutuhkan untuk menyelesaikan buku tersebut.

Membacakan nyaring diawali dengan menceritakan isi sampul. Kemudian berinteraksi dengan anak dengan meminta anak untuk menyebutkan 10 teman Bima. Buku ini bercerita tentang hilangnya teman Bima karena tertimbun sampah. Setelah sampah dibersihkan, ditemukan teman Bima. Anak diminta untuk menghitung teman Bima ternyata jumlahnya baru ada 8. Kemudian Bima mencari temannya lagi dengan membersihkan sampah. Akhirnya ketemu lah teman Bima yang 10 itu. Anak diajak mengenali teman-teman Bima dengan menyebutkan nama-nama binatang.

Saya ikut menghitung berapa menit total untuk membacakan nyaring, ternyata hanya 8 menit!

Apa yang didapat? Kalau saya tidak salah ingat adalah anak bisa mengidentifikasi nama-nama binatang.

Apa yang dirasakan? Tentu anak senang dan terbangun kedekatan antara yang membacakan (orang tua) dengan anak.

Membacakan nyaring membangun kosa kata anak. Kosa kata adalah modal untuk berbahasa dan berkomunikasi. Kosa kata yang banyak adalah modal untuk berbicara.

Tahapan membacakan nyaring adalah sebagai berikut:

  1. Persiapan, ada 4 langkah: tahapan membaca anak, tujuan membacakan nyaring, pemilihan buku, pra baca.
  2. Sebelum: aktifkan pengetahuan.
  3. Saat: respon dan interaktif.
  4. Setelah: pikirkan, ceritakan kembali, diskusikan.

Tahapan membaca anak adalah sebagai berikut:

  1. 0-3 tahun; bayi, balita; pramembaca.
  2. 3-6 tahun; PAUD, TK; membaca dini.
  3. 6-9 tahun; SD kelas rendah; membaca awal.
  4. 9-12 tahun; SD kelas tinggi; membaca lancar.
  5. 12-15 tahun; SMP; membaca lanjut.
  6. 15-18 tahun; SMA; membaca mahir.
  7. > 18 tahun; dewasa; membaca kritis.

Memilih buku untuk membacakan nyaring:

  1. Topik disukai anak.
  2. Sesuai dengan perkembangan psikologis anak.
  3. Buku harus yang baik dan benar.
  4. Ada keterkaitan antara teks dan visual.
  5. Tampilan buku menarik.

Sebelum membacakan nyaring:

  1. Tunjukkan sampul buku atau bacaan yang akan dibacakan dan menyebutkan gambaran singkat cerita/melatih anak melakukan prediksi.
  2. Sebut judulnya, pengarang, dan illustrator.
  3. Gali pengetahuan latar atau pengetahuan umum anak-anak.
  4. Mulai menyusuri ilustrasi kalau ada dalam buku atau bahan bacaan.

Saat membacakan nyaring:

  1. Bantu anak-anak untuk mendengarkan dan merasakan adanya cerita yang mengalir. Bacakan dengan suara yang dapat didengar anak-anak dan tidak terlalu cepat.
  2. Tetap tanggap dan berkomunkasi dengan anak-anak. Jaga interaksi dengan anak-anak. Jadikan untuk berbagai informasi, ajang diskusi.
  3. Minta anak-anak bertanya.
  4. Ajak anak-anak mengungkapkan secara lisan apa yang didengar atau dibacakan dan apa yang dipikirkan (think aloud).

Setelah membacakan nyaring:

  1. Minta anak-anak mengajukan pertanyaan seandainya anak-anak tidak bertanya.
  2. Minta anak-anak menceritakan kembali dengan kata-katanya sendiri,
  3. Letakkan buku atau materi bacaan di tempat yang mudah dijangkau anak.

Ada metode 5 fingers menceritakan kembali, kita bisa tanya:

  1. Tokoh
  2. Setting atau kejadian
  3. Kapan kejadian (awal, tengah)
  4. Konflik
  5. Akhirnya

Demikian yang saya dapatkan ketika mengikuti Komidi Kelas Read Loud. Semoga bermanfaat sebagai catatan saya dan yang membacanya.    

Leave a comment